𝟎𝟐 : 𝐧𝐞𝐫𝐝

400 69 2
                                    

Gadis itu tetap terdiam, menatap kearah jalanan dengan pandangan kosong, bahkan ketika sejak tadi ibunya menyerukan namaya, ia tak bergeming sedikitpun

“Hwang Jina! Bagaimana aturan tata karma keluarga nomor 9? Menjawab saat orang tuamu sedang bertanya.”

Jina menghela napasnya kasar, ia sungguh mengalami hari yang berat, kini ibunya seakan tidak mau membiarkan dirinya istirahat barang satu menit saja

“Ya, Ibu?”

“Kalau kuliah di jurusan kedokteran bagaimana?”

“Bukannya Ibu memintaku untuk kuliah jurusan fashion?”

“Kedokteran terdengar lebih keren, ibu mau kamu kuliah jurusan kedokteran.” Jawab Ibunya sembari tetap pada layar tabletnya

Terserah saja, toh Jina hanya hidup karena kemauan ibunya, apapun terserah ibunya, bahkan ketika ibunya menyuruh gadis itu untuk mati, ia akan melakukannya. Karena baginya, dirinya adalah definisi ruang hampa yang sesungguhnya, hidup, namun mati

Untuk apa mendapatkan kehidupan mewah, kelas tata krama, kelas minat dan bakat, kegiatan amal, kelas fashion jika semua itu hanya untuk mendongkrak nama Ibunya? Jina merasa delapan belas tahun hidupnya ini bagaikan dineraka, ia tak pernah melakukan apapun sesuai dengan minatnya kecuali bernapas

“Jina kau tak menjawab Ibu?”

Sekali lagi gadis itu mendesah pasrah

“Ya, Ibu.”

Ya, Nyonya

Gadis itu membuka pintu mobil ketika mobil baru saja berhenti, berada satu ruangan bersama ibunya terasa begitu menyesakkan, ibunya yang penuh dengan aturan dan tatakrama, tidak akan membiarkan Jina berlaku sesukanya

“Jina, jangan lupa minum obatmu, lusa kita akan melakukan makan malam bersama dengan teman-teman ayah, jangan membuat ibu malu.”

Sekali lagi Jina mengambil napas dalam-dalam, menghembuskannya kasar, gadis itu kemudian membalikkan badan kearah Ibunya, memaksakan senyuman terbaik “Ya, Ibu.”

Menaiki anak tangga menuju ke kamarnya, gadis itu kemudian merebahkan tubuhnya diatas kasur yang terasa begitu nyaman

Kemudian memorinya seakan berputar kembali pada kejadian mengerikan tadi siang, selama dirinya menempuh pendidikan, predikat pemberani, sombong, tidak punya teman dan sarkas adalah julukan yang selalu mengikutinya, namun hari ini, salah satu celah dari dirinya seakan terbuka

Seseorang tau bahwa dirinya seorang penakut

Bagaimana jika laki-laki itu, laki-laki kutu buku itu menyebarkan sesuatu tentang dirinya? Tidak boleh, hal itu tidak boleh terjadi, ia harus melakukan sesuatu, untuk membungkam laki-laki itu

*

Mengedarkan pandangannya dan tidak mendapati orang yang ia cari sejak lima belas menit yang lalu, Jina menghentakkan kakinya diatas tanah lapangan, gadis itu menyilangkan kedua tangannya didepan dada, menatap tidak senang kearah semua orang yang menatapnya ramah

Beraninya laki-laki itu membuat Jina mencarinya

Kemudian netranya terpaku pada garis polisi yang membentang membentuk persegi panjang di area samping lapangan, tempat siswa yang kemarin melompat dari atas gedung itu kini telah bersih dari bercak bercak darah, membayangkan kembali bagaimana siswa itu jatuh dari lantai 10 hingga menghantam tanah sungguh membuatnya kembali merinding

Jina memejamkan matanya sejenak karena tubuhnya kini terasa merinding, sesaat setelah ia membuka matanya, ia menemukan sosok yang sejak tadi ia cari, laki-laki berkacamata itu tengah duduk diatas tribun lapangan

[2] ANATHEMA : The Bad Luck [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang