𝟏𝟓 : 𝐲𝐨𝐮 𝐚𝐧𝐝 𝐦𝐞

149 46 1
                                    

I highly recommend this song for you to hear, along with this part, or when you feel alone

enjoy

Guanlin tidak memberikan respon terhadap pertanyaan Jina, melainkan mencari simcard pada ponsel hancur itu, namun nihil, ia tak menemukan apapun “Simcard ponsel ini pasti sudah dilepas dan dibuang disuatu tempat, kemudian pelaku menghancurkan ponselnya dan membawanya kemari.”

“Bagaimana mungkin.. manusia bisa bertindak sejauh ini..” Hwang Jina merasakan area dadanya bak diremat kuat-kuat hingga membuat gadis itu kesulitan bernapas, matanya mulai berair, ia bahkan tak dapat membendung tangisnya didepan Guanlin, gadis itu menangis dalam keadaan sulit bernapas

Namun laki-laki itu hanya terdiam, menatap gadis dihadapannya tengah memegangi area dadanya yang terasa penuh, tak ada yang bisa ia lakukan, ia tidak boleh bahkan ketika gadis itu merasa kesakitan

Guanlin mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat, memejamkan matanya, berharap momen ini segera berakhir, namun pertahannya runtuh begitu saja, ia mendekat kearah Hwang Jina yang tengah menyembunyikan wajahnya pada lututnya, dibawanya gadis itu dalam dekapannya, membiarkan rasa sakitnya berangsur menghilang

Ia mengusap punggung Jina yang berangsur tenang, gadis itu kini balas menggenggam kemeja belakang Guanlin erat

“Aku benci mengakui ini, tapi aku benci melewati ini semua tanpamu..”

Guanlin meletakkan dagunya pada puncak kepala Jina, beralih mengusap surai gadis itu “Aku harusnya tidak melakukan ini setelah ibumu memberikan tamparan keras padaku, tapi kau membuatku selalu ingin berjuang.”

Gadis itu mendongakkan kepalanya untuk mengamati Guanlin, laki-laki itu tersenyum simpul pada Jina dengan mata yang berair, nenemukan tidak ada kebohongan dalam netra kelamnya

“Ayo, kita keluar dari sini. Aku akan membawa ini, jadi pastikan kau menghubungi tunanganmu..”

“Jangan sebut dia begitu. Dia bahkan tau aku tidak mau melakukannya.” Jina berdiri sembari mengerucutkan bibirnya dihadapan Guanlin yang kini memasukkan kantong hitam itu didalam tas miliknya

Guanlin terkekeh pelan mendengar pernyataan Jina, bahkan ketika laki-laki itu keluar dari bangunan terlebih dahulu, Jina mengekor padanya sambil terus mengatakan ia sama sekali tidak menyukai Ong Seongwoo

“Kenapa kau terus mengatakan kau tidak menyukai Ong Seongwoo?” goda Guanlin hingga membuat Jina kerepotan untuk menjawab pertanyaan laki-laki itu

“Karena aku memang tidak menyukainya. Aku dijebak oleh ibuku, kau pun juga. Jadi aku ini korban, aku tidak menyukai Seongwoo, sama sekali tidak. Bahkan ketika seluruh populasi manusia didunia habis dan hanya menyisakan aku dan Seongwoo, aku tidak akan menyukainya, aku tidak akan mau padanya, sama sekali tidak mau.”

“Hahaha hei kau tidak perlu menjelaskan sesuatu seperti itu padaku..”

Kini Jina terdiam dalam kegugupannya sendiri, ia terlalu banyak bicara, sepertinya

“Boleh kuminta sesuatu padamu?”

Pertanyaan dari Hwang Jina mampu membuat langkah Guanlin terhenti dan berbalik menatap gadis itu dengan tatapan lembut

“Bisakah kau melakukannya lagi? Yang seperti ini..” Hwang Jina melakukan gerakan mengusap rambutnya sendiri

“Seperti ini?”

Bahkan Hwang Jina belum menyiapkan jantungnya untuk pacuan yang lebih cepat, kini Guanlin telah membawa gadis itu kedalam pelukannya sembari mengusap surai Hwang Jina hingga gadis itu kini menyandarkan kepalanya pada dada Guanlin. Ia baru merasakan, ada sesuatu sehangat ini, ada sesuatu senyaman ini didunia yang baru ia rasakan hari ini  

Kini ia melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Guanlin, membiarkan semilir angin menerpa keduanya dengan lembut, ia benar-benar merasakan sebuah kenyamanan luar biasa ketika Guanlin meletakkan dagunya dipuncak kepala Jina

“Sudah cukup?”

“Lebih lama lagi, sedikit saja.”

Guanlin terkekeh pelan, dan menganggukkan kepalanya menyetujui permintaan Hwang Jina, ia tau ia melakukan sesuatu yang salah, namun ia merasa begitu nyaman atas kesalahan yang ia perbuat, kesalahannya yang paling nyaman

Seumur hidupnya, ia tidak pernah merasakan sebuah pelukan sehangat ini, bahkan hanya dengan memeluk gadis dihadapannya, ia merasa begitu damai, dan dapat menghadapi semua ini hingga akhir

“Kau lapar? Mau makan sesuatu?”

“Aku mau tteok.”

“Kau suka tteok? Aku pikir kau tidak memakan sesuatu seperti itu.”

Hwang Jina mengangguk mendengar pernyataan Guanlin “Awalnya ibuku memang melarang aku untuk makan street food, tapi belakangan aku mencobanya dan itu tidak buruk.”

“Aku tau tempat makan tteok paling enak disini, kearah sana, ayo.” Guanlin membawa Jina berjalan menuju jalan perkotaan yang lebih ramai, keduanya berjalan beriringan tanpa mengatakan sepatah katapun, hingga Jina merasakan kini sela-sela jarinya yang kosong, terisi oleh jari-jari lain dengan ukuran yang lebih besar dan suhu yang lebih dingin

Gadis itu mendongak, mendapati Guanlin tengah menaikkan kacamatanya dengan gugup, merasakan jari itu hendak terlepas dari jarinya, Hwang Jina merapatkan genggaman jarinya, membiarkan kehangatan pada jari-jari tangannya dapat mengalir untuk menghangatkan jari-jari tangan Guanlin hingga kini laki-laki itu merendahkan pandangannya untuk membalas tatapan Jina sembari menyunggingkan senyuman

“Kau suka makanan apa?” Tanya Guanlin pada Jina yang menatap lurus kearah jalanan yang tampak sepi

“Kenapa kau tiba-tiba bertanya aku suka makan apa?” gadis itu terkekeh mendengar pertanyaan random dari Guanlin

“Hanya.. aku selalu penasaran apa warna kesukaanmu, apa film yang kau tonton, apa makanan yang kau sukai, momen memalukan seperti apa yang pernah terjadi padamu, lagu apa yang biasa kau dengarkan, aku ingin tau semuanya..”

Kini kata-kata Guanlin berhasil membuat pipi Jina bersemu merah “Kau seperti sedang menginterogasi aku..”

“Aku selalu ingin tau, apa kau benar-benar benci berada disekitarku. Bahkan untuk menggenggam tanganmu seperti ini, aku tidak pernah membayangkan hal ini akan terjadi..”

Hwang Jina diam sejenak, memorinya seakan berputar pada saat dirinya pertama kali bertemu dengan Guanlin, bagaimana gadis itu memperlakukan Guanlin dengan begitu kasar

“Kau tau kan, mawar berduri bukan karena dia buruk, tapi karena dia sedang melindungi dirinya sendiri. Aku harap itu bisa menjawab pertanyaanmu.”

“Hwang Jina..”

Guanlin menghentikan langkahnya, genggamannya bahkan semakin erat terasa pada tangan Jina hingga kini gadis itu mendongak untuk balas menatap Guanlin “Bisakah momen seperti terus ada?”

Kini Hwang Jina menyelami netra kelam milik Guanlin yang berair, laki-laki itu sedang mencoba menunjukkan ketulusannya

“Aku harap, aku dapat melalui hari-hari seperti ini bersamamu.”  

“Ayo.. kita lalu semua ini bersama-sama.”

[2] ANATHEMA : The Bad Luck [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang