Dendam Nimari

1K 124 0
                                    

Nimari menggenggam sebuah permata berwarna biru laut yang menggantung di lehernya. Satu-satunya peninggalan ayahnya yang diberikan kepada Ladepa sebelum bertarung dengan Peguntur. Permata biru laut melambangkan kekuasaan kerajaan Rengkang yang dahulunya luas dan makmur. Seluas langit alam Kapuas dengan kekayaan emas melimpah yang berada di tepi sungai kapuas milik kerajaan Rengkang.

"mama'.. Aku berjanji, bahwa suatu saat nanti akan kubalaskan dendam bapa induku kepada Peguntur. Dengan usahaku, dengan tekadku, akan kuambil apa yang telah peguntur ambil dari kalian." Mata Nimari membara ketika berbicara perihal Peguntur.

Ia lalu bangkit dari tidurnya disamping Ladepa yang lemah. Ia bersumpah kepada dirinya sendiri untuk merebut kerajaannya kembali, kerajaan Rengkang. Nimari menatap Ladepa sekilas, lalu hendak pergi mencari tanaman obat-obatan yang berada di dalam hutan.

"Nimari..." Ladepa menggenggam pergelangan tangan Nimari. Tampaknya dia mendengar sumpah Nimari ketika berbaring disampingnya.

"mama', aku hendak mengambil tanaman di hutan. Tunggulah sebentar, Nimari akan membuatkan ramuan untuk mama'," Nimari memegang tangan Ladepa yang berkeringat.

Ladepa menggelengkan kepala. Perlahan dia mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. "anakku, janganlah kau membalas perbuatan Peguntur."

Nimari melepaskan genggaman Ladepa. Bagaimana bisa Ladepa mengatakan hal seperti itu setelah apa yang dilakukan Peguntur kepada mereka. "apa maksud mama'?"

"Nimari, aku tidak memberimu rajah tinggang melainkan aku memiliki alasan."

"alasan apa?" tanya Nimari penasaran. Selama ini Ladepa selalu saja menolak permintaan Nimari untuk mengukir rajah di lengannya. Ladepa enggan memberinya alasan, baginya rajah yang diukir di punggung tangan kanan Nimari sudahlah cukup.

"agar suatu saat kau keluar dari hutan ini setelah mama' tiada, kau hanya dikenal sebagai seorang tabib yang ahli meramu obat. Bukan sebagai masyarakat Rengkang."

"kenapa? Aku bangga dengan kerajaanku mama', dengan negeriku, dengan wilayahku ! tidak seharusnya mama' memberi keputusan tanpa persetujuanku. karena akulah putri dari Raja Nabadau. Dan akulah yang berhak memberi keputusan atas diriku."

Ladepa memejamkan matanya sejenak sambil menghela nafas panjang. Satu hal yang tidak Nimari ketahui, bahwa dirinya sangat menyayangi Nimari melebihi dirinya sendiri. Baginya Nimari adalah sebuah harta dan wasiat dari raja yang selama ini dia junjung, Nabadau.

"mama' tidak ingin kau menjadi budak di negerimu sendiri. Kau lebih berharga daripada nyawa mama', Nimari. Hanya ini yang mama' bisa lakukan kepadamu untuk memenuhi janjiku kepada mendiang bapamu. Untuk melindungimu."

"mama' sama saja tidak menganggapku sebagai masyarakat di negeriku sendiri." Jawab Nimari kesal.

"tidak anakku, tidak.. Kau cukup memiliki lencana itu," tunjuk Ladepa di leher Nimari.

Dia menggengam permata berwarna biru laut di dadanya. Seketika bibir Nimari bergetar. Dia teringat akan mendiang orang tuanya yang tidak pernah ia temui. Sedih, amarah, dendam semakin menjadi terlihat di pelupuk mata Nimari.

Ladepa perlahanbangkit dari ranjangnya lalu memeluk Nimari. "lencana itu adalah lambangkerajaan Rengkang anakku, jangan kau biarkan jatuh ke tangan Peguntur. Sebabjika itu memang terjadi, jatuhlah semua kekuasaan Rengkang di tangannya. Ituadalah warisan Rengkang, dan juga warisan bapamu."


bapa = Ayah

indu = ibu

The Heart Of KapuasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang