Biarkan jantung kapuas menjadi dongeng untuk selamanya..
Perkataan Ladepa benar-benar mengganggu pikiran Nimari. Ladepa menginginkan Nimari hidup bebas tanpa terikat dengan masa lalu kelam ayah dan ibunya. Tapi jauh dalam hati kecil Nimari inginkan adalah membunuh Peguntur. Bukankah nyawa harus dibalas dengan nyawa? Begitulah pikir Nimari.
Selepas membuat ramuan untuk Ladepa, Nimari segera menuju kamarnya. Ladepa yang tampak tidur dengan tenang itu terlihat pucat. Nimari meletakkan cawan tanah liat berisi ramuan di meja di dekat ranjang Ladepa. Lalu duduk disampingnya.
"mama', saatnya mama' meminum ramuan." Nimari menggoyang-goyang tangan Ladepa yang tampaknya tidak bereaksi apapun. Tangan Ladepa terasa dingin. Nimari merasa cemas.
"ma'? mama', bagunlah... tolong. Tolong bangunlah ma' Ladepa." Suara Nimari mulai bergetar, raut wajahnya menjadi cemas tak karuan.
Nimari membangunkan Ladepa, mendapati sekujur tubuh Ladepa telah dingin dan tak bernafas lagi. Nimari memeluk erat Ladepa, tangisannya pecah.
"mama'.. To-long.. Jangan tinggalkan Nimari," Nimari menangis keras, air matanya membasahi wajah Ladepa di dalam dekapanya. Ladepa kini sudah tidak bernyawa lagi. Meninggalkan Nimari sendiri untuk selama-lamanya
********
Peluh bercampur dengan sisa-sisa tanah menutupi sebagian wajah Nimari yang sembab. Seharian dia menangis tiada henti dan menguburkan Ladepa di depan gubuk kecilnya sendirian. Kini dia benar-benar sendiri diantara hutan belantara Kapuas. Sambil memegang tanah makam Ladepa, Nimari tertidur di samping Pusara Ladepa.
"Nimari.."
Suara lelaki yang dikenalnya itu memanggil namanya. Nimari membuka matanya lebar-lebar dan terbangun melihat Simbara berdiri di sampingnya sambil memasang raut wajah cemas.
"kenapa kau bisa mengetahui gubukku?!" Nimari menatap Simbara curiga, tanganya memegang gagang mandau dan bersiap untuk berdiri. Tapi tubuhnya yang letih itu tak mematuhinya, Nimari jatuh bersimpuh tepat di depan Simbara.
"apa kau masih mencurigaiku sebagai orang jahat Nimari, bahkan setelah beberapa pertemuan kita." Simbara lalu meraih tangan kanan Nimari dan melingkarkan di lehernya. Diangkatlah kedua kaki Nimari dan digendongnya menuju gubuknya.
Nimari tak bisa berbuat apa-apa dengan tubuhnya yang lemah. Simbara membaringkan dia di tempat tidur dan matanya menatap sesuatu yang menarik perhatianya. Ornamen-ornamen burung Tinggang menghiasi gubuk kecil Nimari.
"tunggu disini, aku akan mengambil air untuk membasuh wajahmu." Kata Simbara sambil berjalan menuju halaman belakang gubuk mencari sumur.
Simbara terdiam sejenak. Dia mengumpulkan satu persatu ingatanya, ornamen-ornamen tinggang, dan permata biru yang menggantung di leher Nimari. Ketika memasuki gubuk Nimari, jelas bahwa dia berasal dari dayak Rengkang. Namun, ketika melihat permata Nimari kesimpulan tertuju pada satu hal, Nimari adalah Putri Nabadau yang dicari Peguntur selama ini.
Nimari adalah putri kerajaan Rengkang...
Simbara bergumam sambil memutar bola matanya. Dadanya berdegup sangat kencang. Kedua tanganya bertumpu pada mulut sumur. Dia menatap siluet rembulan di permukaan air sambil menata hatinya atas kenyataan yang ia alami malam ini.
Di satu sisi Simbara menaikkan sudut bibirnya, dia tampak senang. Pencarian selama ini di hutan belantara Kapuas tidaklah sia-sia. Ladepa sangatlah cerdik, begitulah perkataan ma' Langkau, seorang penasehat pribadi Simbara yang selama ini menyamar menjadi pelayan istana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heart Of Kapuas
Tiểu thuyết Lịch sửSembilan belas tahun setelah pembantaian Muntai terhadap Rengkang, Ladepa sang panglima setia bersembunyi di dalam hutan bersama dengan Nimari. Nimari putri kerajaan Rengkang bermaksud untuk membalas dendam.