Menutup diri

794 99 2
                                    

"bukankah itu sudah jelas... Aku hanya ingin kau tidak terlalu menutup diri dan berdiam diri di hutan ini selamanya." Jawab Simbara.

Nimari memasukkan mandaunya di sarung yang berada di pinggangnya. Melihat itu, Simbara tersenyum kecil. " baiklah, aku akan pergi jika itu yang kau inginkan." Simbara memegang lehernya yang mengeluarkan darah lalu pergi meninggalkan Nimari.

Bibir Nimari bergetar sambil menatap kaku kepergian Simbara yang lehernya terluka akibat mandaunya. Dia tampak kesal dengan pernyataan Simbara yang memojokkanya sebagai gadis hutan.

Nimari mengurungkan niatnya untuk membiarkan Simbara terluka, dia hanya berfikir bahwa luka di lehernya akan semakin terbuka jika tidak segera diobati. Dia lalu mengejar Simbara, dan memegang pergelangan tanganya untuk menghentikan Simbara.

"kenapa?" Tanya Simbara menatap Nimari terengah-engah.

"kema-ri.." Nimari mengatur nafasnya, "beristirahatlah di gubukku. Akan kuobati lukamu."

Simbara mengerutkan dahinya, dia hanya mengangguk ragu dan mengikuti langkah Nimari menuju gubuknya. Tak sedetikpun Nimari melepas tangan Simbara dari genggamanya sampai masuk di dalam gubuknya.

"duduk dan berbaringlah.." Nimari mendudukkan Simbara di ranjang Ladepa.

Simbara mengikuti perintah Nimari lalu berbaring di ranjang Ladepa. Dari kejauhan, ia melihat Nimari mengambil beberapa dedauan.

"jangan terus menatapku, tidurlah.. Aku yakin kau tidak tidur semalam." Sahut Nimari sambil menumbuk dedaunan.

"baiklah.." Simbara lalu memejamkan matanya. Tubuhnya benar-benar merasa lelah dan lemas.

Nimari lalu mendekati Simbara yang memejamkan matanya. Dia melihat luka mandaunya hampir mengenai rajah bermotif rekong yang terukir jelas di lehernya. Diambilnya beberapa dedaunan halus dan ditempelkannya diatas luka Simbara yang terluka. Membuatnya mengernyit kesakitan dan sontak memegang pergelangan tangan Nimari,

"lakukan dengan perlahan." Kata Simbara sambil menahan sakitnya.

Nimari mengangguk, "baiklah," lalu memegang tangan Simbara dan meletakkanya.

Satelah menutup luka oleh tanaman obat, Nimari membalut leher Simbara dengan sehelai kain. Sesekali mereka saling menatap, namun ketika itu terjadi Nimari terlebih dahulu mengalihkan pandanganya.

"kenapa.. Kau tidak melawanku?" tanya Nimari ragu setelah dia selesai merawat luka Simbara

"aku tidak ingin jika aku melakukannya, kau akan jadi membenciku."

Nimari memutar bola matanya, perkataan Simbara barusan sedikit menyentuh hatinya, "aku.. tidak pernah membencimu."

Simbara tersenyum melihat Nimari lalu bangkit dan duduk disamping Nimari. "sepertinya sudah saatnya aku kembali. Matahari sudah diujung langit,"

"bukankah kau sebaiknya beristirahat sejenak disini. Kau sedang terluka, Simbara."

Simbara menggelengkan kepalanya, "aku tidak bisa tidur di dalam rumah seorang gadis tanpa adanya sebuah ikatan."

"Simbara, kau adalah seorang lelaki yang baik. Aku yakin jika bapa masih hidup, dia akan senang bertemu denganmu. Baiklah kalau begitu." Nimari menjawab pasrah. Jauh dilubuk hatinya, dia merasa kesepian.

"Nimari..."

"ya,"

"beberapa hari lagi aku akan kemari untuk mengunjungimu. Jadi, jangan bersedih."

Simbara lalu pergimeninggalkan Nimari.

The Heart Of KapuasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang