JS XXI

431 62 5
                                    

Pagi menjelang siang yang cerah. Langit nampak berwarna biru tanpa awan putih menghiasi seperti hari-hari biasanya. Meskipun begitu udara tetap dingin seperti semestinya.

Langkah kaki itu mengayun dengan ringan, senyum serta sapaan ia lontarkan kepada staff dan idol kala dirinya berpapasan. Sungguh menjadi manager di SM sangat menyenangkan, melihat bunga bunga tampan nan cantik membuat paginya terasa lebih indah.

"Selamat pagi Kyung" sapa Lay saat gadis mungil itu baru memasuki ruang latihan CBX.

"Pagi juga Lay-ah"

"Sepertinya ada kabar baik, kau terlihat senang" timpal Luhan yang terlihat sibuk dengan kertas kertas.

"Bukan kabar baik, hanya saja hari ini juga bukan hari yang buruk" jawab kyungsoo sembari duduk disebelah Luhan dan ikut membantu pria disampingnya beserta kertas kertasnya.

Cklek

Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian ketiganya. Mata bulat yang tadinya berbinar karena obrolannya yang menarik dengan kedua rekannya kini menjadi tajam dan dingin. Seolah ingin membunuh salah satu dari ketiga pria yang baru saja masuk.

Pria yang ditatap pun sadar, ia bahkan sudah bersembunyi dibelakang pria yang paling tua dari sebelum masuk ke ruang latihan.

"Yak bisakah kau melepaskan tangan mu dari pinggang ku baek?" Seru Xiumin merasa risih dengan tangan Baekhyun di pinggangnya.

"Sorry" ujar pria itu dan melepaskan tangannya.

"Kalian sudah datang? Pelatih akan datang lima menit lagi, lebih baik kalian mulai bersiap" ujar Luhan dan diangguki ketiganya.

Gadis yang sedari tadi diam itu kini mulai bangkit dan melangkahkan kakinya, mendekat pada pria ber-hooodi kuning yang sudah sangat ingin melarikan diri.

Pria itu bangkit setelah memakai sepatunya, hendak melangkah mendekati Xiumin untuk mencari perlindungan, namun terlambat. Tarikan di hoodinya membuat gerakan kakinya terhenti.

"Sepertinya kau suka sekali kabur" ujar kyungsoo dingin dan tajam, Baekhyun bisa merasakan lehernya mulai sakit karena tarikan gadis dibelakang nya yang begitu kencang.

"Hehe Aniya, aku hanya harus menemui Xiumin Hyung, ada yang harus aku bicarakan"

"Lalu tak ada yang ingin kau bicarakan dengan ku?"

"Tentu ada, tapi bisa kau lepaskan dulu Hoodie ku? Kau bisa membunuh ku"

"Memang itu tujuan ku" jawab Kyungsoo, namun genggaman ditangannya mulai mengendur.

"Kalau begitu bicaralah, aku dengan senang hati mendengar nya sebelum tulang-tulang mu ku remukan" lanjutnya tajam, Baekhyun sudah merasakan bulu kuduknya yang berdiri.

"Emm ja...jadi..."






"Pagi semuanya"

Sapaan yang menggelegar di ruang latihan berhasil membuat Baekhyun menghela nafasnya lega, namun tidak dengan gadis disampingnya yang sudah menatap Baekhyun dengan tatapan membunuh karena mendengar helaan nafas pria disampingnya.

Tanpa pikir panjang pria itu memilih untuk menjauh dan bergabung bersama Xiumin dan Chen, dalam hati ia sangat berterima kasih kepada pelatih yang datang disaat yang sangat sangat tepat.

Dengan berat hati pun Kyungsoo melepaskan pria itu kembali, dan memilih membiarkan nya berlatih. Gadis itu hanya bisa menatap tajam pada setiap gerak gerik Baekhyun membuat yang diperhatikan bergidik ngeri.

❤️

Pria tinggi nan tampan itu menghela nafasnya kasar. Beberapa hari ini memang moodnya terus memburuk, terutama setelah bertemu dengan mantan sahabat nya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang