JS XVIII

424 69 12
                                    

Gadis itu masih membisu, menimbang apa yang akan ia katakan, membiarkan keheningan menyelimuti keduanya sejenak, namun suara derap langkah lebih dahulu memecahkan keheningan diantara keduanya.

Kyungsoo berjalan sembari menggenggam sekaleng bir ditangannya. Dilangkahkan kakinya mendekat pada jendela besar yang akan menampakan daratan kota Seoul serta gedung gedung tingginya yang kini mulai tertutup oleh warna putih salju.

Sedangkan sang pria yang masih duduk di atas sofa hanya mengernyit bingung.

"Bisakah kita membicarakannya di luar? Ku rasa angin malam cukup menyenangkan" Tanya Kyungsoo, dagu nya menunjuk pada balkon di luar jendela.

Tanpa menjawab Baekhyun melangkah dan menggeser jendela besar itu. Mempersilahkan gadis yang sedari tadi memperhatikan gerakannya untuk keluar menuju balkon.

"Kau yakin ingin berbicara disini? Ini cukup dingin"

"Hem, dan cukup bagus untuk melihat salju dimalam hari bukan?" Tanya balik kyungsoo

"Baiklah" pasrah Baekhyun

"Bisa mulai bicara sekarang?" Tuntut Baekhyun yang berdiri disampingnya.

"Arasso, sepertinya kau sudah tak sabar" ujar gadis itu terkekeh, membiarkan Baekhyun menghela nafas lelah.

"Beberapa hari yang lalu aku bertemu dengan Chanyeol, aku tidak tau apa yang terjadi antara kalian berdua tapi sepertinya dia sangat membencimu" buka kyungsoo sembari menatap lurus ke depan, memandang jauh pada gedung tinggi disana.

"Memang" jawab pria itu cepat dan berhasil mengundang kekehan kecil gadis disampingnya.

"Dia memberitahuku mengenai marga asli mu" lanjut gadis itu masih santai. Berbeda dengan pria disampingnya yang mulai waspada akan apa saja yang sudah diucapkan oleh mantan sahabatnya itu.

"Lalu, ada hal lain yang ia bicarakan?" Tanya Baekhyun. Gadis itu terkekeh lagi, betapa tidak sabarannya Baekhyun.

"Apa kau pernah dengar kalimat jika bumi dan langit tak akan pernah bersatu?" Pria itu kembali mengernyit bingung mendengar pertanyaan gadis disampingnya.

"Seperti itulah Chanyeol melihat aku dengan dirimu, aku bumi dan kau langit, dia hanya memperingati ku tentang itu" lanjut kyungsoo, entah mengapa mengingat itu membuat hatinya tak nyaman.

Jawaban kyungsoo berhasil mengalihkan perhatian Baekhyun. Pria itu menoleh dan mendapatkan gadis disampingnya tengah menunduk.

Dengan pelan pria itu meraih bahu kyungsoo untuk menghadapnya. Tangan dengan jemari lentik itu meraih dagu kyungsoo. Manik bulat itu terasa sendu, dan Baekhyun tak suka itu.

"Apa karena itu kau sempat menjauhi ku? Kau percaya dengan ucapannya?" Tanya Baekhyun sembari menatap hangat manik bulat itu.

Dengan pelan, kyungsoo melepas tangan Baekhyun dari dagunya, tanpa melepaskan sebelah tangannya yang masih bertengger di bahunya.

"Aku hanya merasa harus sadar dengan tempat dan posisiku, jadi aku mulai tak melangkah lebih jauh, aku tak boleh melewati batas bukan?"

"Kyungsoo, kau sudah berada di tempat yang tepat, di sisiku, jadi jangan pernah berfikir untuk menjauh, mengerti?"

Gadis itu mengangguk paham. Meski ragu, ia berusaha berserah diri pada takdir. Kemana takdir akan membawa diri serta hatinya jika ia memilih untuk tetap disisi Baekhyun.

Melihat kyungsoo masih menunduk sendu pria itu segera memeluk nya. Seolah paham apa yang dikhawatirkan gadis yang kini dalam dekapan nya.

"Aku tak ingin kehilangan seseorang disisi ku lagi Kyung, cukup Chanyeol" lirih Baekhyun. Gadis itu mendongak, menatap wajah pria di depannya yang terlihat sendu.

Just StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang