Have (있다)

161 12 23
                                    

Hey qamoeh, ada yang kangen work ini?

Setelah ribuan keraguan, akhirnya aku milih buat lanjutin work ini😁

Maafin aku ye Bang Jemen, Teh Ahra, aku gantungin cerita kalian.😅

Dahlah, langsung aja yuk!

Enjoy the story ^^

Ahra menatap layar monitor. Sesekali ia mengucek matanya, ia lelah berjam-jam bekerja. Gadis itu melirik jam dinding, masih lama menuju jam pulang. Namun tiba-tiba perutnya berbunyi. Ia lapar saat ini.

"Huh? Suara apa itu?" Seoran menatap Ahra.

"Maaf, aku lapar," Ahra tertawa kecil.

Semua orang didalam kantor tertawa renyah. Ahra memang terkadang bertingkah lucu, membuat rekan kerjanya senang berteman dengannya. Juhyeon baru saja tiba dari luar ruangan tim A. Ia menghampiri Ahra dan memberi sebuah kotak makan siang berwarna kuning.

"Apa ini?" tanya Ahra.

"Tadi Tuan Park menitipkan ini padaku. Ia sempat pulang untuk membawa bekal ini untukmu," jawab Juhyeon.

"Ah, jinjja?" Sebenarnya Ahra merasa terkejut. Jimin memang lembut.

Padahal seharusnya gadis yang melakukan itu untuk pasangannya. Gadis macam apa Ahra ini?

"Wah kebetulan sekali, ya? Ahra-ssi, bukankah tadi kau sedang lapar?" Minji tertawa kecil.

"Hm, Juhyeon-ssi. Apakah aku boleh izin menemui Tuan Park?" pinta Ahra.

"Untuk ap—"

"Aku mohon, hanya sebentar!"

"Baiklah,"

Ahra buru-buru keluar untuk menuju ruangan Jimin. Ia mulai menaiki lift untuk sampai di ruangan Jimin yang berada di lantai 3. Sesampainya di lantai 3, Ahra berjalan cepat. Hatinya benar-benar tak karuan. Ia merasa tidak enak dengan Jimin. Ia segera membuka pintu dengan perlahan.

"Jeogiyo," pintu terbuka, Sekertaris Lee terkejut melihat Ahra yang berada didepan pintu.

"Ah, Sekretaris Lee. Dimana Tuan Park?" tanya Ahra sopan.

"Dia sedang keluar untuk suatu keperluan. Ada apa, Ahra-ssi?" tanya balik Sekretaris Lee.

"Apa dia sudah lama pergi?"

Sekretaris Lee mengangguk, "Sebutkan keperluanmu. Nanti aku sampaikan padanya."

"T-tidak perlu, terima kasih. Aku pergi dulu, permisi," Ahra membungkuk lalu menutup kembali pintu.

Ia bingung, sebenarnya Jimin kemana? Dan kenapa Sekretaris Lee tidak memberitahukan Jimin pergi kemana? Hatinya masih ada rasa mengganjal, ia tidak enak dengan Jimin. Pria itu sangat baik dengannya. Ia jadi teringat tentang dirinya yang masih tidak yakin dengan Jimin.

Ahra pun berniat menelpon Jimin. Ia mulai merogoh sakunya dan mencari nama Jimin diantara kontak telepon di ponselnya.

"Aku mohon angkatlah," ucap Ahra tak yakin.

"Maaf, nomor yang ada tuju sedang tidak aktif."

"Aishh ...."

Ahra merasa putus asa dan berniat kembali ke ruangan tim A. Sebentar lagi jam pulang, ia harus cepat-cepat membereskan barangnya. Ia mulai menaiki lift untuk turun kebawah. Ia masih memegang kotak makan yang sama sekali belum ia buka. Sesampainya di ruangan tim A, ia mulai membereskan barangnya dan bersiap untuk pulang.

Dan nampaknya ia harus pulang sendiri kali ini.

"Ahra-ssi, aku pulang duluan. Sampai jumpa!" Seoran melambaikan tangannya saat mereka tiba diluar kantor perusahaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You're my SERENDIPITY || PJM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang