Affraid (겁 먹은)

558 69 89
                                    

"Bawalah anak ini, aku tidak mau melihatnya!"

"Akan kubawa dia bersamaku!"

Jimin terbangun dari mimpinya, matanya menatap sekeliling dengan intens. Sejujurnya ia benci jika harus bermimpi ini lagi, yang mengingatkannya pada kejadian 25 tahun yang lalu. Dimana ia harus menangis ketika ibunya pergi untuk selamanya, dan ayahnya pergi demi wanita lain.

Masa kecil tanpa kasih sayang orang tua adalah hal yang paling menyakitkan baginya, untungnya seorang pria paruh baya menemukannya tengah menangis dipinggir jalan. Hwang Yoojang, pria yang membawanya ke panti asuhan dan membuatnya menemukan beberapa teman.

Kini, ia menjadi seorang pria besar, CEO dari perusahan yang bernama Gonjiang Group. Jimin bisa seperti ini karena kerja kerasnya dalam belajar dan juga dukungan Hwang Yoojang. Baginya, Yoojang adalah ayah sekaligus ibu, pria itu adalah orang yang membuatnya menjadi pemimpin perusahaan terbesar di Kota seoul.

Pria itu segera melupakan mimpinya, dan bangkit dari kasur King size miliknya. Mengingat hari ini ia harus pergi ke kantor untuk bekerja. Wajahnya ia basuh dengan air yang mengalir, ia menatap bayangannya di cermin. Seorang pria penuh ambisi dan pekerja keras, itulah yang dilihatnya.

Setelah membersihkan dirinya, Jimin bersiap pergi kantor menggunakan mobil pribadinya yang sangat mahal. Pria menatap beberapa Ahjumma yang tengah bercengkrama didepan rumahnya sambil menyapu halaman toko dan rumah mereka. Entah kenapa, ia selalu merindukan sosok ibunya yang telah pergi. Dan dengan melihat mereka, cukup mengobati rasa rindunya.

"Eomma*, aku harap bisa melihatmu lagi." ucapnya dalam hati.

*: Ibu

Ia segera menacapkan gas dan pergi meninggalkan rumah besar dengan 3 pembantu dan 2 penjaga. Jalanan kota Seoul mulai ramai dengan kendaraan-kendaraan yang memburu waktu, ntah mereka yang sekolah, Kuliah, ataupun kerja. Hingga, sampailah ia di sebuah gedung besar di kawasan yang cukup ramai, Distrik Gangnam. Ia mulai memasuki tempat itu dengan penuh kharisma.

Banyak karyawan yang menyapanya, mulai dari mahasiswa magang hingga karyawan yang bekerja padanya sejak perusahaan ini terbentuk. Ia memang sudah mengenal wajah mereka, meskipun ia tidak terlalu hafal nama mereka. Tapi ada satu wajah yang asing baginya, wanita bertubuh kecil dengan rambutnya yang digerai panjang.

"Sajang-nim*, apa kau sudah sarapan?" tanya Lee Myunhee, sekertarisnya.

*: Pak Direktur
*: Akhiran -nim, digunakan kepada atasan/orang yang memiliki tingkatan lebih diatas kita.

"Belum, nanti saja aku sarapan saat makan siang." jawabnya dengan senyum kecil.

"Baiklah, aku tidak akan memaksa."

"Ohiya, Sekertaris Lee. Siapa wanita yang duduk di dekat meja informasi itu?" Jimin mulai bertanya soal wajah baru ia lihat itu.

"Dia mahasiswa magang dari Universitas Yonsei, namanya Do Ahra." jawab Myunhee.

"Ahh, pantas saja aku merasa baru melihatnya." Jimin memiringkan kepalanya.

"Mari, aku antar padanya." ajak Myunhee, Jimin menggeleng.

"Aku rasa tidak usah, aku akan segera keruanganku saja."

Myunhee mengangguk dan mengikuti Jimin ke arah lift menuju ruangannya di lantai 2. Lee Myunhee baginya adalah asisten yang baik, wanita yang lebih tua darinya 4 tahun itu sudah seperti kakak baginya. Jimin berjalan menuju sebuah ruangan dengan pintu berwarna coklat tua dan mulai memasukinya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
You're my SERENDIPITY || PJM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang