Muffin (머핀)

107 25 26
                                    

Kangen sama Jihra (Jimin-Ahra)? Kalo iya, aku mau bikin kalian makin sayang sama merekaaa..

Maafin aku jarang Up. Kalian juga tau, libur artinya banyak tugass:(
Nah aku gak sempet UPDATE :'(

for your info nih, cast bisa bertambah sewaktu-waktu.

So aku udah nyempetin Update, semoga kalian senengg:)

Udah kangen kan?

Yuk langsung cuss!

Enjoy the story ' 3 '

Tringg....

"Selamat malam, ada yang bisa saya bantu?"

"Ya. Bagaimana caramu membuatku mencintaimu?"

"N-nee?"

"Ini pria yang menyukaimu, Do Ahra."

"Maaf? Anda pasti salah sambung ..."

"Aku benar-benar mencintaimu..." 

"Saya akan mematikan telepon dan melaporkan anda ke pihak berwajib!"

"Benarkah? Huhh~ aku tidak takut~"

"Berhenti bercanda, anda sedang menelpon sebuah perusahaan besar. Dan saya bisa saja menyeret anda ke jalur hukum!"

"Silahkan saja. Namun sebelumnya, lihatlah ke sampingmu."

Ahra menoleh ke samping mendapatkan Jimin yang berada di sampingnya seraya memegang ponsel  ditelinganya dan tersenyum jahil. Pria itu ternyata yang mengerjainya. Ahra mendengus kesal dan pipinya mulai merona.

"Bukankah kau akan menyeretku ke jalur hukum?" goda Jimin.

"Tidak lucu, Sajang-nim ..." gerutu Ahra.

"Ah.. tidak usah terlalu tegang, Sekertaris Do. Ini pertama kalinya aku mengerjaimu." Jimin terkekeh kecil.

"Sajang-nim ..." rengek Ahra kesal.

"Hmm ... sepertinya ini saatnya kau memanggilku dengan panggilan kesayangan. Bagaimana jika Oppa?" JImin mengalihkan pembicaraan.

Ahra tidak menggubrisnya. Ia malah kembali pada laptopnya dan mengambil map-map di atas laci. Jimin yang kesal segera meraih tubuh Ahra dan dengan cepat membalikkannya. Sehingga tubuh mereka pun menjadi saling berhadapan. Ahra merasakan jantungya dipacu dengan sangat cepat.

Jimin menatapnya sangat tajam, "Bisa-bisanya kau mengabaikanku. Apa kau tidak tau, jika aku ini pria yang sangat-sangat normal?" nadanya berubah menjadi sangat menggoda.

"M-maksudnya?"

"Maksudku," Jimin mengelus pipi Ahra perlahan, "Melakukan yang biasa pria lakukan pada kekasihnya jika merasa kesal," Ia mulai menyingkirkan surai rambut Ahra, "Kau paham?"

"A-aku mohon, jangan disini.." lirih Ahra pelan.

"Maksudmu ditempat lain?" Wajah Jimin mulai mendekat, Ahra mulai menutup matanya.
"Do Ahra ..." bisiknya, "Aku hanya bercanda," Jimin mulai melepaskan Ahra.

Untuk kedua kalinya, pipi Ahra merona. Jimin yang melihat itu langsung tertawa renyah.  Ia mulai menatap jam ditangannya. Saat itu jam menunjukkan pukul delapan malam. Karena terus saja ia kerjai, Jimin mulai merasa kasihan pada kekasihnya itu. Ya harus bagaimana lagi, Ahra memang harus tau sikap Jimin yang suka bercanda ini.

"Mianhae," ucap Jimin, "Ini sudah masuk pukul 8 malam. Kau pasti lelah, Aku akan mengantarmu pulang. Semua tugas itu kau bawa pulang, jadi kau bisa mengerjakannya sebelum tidur." Jimin mengelus lembut kepala Ahra. Ahra kembali duduk. Pipi gadis itu cemberut dan sedikit menopang dagu didepan layar monitor.

You're my SERENDIPITY || PJM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang