Apologize( 사과하다)

100 24 20
                                    


Hai aku update nih, pada kangen ga? Wkwk..

Sebelumnya kalo kalian suka sama cerita ini, kasih votenya juga. Terus kasih komen tentang tulisan aku kedepannya.

Tanganku gatel pengen liat yang hmm hmmm hmmm.. :v

Langsung aja, cusss!

Enjoy the story

Ahra menatap cermin dihadapannya. Ia sebenarnya merasa tidak nyaman dengan perasaannya sejak kemarin. Dimana ia melihat Jimin dan Songhyuk bertengkar seperti itu.

Hatinya sakit, harus menyudahi semua perasaanya pada Jimin. Entah kenapa, semua tampak berbeda ketika pria itu tak lagi mengiriminya pesan ataupun menelpon. Dan hari ini ia harus menahan sakit untuk pergi ke tempatnya kerja.

"Ahra-ya, cepat turun. Kau harus sarapan!" Sahut ibunya dari atah dapur.

Tanpa menjawab, gadis itu bangkit dengan membawa tasnya. Ia mulai keluar dari kamarnya, menutup pintu, dan kemudian menuruni tangga.

Dimeja makan ia melihat ibu dan ayahnya tengah bercengkrama hangat. Berbeda dengan suasana hatinya yang dingin dan juga monoton. Matanya sedikit sembab karena malam ia habis menangis.

"Ada apa, sayang? Apa ada yang membuatmu sedih?" tanya ayahnya khawatir.

"Tidak ada, appa. Aku hanya kelelahan." jawab Ahra seraya memaksa senyum.

"Ahra-ya, apa Tuan Park tidak datang pagi ini?" Ibunya tiba-tiba menatap kearah jendela.

"Ani, eomma. Dia tidak akan kemari."

"Waeyo?"

"Hmm, eomma appa ini sudah jam 8. Aku harus berangkat. Sampai jumpa." Gadis itu tidak menjawab pertanyaan ibunya.

Ia segera berjalan keluar rumah menuju halte bis terdekat. Hembusan angin nakal, mempermainkan rambutnya. Ahra sesekali memperbaiki syal-nya. Karena musim gugur bisa saja membuatnya kedinginan.

Setengah perjalanan berlalu, ia melirik seorang pria dengan kamera dilehernya. Ia berjalan kearah Ahra dengan tatapan penuh sesalan. Gadis itu berhenti sejenak, untuk mengetahui maksud pria itu.

"Ahra-ya, aku sungguh minta maaf." ucapnya dalam.

"Oppa, yang kau lakukan semalam memang sangat menyakitiku. Minta maaflah kepada Yebin. Maka aku akan memaafkanmu." Ujar Ahra menatap manik mata sendu dihadapannya.

"Georeom,"

Setelah mengucapkan itu, Ahra pergi meninggalkan pria itu dalam perasaan bersalah. Hatinya jelas saja merasa gundah.

Sakit.

Terlalu sakit mengingat kejadian kemarin. Ahra terus menepis pikirannya dan berjalan menuju halte. Matanya sedikit mengeluarkan bulir air mata. Tangannya mulai menyeka agar tidak membuat hatinya semakin sakit.

Ia pun sampai di halte. Ujung matanya menangkap bis yang tengah berjalan menujunya. Dan berhenti tepat dihadapan gadis itu. Ahra segera naik dan duduk di kursi belakang.

Gadis itu memejamkan mata. Mencoba menenangkan tubuhnya yabg sedari tadi menahan gemetar. Namun ia tiba-tiba meraih ponselnya. Menatap beberapa foto yang kini hanya menjadi kenangan.

Foto yang menjadi saksi bahwa ia pernah mencintai pria itu. Hingga semuanya berakhir begitu saja. Tak berjejak sedikitpun. Namun meninggalkan luka.

Tidak, Ahra tidak merasa bahagia memutuskan segalanya.

Hatinya juga merasa sakit.

Tak lama ia pun sampai di gedung tempat ia bekerja. Berjalan tergesa seperti orang yang memburu waktu. Seakan waktu sangatlah berharga, dan ia tak ingin kehilangan sedikitpun.

You're my SERENDIPITY || PJM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang