Can't Lie( 거짓말을 할 수 없다)

104 24 34
                                    

Judulnya kepanjangan wkwkwk

Yaudahlah aku juga nemu di kamus:'))

Ada yang kangen sama story ini?

*gadawkwk

Kita liat dulu Mas Jimeen nya:v

Btw, yang lewat itu aku lho :'))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Btw, yang lewat itu aku lho :'))

Dah lah, gaje aku ini:v

Enjoy the story...

Ahra telah selesai dengan tugasnya. Ia pun mulai berjalan menuju lobby untuk menunggu Jimin disana. Ia memandang ponselnya. Memang seharian ini Jimin tidak menghubunginya karena ponsel Jimin yang hilang.

Hingga tak lama kemudian datang Jimin dengan cara berjalannya yang begitu kharismatik. Ia tersenyum kearah Ahra lalu mulai memegang tangan gadis itu. Jujur saja, Ahra sebenarnya kurang nyaman.

Pertama, dia malu dan gugup, kedua orang akan menghujamnya dengan kata-kata menyakitkan lagi. Tidak, Ahra tidak sanggup mendengarnya lagi.

"Apa aku lama?" tanya Jimin lembut.

"Tidak, aku baru tiba disini. Kau belum membeli ponsel baru?" tanya balik Ahra.

Jimin menggeleng, "Aku akan membelinya denganmu."

"Apakah itu perlu?" Ahra terkekeh kecil.

"Tentu saja. Ayolah, kita harus bergegas," ajak Jimin.

Pria itu menarik perlahan tangan Ahra hingga ke tempat parkir. Jimin membuka pintu mobilnya dan merekapun masuk. Mobil Mercedes Benz itu merambat keluar tempat parkir menuju jalanan yang ramai.

Ah, Jimin mampu membuat Ahra melupakan seluruh bebannya. Ini sangat kebetulan. Jimin hadir ketika ia butuh seseorang untuk memperbaiki mood-nya. Mereka memang seperti magnet, saling terikat.

Mereka pun sampai di sebuah toko besar yang menjual ponsel pintar. Disana sudah menjadi langganan Jimin untuk membeli ponsel. Dan toko ini pula yang sering menerima produk dari perusahaan Jimin.

"Ah Tuan Park, ada yang perlu saya bantu?" tanya pemilik toko tersebut.

"Aku ingin ponsel yang bagus. Ponsel yang dari perusahaan sudah hilang," ucap Jimin tanpa basa-basi.

"Baiklah, ingin ku berikan merek dari perusahaan mu atau dari perusahaan lain?" tanya pemilik toko itu lagi.

"Tentu saja dari perusahaanku. Aku tidak pernah membeli produk lain," Jimin tersenyum kecil.

"Baiklah, tunggu sebentar,"

Ahra hanya terdiam. Betapa berwibawanya seorang Park Jimin disini. Jika setiap hari Ahra melihatnya lembut dan manis, namun kini sangatlah berbeda.

You're my SERENDIPITY || PJM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang