𝟎𝟑 : 𝐦𝐲 𝐧𝐚𝐦𝐞

319 60 1
                                    

Laki-laki itu membetulkan letak kacamatanya yang miring, membaca adalah satu-satunya kegiatan yang ia sukai. Dan satu-satunya hal yang dapat ia lakukan

Orang sepertinya juga bermimpi menjadi mahasiswa kedokteran, disalah satu universitas terkenal, belajar semaksimal mungkin agar dirinya dapat menerima beasiswa dan tidak menjadi beban tersendiri bagi kedua orangtua angkatnya

Laki-laki itu mendesah, di cap sebagai pembawa sial, ia tidak punya seorang temanpun untuk bergantung, karena gadis itu, karena gadis itu yang membuatnya dicap sebagai pembawa sial

Tapi ia tidak bisa melimpahkan segala nasib yang terima ini padanya, karena bagaimanapun juga, ia terlahir sebagai pembawa sial, bahkan ibunya harus meninggal ketika melahirkan dirinya

Laki-laki itu menengadah, ketika sesuatu ditumpahkan begitu saja diatas kepalanya, hingga membasahi seragamnya dengan noda pink yang lengket, susu stroberi

Mengusap wajahnya yang basah, laki-laki itu memusatkan pandangannya pada seorang gadis yang kini menyilangkan tangannya didepan dada, menatapnya angkuh

“Hwang Jina, butuh bantuan?” dari arah belakang, seorang gadis lain, yang dapat ia kenali sebagai Kim Minju, membawa kantung plastik berisi tepung, sepersekian detik kemudian, tepung itu telah membaluri seluruh rambutnya yang lengket

Tidak ada respon dari laki-laki itu bahkan ketika Jina telah berlalu pergi, ia hanya mematung ditempatnya, merasa semua ini adalah hal yang pantas ia dapatkan karena membunuh ibunya

Ia sama sekali tidak keberatan, baginya, ini adalah cara penebusan dosa yang harus ia terima

“Bagaimana? Kau sudah mau menyerah?”

Gadis dihadapannya, Kim Minju mengeluarkan sebuah saputangan dari saku seragamnya, mengusap wajah laki-laki dihadapannya dengan hati-hati bahkan ketika laki-laki dihadapannya memilih untuk menepis tangan Minju dari wajahnya

“Jisung sudah mati, kau pasti merasa sangat sangat kesepian sekarang. Hanya aku yang kau punya, kalau kau lupa.” Kim Minju tersenyum menatap laki-laki dihadapannya yang kini balas menatapnya tajam

“Pergilah dari hadapanku.” Balasnya lemah

“Lai Guanlin, semuanya baru saja dimulai.” Laki-laki itu merasa bulu romanya meremang, ketika Minju membisikkan kata-kata itu padanya, kemudian tersenyum manis dan berlalu begitu saja

*

Hwang Jina menatap kearah papan dihadapannya dengan tatapan tidak senang, gadis itu kemudian menghentakkan kakinya, hingga beberapa pasang mata kini beralih mengamatinya, namun gadis itu tidak peduli

Seseorang yang duduk tepat didepannya kini beralih membalikkan badannya menghadap Jina, gadis itu, Kim Minju, putri seorang CEO perusahaan elektronik yang terkenal di seluruh negeri itu tersenyum manis kearah Jina

“Kau selalu sendirian, tapi kau selalu arogan, bagaimana kalau kita berteman? Aku membantumu tempo hari.”

Minju mengulurkan tangannya didepan Jina, seperti biasa, dengan tatapan tidak senangnya, gadis itu menepis tangan Minju hingga gadis itu tertawa “Oke, aku mengerti. Tapi biarkan aku memperingatkanmu..”

Kim Minju menggantung kata-katanya diakhir, membuat alis Jina terangkat sebelah

“Sebaiknya kau tidak dekat-dekat dengan laki-laki berkacamata itu.”

“Siapa?”

“Kau tau, aku belakangan melihatmu dengannya dilapangan, sebaiknya kau tidak dekat-dekat dengannya karena dia pembawa sial.”

[2] ANATHEMA : The Bad Luck [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang