perjalanan ke Rengkang

26 5 0
                                    

Nimari memasukkan beberapa daun-daun kering maupun akar-akar kering bahan membuat obat-obatan ke dalam tas kecil miliknya. Simbara berdiri di samping Nimari yang sejak tadi mondar-mandir membuka laci kecil yang berisi beberapa obat yang telah ia racik.

"apa kau akan melakukan perjalanan ke rumah pasienmu, Nimari?" tanya Simbara.

"ya. aku akan pergi ke Rengkang."

mendengar nama Rengkang, Simbara yang awalnya memutar-mutar daun kering seketika berhenti, "Rengkang?" Simbara memastikan lagi sambil melirik ke arah Nimari.

"ya, kau tidak salah dengar Simbara. Aku akan pergi ke tempat dimana aku lahir." Nimari tampak Antusias.

Tanpa pikir panjang, Simbara langsung mengatakan "aku akan menemanimu?"

"tak perlu."

"kenapa."

"karena aku hanya sedang menemani Ma' Mantir mengobati pasiennya."

"mantir?" Tanya Simbara sambil mengerutkan dahinya. Rupanya selama ini dia menjadi pembantu mantir, pikir Simbara. "apakah dia seorang laki-laki muda ataukah laki-laki yang sudah tua?"

Nimari terheran, ia melihat Simbara sambil memakai tas keranjangnya. Menatap Simbara penuh heran. "ada apa dengan pertanyaanmu Simbara? memangnya kenapa jika dia masih muda?" tanya Nimari sambil menaikkan salah satu sudut bibirnya, tertawa sinis.

Simbara langsung menatap Nimari tajam. Namun Nimari tak menghiraukan Simbara dan berjalan keluar gubuk dengan santainya. Meninggalkan Simbara yang dipenuhi beribu pertanyaan dan rasa cemburu. Simbara pun berlari ke arah Nimari. Mengikuti arah Nimari pergi dan mendengus kesal di sepanjang jalan.

sesampainya di rumah Mantir, Nimari mengucapkan salam kepada Mantir. Begitu pula dengan Simbara. Namun melihat Mantir yang penuh kerutan diwajahnya dan jenggot putih menggantung membuat Simbara menghela nafas lega. Simbara pun tersenyum kecil sambil melirik Nimari.

Sedangkan Mantir, menyipitkan matanya. Ia telah siap dengan perbekalan obat-obatnya tiba-tiba menunjuk kearah Simbara "Siapa dia nak? kekasihmu?" tanpa basa-basi Mantir langsung melontarkan pertanyaan yang membuat Nimari terkejut.

"bukan."

"iya"

Dengan serentak Nimari dan Simbara menjawab berbeda. Membuat Mantir berdecak sambil menggelengkan kepala, "Dasar anak muda."

Nimari melirik sinis Simbara, sedangkan Simbara hanya tersenyum nakal. "aku ingin menikahinya Ma'. Tapi dia belum memberiku jawaban. Oleh karena itu aku terus mengikutinya." Goda Simbara, ia berbicara kepada Mantir akan tetapi tatapannya tak lepas dari Nimari.

Mantir menggelengkan kepala. Ia kemudian berjalan terlebih dahulu meninggalkan seorang pemuda di sampingnya yang tergila-gila dengan seorang gadis yang bekerja dengannya.

Nimari melihat kesal Simbara yang berjalan disampingnya sambil riang gembira. Sepertinya ia ingin memberi tahu kepada dunia bahwa Simbara ingin menikahi Nimari. Nimari lantas dengan cepat mencubit lengan Simbara, akan tetapi Simbara dengan cepat memegang pergelangan Nimari dan menariknya. Simbara mencondongkan badannya dan mencium bibir Nimari dengan cepat.

"kau.." kata Nimari dengan lirih. Ia menempelkan tangan di bibirnya tepat setelah Simbara menciumnya.

*******

Sesampainya di gerbang wilayah Rengkang, wilayah tempat kelahiran Nimari. Dahulunya memang berdiri sebuah kerajaan megah berpenghasilan emas terbaik di wilayah dayak. Membuat orang-orang yang berkunjung dan memasuki pintu gerbangnya pun takjub dan berpikir bahwa Rengkang adalah kerajaan yang makmur dan sejahtera rakyatnya.

Namun tidak dengan saat ini, sembilan belas tahun kemudian saat keturunan sah kerajaan Rengkang yang dinyatakan hilang telah ada diantara mereka, Nimari.

Kerajaan Rengkang hanya tinggal nama. Puing-puing sisa bangunan megah itu sudah sirna sejak perang saudara antara kerajaan Muntai dan Rengkang. Kini menjadi wilayah biasa dibawah kekuasaan Muntai. Rumah - rumah pun hanya ditempati oleh sisa-sisa tawanan perang Rengkang dan tawanan dari wilayah lain yang dikumpulkan di wilayah Rengkang.

Itulah sebabnya Peguntur sering menyebut Rengkang sebagai wilayah budak. Wilayah yang ia rampas secara paksa dengan memusnahkan seluruh anggota kerajaan dan masyarakatnya. Akibat iri hati sang Peguntur.

The Heart Of KapuasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang