𝟐𝟏 : 𝐚𝐥𝐫𝐞𝐚𝐝𝐲 𝐬𝐭𝐚𝐫𝐭 𝐛𝐮𝐭 𝐢𝐭𝐬 𝐨𝐯𝐞𝐫

154 45 1
                                    

•alert•
bacanya pelan-pelan aja, biar lebih dapet feelnya hehe

“Bisakah kau tidak pergi lagi dariku, Song Ji An?”

Untuk pertama kali dalam hidupnya, ia merasakan kehangatan dalam hatinya ketika nama itu disebutkan oleh Guanlin untuknya, meskipun ia tidak bisa mengingat apapun tentang Guanlin, tapi ia tau laki-laki itulah yang menjaganya dulu ketika dirinya berada dalam masa sulit

Bahkan kini senyuman dibibirnya tersungging begitu saja ketika dirinya menatap manik mata Guanlin, dan tanpa terasa sebuah air mata lolos begitu saja, membuat Guanlin kini mengulurkan ibu jarinya untuk mengusap air mata Jina

“Bagaimana ini.. sepertinya aku sudah begitu mencintaimu..” Lai Guanlin membuat netranya membulat sempurna ketika gadis itu kini mendekatkan wajahnya pada wajah Guanlin dengan tangannya yang tiba-tiba melingkar dileher laki-laki itu. Dirasakannya kini bibir Hwang Jina yang dingin telah mencapai bibirnya dengan lembut. Ia menikmati setiap detik yang berlalu, membiarkan rasa hangat menjalari hatinya begitu saja dengan gadis yang ia cintai dihadapannya yang kini tengah terpejam matanya

Karena kini rasa panas mulai menjalari seluruh wajahnya, Guanlin memilih untuk membawa Hwang Jina kedalam pelukannya, agar gadis itu tidak dapat mengamati wajah merah Guanlin

“Kau pasti malu sekarang..”

“Kata.. siapa..” jawab Guanlin dengan terbata, bagaimana bisa laki-laki itu tidak malu?

“Biarkan aku melihatmu..”

“Jangan..”

Hwang Jina terkikik karena ia tau Guanlin sedang menyembunyikan wajahnya yang memerah sekarang

“Kencanlah denganku..”

Gadis yang sedang berada dalam dekapan Guanlin itu tersenyum simpul, merasakan rasa hangat menjalari hatinya, rasa hangat yang hanya ia dapatkan dari sosok Guanlin yang kini meletakkan dagunya pada bahu Jina yang tengah menganggukkan kepalanya

“Kau mau?” laki-laki itu menggenggam bahu Jina, membawa gadis itu menjauh dari tubuhnya untuk mengamati raut wajah sang gadis yang kini tengah tersenyum padanya dengan bibir yang pucat

“Wow aku turut bahagia untuk kalian..”

Entah sejak kapan gadis itu berada disana, diambang pintu mengamati Jina dan Guanlin yang kini bersimpuh dibawah, gadis itu mendekat, menatap Hwang Jina dengan tatapan yang tidak gadis itu mengerti

“Pasti menyenangkan bagimu karena selalu mendapatkan apa yang kau mau..”

Jeon Somi, menyandarkan punggungnya pada dinding, menatap Guanlin yang kini membantu Hwang Jina untuk bangkit “Kau pasti sangat kehilangan Renjun Oppa, dan Jisung, ya kan Guanlin? Mereka trainee idol yang menganggapmu teman. Tapi kau tau, kenpa mereka bisa berakhir seperti itu?”

“Apa yang sedang kau bicarakan?” Guanlin membawa Hwang Jina berdiri dibelakang punggung lebarnya

“Apa yang sedang kubicarakan? Kau ingin tau? Tapi aku tidak akan memberitahumu tentang itu, karena tujuanku hanya dia.” Jeon Somi yang selalu tersenyum pada Jina kini akhirnya menampakkan sosok aslinya, tanpa senyuman diwajahnya, Somi menunjuk Jina dengan dagunya, sorot matanya mengisyaratkan kebencian yang mendalam pada gadis itu

“Apa yang kau mau dariku? Aku bahkan sama sekali tidak ada urusan denganmu.” Kini Jina memposisikan dirinya didepan Guanlin

“Mau tau sebuah fakta menarik? Tuan Hwang.. itu ayahku..”

[2] ANATHEMA : The Bad Luck [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang