Something(뭔가)

120 37 26
                                    

Pukul 2 siang

Seperti hari biasanya. Ahra berada di mejanya tengah mengerjakan banyak tugas. Setengah hari ini ia banyak menerima telpon dari perusahaan lain dan yang lainnya. Bayangkan saja, ia telah menerima 20 telpon. Sungguh hal yang melelahkan, ia berharap tidak ada telpon lagi.

KRINGG!!

"Menyebalkan!" umpatnya ketika telpon itu berdering lagi.

Ia menghela nafas kasar. Dengan hati-hati ia menjawab telpon tersebut. Karena ia tidak mau merusak citra perusahaan jika  dengan tak sengaja ia mengucap kata kasar.

"Yeoboseo? Anda sedang menelpon perusahaan Gonjiang Group. Ada yang bisa saya bantu?"

"Eonnie! Ini aku Haran,"

"Kenapa dia menelpon disini?" Batyin Ahra.

"Ada apa kau menelpon disini?"

"Jimin oppa tidak menjawab telponku, jadi aku menelpon kemari. Sekarang aku sedang dilantai  dua. Apakah Jimin Oppa ada disana?"

"Uhm ... Beliau sedang ada diruangannya. Haruskah aku memberitahunya?"

"Ah tidak usah!"

"Nee, araseo."

Ahra mengakhiri panggilan telpon tersebut. Matanya mengarah kearah Jimin yang sibuk dengan beberapa map. Tak lama kemudian datang Haran yang keluar dari lift. Gadis itu tersenyum padanya. Kemudia ia berjalan kearah pintu. Diketuknya pintu besar itu, membuat Jimin mengangkat wajahnya.

Dari dalam Jimin menatap kearah Ahra, seakan-akan ia bertanya siapa yang datang. Ahra memberikan isyarat menggunakan mulutnya. Ia mengucap 'HARAN' , dan Jimin pun mengangguk.

Pintu terbuka, Jimin mendapati Haran tengah berdiri dihadapannya. Haran tersenyum dan kemuadian memeluk Jimin dihadapan Ahra, Ya! didepan Ahra. Sontak saja Jimin terkejut dan menatap kearah Ahra yang juga sama terkejutnya.

Deg!

Jantung Ahra rasanya seperi diremas dengan keras. Ia tidak tau kenapa ia merasa sakit melihat itu. Dadanya sesak, ia pun duduk dengan wajah tertunduk. Sedangkan itu Jimin masih berada dalam pelukan Haran yang erat.

"Bogo shippoyo, Oppa ...." ucap gadis itu.

"Yaa, Haran-ah. Bisakah kau lepaskan pelukan ini? Aku tidak biasa dengan hal seperti ini," suara Jimin hampir berbisik.

Haran melepaskan pelukannya,

"Wae? Oppa tidak merindukanku?" 

Jimin segera menarik Haran kedalam dan menutup pintu. Sepertinya untuk saat ini ia harus memberitahu Haran soal tatakrama di kantornya. Gadis itu sama sekali tidak meronta, ia dengan nurutnya duduk disofa dan siap mendengarkan ceramahan yang akan Jimin lontarkan.

"Haran-ah, kau tidak bisa memelukku seperti itu tadi. Untungnya hanya sekertaris Do yang lihat. Bagaimana Jika karyawan lain melihatnya? ini akan menjadi peringatan untukmu." ujar Jimin.

"Tapi aku sangat merindukanmu, Oppa. Sudah beberapa hari ini aku tidak menemuimu." Haran mencoba membela dirinya

"Araseo, aku paham akan hal itu. Tapi lain kali jangan disini,"

"Ne, arayo.."

"Ada hal apa kau kemari?" tanya Jimin

"Aku ingin jalan-jalan denganmu." Jawab Haran 

"Aku sibuk, Haran-ah. Lain kali saja,"

"Aaa ... oppa selalu saja begini. Lalu kapan kau ada waktu denganku?" rengek Haran.

You're my SERENDIPITY || PJM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang