Pemuda di Hutan

1.6K 154 1
                                    

"aku bertemu dengan seorang pemuda di hutan. kami membidik rusa yang sama. Panah kami berdampingan. Tapi panahku mengenainya lebih dalam, jadi aku yang berhak memilikinya. Tapi bukan itu yang aku pikirkan mama'. Baru pertama kali aku bertemu dengan seorang pemuda."

Ladepa terus membelai rambut Nimari yang berbaring diatas pangkuanya. sambil mendengarkan ceritanya tentang hari ini, "lalu, apa dia mengajakmu berkenalan?" tanya Ladepa.

Nimari mengangguk, "iya, dia bahkan mengajakku berburu bersama. Aku tidak menghiraukanya. Bagaimana bisa aku berburu bersama dengan seorang pemuda asing. Tapi mama', kenapa sosoknya itu sangat menggangguku? Aku tidak bisa melupakanya, bahkan sampai saat ini." Nimari mendesah, hatinya merasa terganggu dengan sosok pemuda di hutan yang ia temui hari ini.

"sepertinya mama' tau apa gerangan penyebab kegundahan hatimu, Nimari." Ladepa memegang dagunya. Sambil mengangguk dan tersenyum kecil. Seolah tau apa yang terjadi kepada anak yang dia asuh selama sembilan belas tahun.

"apa.. apa penyebab ini semua, mama'?" Nimari mendongak menatap Ladepa yang sibuk memegang dagunya sambil mengangguk.

"kau.. Sedang jatuh cinta, Nimari."

Mendengar Ladepa menerka isi hatinya, Nimari sontak bangun sambil membelalakkan matanya di depan Ladepa. "jatuh cinta? Tidak.. Tidak mungkin aku jatuh cinta kepada seorang pemuda hutan yang pertama kali aku temui, mama'." Nimari menepis dugaan Ladepa.

Melihat wajah anak asuhnya yang bersemu merah membuat Ladepa terkekeh. "anakku, kau adalah gadis hutan yang suci. Kau tak pernah mengenal cinta ataupun pria lain selain mama'."

Nimari terdiam sejenak, dia memutar bola matanya seolah mengingat sesuatu, "dia tidak memiliki rajah di kedua tanganya."

Pernyataan Nimari barusan membuat Ladepa menatap Nimari serius. "benarkah? Dia jelas bukan berasal dari suku dayak Muntai."

Nimari mengangguk, rajah adalah identitas bagi kaum dayak. Baginya yang berasal dari dayak Rengkang, rajah yang seharusnya mereka miliki terdapat pada lengan tangan mereka. Bermotif tinggang yang melambangkan sebuah kekuasan langit. Karena dahulunya, kerajaan Rengkang adalah sebuah kerajaan makmur melebihi kerajaan Muntai. Sedangkan Muntai memiliki rajah bemotif jata. Melambangkan kekuasaan bumi.

"Mungkin dia hanyalah pemuda biasa yang berasal dari desa. Atau suku kecil dayak. Tidakkah kau melihat di dada, Nimari?' tanya Ladepa penasaran.

Nimari menggelengkan kepala, "baju upak nyamu miliknya menutupi seluruh badan dan sedikit lengannya."

Ladepa mengangguk paham. "Tidak mungkin jika dia menutup rajah kebanggaanya. Dugaan mama' sepertinya benar, dia adalah pemuda desa biasa."

Ladepa merebahkan badanya di ranjang kayu yang keras. Badanya yang kian hari kian lemah membuatnya untuk terus berada di ranjang. Nimari dengan sigap mengambil sebuah cawan berisi ramuan buatanya dan menyerahkanya kepada Ladepa.

Ladepa perlahan meneguk ramuan Nimari. Sekilas dia melihat rajah di tangan kiri Nimari. Ukiran bermotif bunga terong yang dia ukir ketika Nimari menguasai ramuan yang dia ajarkan.

"kenapa mama' tidak memberiku rajah Rengkang di tanganku?" kata Nimari sambil memegang rajah milik Ladepa.

"kau adalahsatu-satunya keturunan raja Nabadau dan Namia yang masih hidup. Mama' tidakingin engkau ditindas sebagai budak di Rengkang, di kerajaanmu sendiri.Hiduplah bebas Nimari, seperti permintaan terakhir ratu Namia, Indumu.."

rajah  = tatto

tinggang = burung enggang, atau biasa disebut burung rangkok

jata = Naga

upak nyamu = Berasal dari kulit kayu nyamu yang dipipihkan

The Heart Of KapuasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang