"Hwang Jina?"
Rasanya sudah berpuluh-puluh kali ia menyerukan nama gadis yang terus saja berjalan seolah tak mendengar apapun dari Guanlin, hingga laki-laki bertubuh jangkung itu harus meraih tangan gadis didepannya agar ia berhenti melangkah dan menghadap kearahnya
Ia paham betul, tatapan tajam dari Hwang Jina adalah sesuatu yang wajar didapatkan oleh semua orang yang mengganggu bagi gadis itu, tetapi, tatapan yang dilayangkan pada Guanlin itu membuat laki-laki itu sedikit bingung, bukannya hubungannya dengan Hwang Jina telah membaik?
"Aku sedang tidak ingin bicara denganmu, jadi pergilah." Hwang Jina menepis tangan Guanlin, membuat laki-laki itu kian penasaran akan perubahan sikap Hwang Jina yang tiba-tiba
"Ada apa? Aku berbuat apa padamu?"
Dalam keheningan yang cukup lama, Guanlin mendapati netra Hwang Jina tak mengisyaratkan apapun padanya, hanya tatapan terganggu, sama seperti ketika ia menatap netra Hwang Jina saat mereka pertama kali bertemu
Begitu menyakitkan baginya ketika ia berpikir satu-satunya orang yang dapat memberinya rasa hangat dalam hatinya justru kini mengabaikannya, lagi. Bahkan ketika harus melihat punggungnya menjauh darinya dan ia tidak dapat melakukan apapun, adalah hal yang harus ia terima sebagai lelaki yang tidak memiliki apapun
"Bukankah aku memang satu-satunya orang yang selalu berdiri disisimu, bahkan ketika perempuan pembawa sial itu juga menjauh darimu?"
Kim Minju, kini berdiri menjajari Guanlin menatap punggung Jina yang semakin menjauh, tangannya dibiarkan bersidekap didepan dadanya
Guanlin sungguh tidak ingin menanggapi kata apapun yang keluar dari bibir Kim Minju, laki-laki itu memutuskan untuk berbalik dan menjauh, sebelum tangannya dicekal oleh tangan Kim Minju yang mencegahnya untuk pergi
"Jika pembawa sial, didekatkan dengan pembawa sial yang lain, maka sesuatu yang tidak diinginkan akan terus terjadi, kau harus tau teori tentang minus, ditambah dengan minus maka hasilnya juga akan minus."
"Apa maumu sebenarnya?" rahangnya mengeras, Guanlin menatap geram kearah Kim Minju yang kini menatapnya dengan senyuman lebar
"Bukankah sudah jelas, aku mau kau."
"Kau sudah mendapatkan apapun yang kau mau. Keluargamu kaya, kau bahkan putri tunggal. Kau ketua klub ballet. Semua laki-laki disekolah ini memujamu, kau tinggal memilih satu diantara mereka dan berhenti membuat hidupku tersiksa. Apa itu cukup sulit untukmu?"
Ada ruang hening tercipta ketika Guanlin mengakhiri kalimatnya, hanya napasnya yang memburu, dan tatapan Kim Minju yang tak dapat ia artikan
"Kubilang aku mau kau. Jika aku tidak bisa mendapatkanmu, maka gadis sombong itu juga tidak boleh menyentuhmu."
"Jangan melibatkan Jina dalam hal apapun.."
"Mungkin aku akan membertimbangkan hal itu, jika kau mau memenuhi satu permintaanku.."
ᦔ
Gedung megah yang telah didekorasi dengan nuansa silver dan putih itu mulai dipadati oleh tamu special, menteri, pengusaha, selebriti dan tokoh penting lainnya yang tergabung dalam The Golden Generation. Komunitas elit dengan tingkat seleksi luar biasa ketat.
Dengan anggota-anggota komunitas yang memiliki putra-putri berprestasi, berjiwa social tinggi, serta telah lulus kelas tatakrama beserta pasal-pasal yang ada didalamnya, mereka juga harus dibekali dengan penampilan yang elegan. Persaingan anak-anak komunitas The Golden Generation harus mengikuti beberapa tes termasuk tes berbahasa asing, tes pengetahuan umum, tes bakat dan banyak hal lainnya yang harus diujikan untuk menjadi maskot The Golden Generation
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] ANATHEMA : The Bad Luck [✓]
Mystery / Thriller[𝐋𝐚𝐢 𝐆𝐮𝐚𝐧𝐥𝐢𝐧] Siswa itu tiba-tiba saja memilih untuk menjatuhkan diri dari atas gedung sekolah, disaksikan banyak pasang mata, bahkan oleh si gadis sombong dan si laki-laki pembawa sial, kejadian itu terus berulang, ketika keduanya berada...