The Miracle (기적)

92 23 29
                                    

Annyeong Yorobundeul:>

Aku up nih..

Mas Jimeen sama Ahra welkambek tu de setori :V

*Nulis apaan sih? :'v

Yu yang udah kangen silahkan dibacaa:)

Enjoy the story<3

Ahra bangun dari dunia mimpi. Ia harus bangun untuk hidup di dunia nyata. Matanya sayu, rambutnya berantakan. Ya, khas Ahra sekali ketika bangun tidur. Lebih tepatnya hancur. Ia seperti singa yang baru saja bangun. Terkadang ada sisa liur di pipinya, Hah ... menjijikan.

"Jam berapa ini?" gumamnya, padahal disamping kasurnya ada ponsel dan di dindingnya ada jam.

Dia belum sepenuhnya sadar.

"Huahh. .. aku lupa, malam ini aku akan pergi kerumah Tuan Park," Ia menggaruk rambutnya, "Ah ... itukan sepulang kerja, santai saja ..."

Tok tok

"Ahra-ya, kau sudah bangun?" tanya ibunya dari balik pintu.

"Nee, eomma."

"Cepat mandi!"

Ahra mulai menuruni kasurnya dan segera menyambar handuk yang tergantung di balik pintunya. Ia pun berjalan menuju kamar mandi. Didepan kaca, terdapat gadis berambut aneh dengan mata yang nampak lelah.

"Aigo, aku jelek sekali ketika bangun tidur ..."

Ia meraih sikat gigi beserta pasta giginya dan mulai menyikat giginya perlahan.

Setelah mandi, Ahra mulai menyisir rambutnya yang basah. Lalu mengeringkannya menggunakan kipas angin. Ia tidak suka menggunakan hairdyer, karena takut rambutnya kering. Lagi pula, ia tidak mampu membeli hairdyer yang bagus. Jika membeli yang murah, dapat dipastikan jika hairdyer itu palsu.

Tok tok

"Nee, eomma?"

Tok tok

"Ck, eomma. Masuk saja, aku sudah selesai berpakaian." ucap Ahra tanpa menoleh.

Kreeekk..

Pintu terbuka, Ahra tidak menoleh karena ia berpikir itu ibunya. Ia masih sibuk memakai bedak tipis diwajahnya. Sesekali juga ia memainkan rambutnya. Kepalanya menunduk untuk mencari brush diantara barang-barang di lacinya.

Tiba-tiba, seseorang menyentuh rambutnya. Memegang perutnya, memeluknya. Astaga, ibunya tidak mungkin melakukan hal itu. Tapi Ahra mengabaikannya.

"Eomma, aku bukan anak kecil. Tidak perlu memelukku seperti itu. Aku hanya pergi bekerja, bukan bertempur." ujar Ahra.

Namun sesuatu yang lembut menyentuh lehernya. Seseorang menyium lehernya. Sontak Ahra mengangkat kepalanya dan mulai berbalik.

Jimin!

"Sajang-nim?" ucapnya tiba-tiba.

"Aku mengejutkanmu, ya?" Jimin tersenyum manis, dengan masih memeluk Ahra.

"A-aku kira, kau eomma. Pantas saja, eomma tidak pernah memelukku seperti itu." ujar Ahra.

Jimin terkekeh pelan, "Kau cantik," bisiknya.

Ahra hanya terdiam. Apa jadinya jika Jimin datang lebih awal, ketika Ahra masih tidur. Akan kah ia menyebutnya cantik?

"Ada apa?" tanya Jimin.

"Ah, tidak ada. Permisi, Sajang-nim. Aku harus berdiri,"

Jimin melepaskan pelukannya. Ahra mulai berdiri, dan kembali mencari-cari brush nya. Tapi tidak kunjung ditemukan. Hal itu membuat Jimin bingung dengan sikap Ahra.

You're my SERENDIPITY || PJM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang