Feeling ( 감각)

93 23 51
                                    

Hai hai ku kambek again:)

Kali ini aku mau ngasih yang manis-manis, semanis senyum Jungkook:>

Jangan lupa tinggalin vote sama komennya ya..

Okay, enjoy the story!

Sedari tadi Ahra berbicara panjang lebar bersama Yebin dikamarnya. Mungkin sudah bisa ditebak apa yang mereka bicarakan. Ya, mereka asyik membicarakan hubungan Yebin dan Songhyuk. Ahra memang penasaran dengan kelanjutan kencan mereka. Ia tahu, Songhyuk sebelumnya memaksakan perasaanya. Jadi ia ingin tahu sekarang bagaimana perkembangannya.

"Jinjja?!" Mata Ahra membulat sempurna.

"Aku juga tidak menduganya. Dia seakan memang ingin lebih mengenalku. Aku kira.. dia masih memiliki rasa kepadamu. Kau tahu kan bagaimana rasanya menahan perasaanmu sendiri?" Yebin berujar sedikit malu-malu.

"Yebin-ah. Percayalah padanya, dia pasti akan mencoba mencintaimu. Jangan khawatir, aku pastikan dia bersamamu." Ahra mencoba menenangkan.

Yebin tersenyum bahagia. Matanya sampai menyipit, karena saking bahagianya. Ia merasa Ahra benar-benar mengerti dirinya. Gadis itu adalah orang istimewa yang memang ditakdirkan untuk berteman dengan Yebin. Terkadang mereka bertengkar karena hal yang sepele, seperti karena Ahra yang terlalu mengaggumi Kim Taehyung si aktor tampan, dan Yebin mengejeknya.

Menurut Yebin saat itu, Ahra terlalu berlebihan. Padahal ia tahu, jika Ahra menyukai atasannya. Dan Kim Taehyung hanya sebagai alasannya saja. Karena itu mereka bertengkar, namun beberapa saat kemudia mereka kembali berbaikan. Itulah pertemanan, memang aneh, tapi Yebin merasa nyaman.

"Lalu bagaimana denganmu?" tanya Yebin.

"Apa maksudmu?" Ahra mengerutkan dahi heran.

"Ya, maksudku, apa hubunganmu dengan Tuan Park kembali membaik?"

"Tentu saja, hubunganku sebagai sekertarisnya masih aman-aman saja." jawab Ahra.

Yebin memutar bola matanya, "Bukan itu. Maksudku, kau sudah kembali berpacaran dengannya, bukan?"

"Aniyo," Ahra menatap langit-langit kamarnya, "Aku bingung dengan perasaanku sendiri."

"Kenapa harus bingung? Kau kan masih menyukainya."

"Tapi, tidak mudah untuk membuat Tuan Park kembali mencintaiku." Ahra menatap Yebin serius.

Yebin mengangguk paham, "Se-takut itu kah dia terhadap cinta?"

"Aku tidak tahu pastinya. Tapi aku sekarang berfikir, mungkin dia kembali trauma denganku. Huftt ..."

"Ck, kenapa kau cepat mengambil kesimpulan seperti itu? Kau kan bukan peri yang bisa menerawang hatinya." Yebin berkacak pinggang.

Ahra tertawa kecil.

"Kau benar, aku memang bukan peri yang bisa menerawang hatinya. Tapi aku cukup mengenalnya, dia tidak mudah ditebak." ujar Ahra.

"Tidak usah pesimis seperti itu. Aku yakin, jika Tuan Park masih memiliki perasaan padamu." Yebin merangkul Ahra.

"Kau bukan peri, tidak usah menerawang hatinya," Ahra mengulang ucapan Yebin tadi.

"Dasar tukang tiru." Yebin terkekeh, namun kemudian ia tertawa dan disusul oleh tawaan Ahra.

Yebin bangkit dari kasur Ahra, kakinya berjalan menuju balkon yang menampakkan suasana kota yang tenang dengan angin lembut yang menerpa wajahnya. Ahra membuntutinya dan berdiri disamping Yebin.

You're my SERENDIPITY || PJM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang