JS XII

500 81 2
                                    

Kyungsoo POV

Terdiam ku berdiri memandangi jalanan luar yang dipenuhi daun kering berguguran. Hembusan angin sore ini membawa helaian daun terbang kesana kemari tanpa arah. Tersenyum ku menikmati keindahan senja di desa kecil pulau Jeju. Pemandangan seperti ini sangat jarang terlihat di kota besar seperti Seoul. Sesekali ku seduh teh hijau hangat di tangan ku

Berfikir ku bagaimana keadaan Baekhyun kali ini, terakhir kali aku dapat mendengarnya berteriak memanggil appanya, apakah terjadi sesuatu dengan appa nya? Setelah mendengar teriakannya tiba tiba ia pamit untuk langsung kembali ke Seoul dengan raut wajah yang tak dapat ku jelaskan, sedih dan amarah nampak tercetak jelas diwajahnya.

"Melamun eoh?" Tiba tiba suara nenek membuyarkan lamunanku, tersenyum hangat ku melihatnya yang mulai mendekat ke arahku.

"Baekhyun? Atau taehyung?" Ujarnya tiba tiba membuatku tersedak.

"Halmonie" seruku tak suka

"Aigoo, cucu manis nenek sudah besar eoh?" Goda nenek, aku hanya mampu menatap jengkel nenek yang berdiri disebelahku.

"Bagaimana keadaan rumah itu?" Tanya halmonie, kembali ku teringat tempo hari aku berkunjung ke kediaman orang tua ku.

"Kotor dan berantakan" jawabku seadanya.

"Kau merindukan mereka?"

"Anak mana yang tak merindukan orangtuanya nek?"

"Jiwa mu begitu baik Kyung, nenek harap kamu segera menemukan kebahagiaan mu"

"Aku bahagia bersama nenek" ujarku seraya memeluk nenek hangat, aroma manis dan tua ini membuatku nyaman dan tenang.

"Jadi kau menyukai baekhyun atau taehyung?" Tanya nya tiba-tiba, membuatku sedikit merenggangkan pelukan ku dan menatap kesal nenek. Nenek pun terkekeh kecil, kembali ku eratkan pelukan ku padanya sembari tersenyum hangat.

Baekhyun POV

"Bagaimana keadaan mu Baek?" Tanya pria tua berambut putih yang tengah asik berkutat dengan daging steak di hadapannya.

"Baik kek" jawabku singkat.

"Senang rasanya melihatmu di meja makan ini" ujarnya dan hanya ku balas dengan senyum tipis.

"Siwon aa,, bagaimana dengan kampanye mu?"

"Baik appa, semuanya berjalan dengan lancar, sepertinya aku akan menang kali ini" ujar appa bangga, berdecih ku pelan melihat tingkahnya.

"Ada masalah Baekhyun?" Tanya kakek tiba tiba

"Tidak ada kek"

"Jadi kau masih menjadi penyanyi tak jelas itu? Harusnya kau ikuti appamu menjadi pengusaha sukses yang sebentar lagi menjadi walikota Seoul" ku hentikan kegiatan makanku, menatap nyalang pada pria tua depan ku, ku letakkan pisau dan garpu ku dengan kasar.

"Aku tak ingin menjadi penipu" ujarku sebelum ku bangkitkan tubuhku.

Sreek

Plaaak

Terdiam ku kaget setelah wajahku menoleh ke kanan, ku pegang pipi kiri ku yang terasa panas akibat tamparan keras dari appa.

"Kau tak tau apa apa Choi Baekhyun, jika bukan karena aku, kau tak akan menjadi seterkenal seperti sekarang" ujar apa penuh amarah, dapat ku lihat wajahnya yang memerah dan rahangnya yang mengeras. Ku tatap bengis dirinya, ingin sekali ku hapus marga Choi dalam namaku.

"Dan itu yang membuatku jijik padamu Choi Siwon!" Tegas Baekhyun, Siwon hanya diam memandang Baekhyun penuh amarah.

"Seharusnya memang dari awal aku tak membawamu"

Just StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang