Ternyata menjadi tunangan detektif seperti Ong Seongwoo tidaklah mudah, Hwang Jina kini harus mengantarkan makanan yang ibunya pesan untuk Ong Seongwoo karena laki-laki itu lembur bekerja malam ini. Dirinya harus menunggu di kursi koridor karena Seongwoo masih harus menyelesaikan beberapa tugasnya
Hwang Jina masih bersidekap ketika kini Ong Seongwoo mengambil tempat duduk disampingnya, “Menunggu lama?”
“Ya, aku baru selesai menyelamatkan dunia barusan.”
Seongwoo tertawa menanggapi jawaban dari Hwang Jina yang tidak mengubah posisinya, sebelum gadis itu menyerahkan sebuah paperbag besar pada Seongwoo “Ibuku yang memasak, tapi penyihir itu bilang aku harus mengatakan padamu aku yang membuatnya.”
Kata-kata Hwang Jina membuat Seongwoo mengangguk paham, gadis itu bahkan begitu gambling menyatakan kebohongan sang ibu “Terimakasih.”
“Untuk apa?” sahut Jina
“Karena jauh-jauh mengantar ini untukku. Juga dengan pakaianmu yang tidak pernah sederhana, pasti melelahkan harus memenuhi apa yang ibumu mau.”
Kini netra Jina memilih untuk menyelami netra milik Seongwoo yang tampak bersalah melihat gadis itu bahkan harus di ‘make over’ hanya untuk bertemu dengan ‘tunangannya’
“Jika kau merasa bersalah maka bocorkan sedikit penyidikanmu padaku.”
“Batu memang batu sampai kapanpun.” Seongwoo mencebik kearah Jina yang mengendikkan bahunya acuh “Tunggu disini.”
Sejenak Jina mengamati punggung Seongwoo yang berlari kecil itu telah menjauh, gadis itu sama sekali tidak ingin memanfaatkan Seongwoo, namun ia juga harus melakukannya untuk membantu menemukan titik terang dari kasus ini
Kemudian Seongwoo kembali bergabung dengan Jina, namun laki-laki berkulit putih bersih itu sibuk membalik-balikkan halaman pada notebooknya yang tulisannya tampak berantakan
“Korban pertama, Jung Yeon Ju, korban kedua, Baek Seo Jin, korban ketiga, Im Yoon Min. Kau tau apa kesamaan dari mereka bertiga?”
Jina mengerutkan keningnya pada Seongwoo yang tampak serius, sejurus kemudian gadis itu mendengus kasar sembari memalingkan wajahnya “Bagaimana caranya aku tau?”
“Mereka semua pernah tinggal dalam satu panti asuhan, Sunflower House.” Jawab Seongwoo tanpa mempedulikan Jina yang tengah mengutukinya tanpa suara “Setelah aku mencaritau lebih lanjut, Lai Guanlin, dia juga pernah berada disana. Juga seorang siswi bernama Kim Minju.”
Jina mengerutkan dahinya ketika mengetahui Kim Minju ternyata juga berasal dari sana
“Setelah melakukan autopsi pada tubuh korban pertama dan tidak menemukan apapun, para dokter autopsi sudah menaruh curiga, maka dari itu mereka langsung melakukan autopsi sebelum 24 jam kematian, dan mereka menemukan ini dalam darah korban..” Seongwoo menunjuk tulisan ‘GHB’ dalam notebooknya yang telah dilingkari dengan spidol berwarna merah
“GHB? Obat itu?” Hwang Jina menutup mulutnya sendiri dengan telapak tangannya, para korban itu jelas tidak bunuh diri, mereka dibunuh
“Tim forensic sangat cekatan, efek GHB akan hilang dalam waktu 24 jam.”
Kini hanya suara angin malam yang menggesek dedaunan pada pohon yang mendominasi diantara keduanya, sibuk dengan pikiran masing-masing
“Hwang Jina, tolong jangan melakukan apapun yang membahayakan keselamatanmu. Pelakunya bisa jadi murid di sekolahmu, dan jika dugaan itu benar adanya, mereka memiliki akses untuk membeli GHB, itu tidak akan mudah untukmu. Jadi, biarkan itu menjadi urusan kepolisian, aku berjanji akan memberitahukanmu setiap apa yang aku dapat, asal kau tidak ikut terlibat dalam hal ini..”
Ketika Seongwoo menatap Jina dengan tatapan memohon, gadis itu juga tengah mempertimbangkan keputusan apa yang akan ia ambil setelah ini, karena semua ini juga berat untuknya, tetapi ia tidak bisa membiarkan dirinya dan Guanlin dicap sebagai pembawa sial
“Maafkan aku, tapi aku sudah sejauh ini. Aku tidak akan berhenti begitu saja. Percayalah padaku, tidak akan ada yang lebih buruk kecuali menjadi putri keluarga Hwang.” Jina mencoba menyunggingkan sebuah senyum simpul yang sama sekali tidak membuat Seongwoo jauh lebih lega, ia tau, ia tak akan bisa menghentikan Hwang Jina meskipun ia telah memberikan apapun untuk gadis itu
“Maka kau harus membuatku yakin, bahwa kau akan baik-baik saja, oke?”
Laki-laki dengan kemeja navy yang lengannya telah dilipat sebagian itu memberikan sebuah jam tangan pada Jina, tanpa menunggu sang gadis memberikan konfirmasi, Seongwoo menarik tangan kiri Jina pun memasangkan benda berwarna putih itu disana
“Aku tidak sedang mencoba overprotektif padamu, tapi hanya ini yang bisa kulakukan untuk melindungimu. Dengan ini, aku bisa tau kau berada dimana, jika kau merasa dalam keadaan genting dan tidak dapat menggunakan ponselmu, cukup pilih opsi namaku sebagai sinyal bahaya, smartwatch ini hanya menyimpan nomor ponselku.”
Hwang Jina mencebik kearah Seongwoo yang kini terdengar seperti seorang ayah yang membiarkan putrinya untuk berangkat sekolah sendirian. Namun jauh didasar hatinya, ia sungguh lega seseorang seperti Seongwoo berada dipihaknya
ᦔ
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] ANATHEMA : The Bad Luck [✓]
Mystery / Thriller[𝐋𝐚𝐢 𝐆𝐮𝐚𝐧𝐥𝐢𝐧] Siswa itu tiba-tiba saja memilih untuk menjatuhkan diri dari atas gedung sekolah, disaksikan banyak pasang mata, bahkan oleh si gadis sombong dan si laki-laki pembawa sial, kejadian itu terus berulang, ketika keduanya berada...