World(세상)

84 24 39
                                    

Jimeen Ahra balik nih.

Siapin hati ya.

Moga kaga senyum-senyum sendiri.

Wkwkk :v

Aku juga sering:'>

Apalah daya, aku lemah sama yang manis:'>

Nih aku kasih foto Mas Jimeen:)

Nih aku kasih foto Mas Jimeen:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kalau gitu,

Langsung ajaa

Enjoy the story....

Dua cangkir jus alpukat menemani Ahra dan Jimin di malam hari. Sepulang bekerja, keduanya memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama. Langit menampakkan bulan dan juga bintang-bintang. Mereka duduk disebuah meja outdoor di cafe. Tepatnya di area rooftop.

Tak lama kemudian, datang pesanan selanjutnya. Yaitu dua piring beef with barbeque saus, ditambah dengan nasi putih. Jimin sengaja mengajak Ahra makan, karena ia ingin gadis itu makan setelah seharian bekerja.

"Wanginya harum sekali ..." Ahra tersenyum, jujur saja ia sangat senang.

"Kau suka?" tanya Jimin.

"Tentu saja, mari makan ..." Ahra mulai menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Kau ternyata sangat suka makan, ya?" Jimin terkekeh pelan.

Ahra berhenti makan, lalu tersenyum. "Ya, begitulah ..."

"Tidak apa, aku tidak terlalu suka gadis terlalu ramping." Jimin tersenyum, lalu mulai melahap makanannya.

"Aku kira anda lebih suka gadis yang bertubuh ramping. Aku sendiri biasa saja, ramping tidak gemuk pun tidak." ujar Ahra.

"Yah, begitu. Aku tidak ingin menuntutmu untuk menjadi apa yang aku inginkan," Jimin mulai memegang tangan Ahra, "Karena aku sudah mendapatkan semuanya darimu."

Pipi Ahra menyembulkan semburat semu merah. Jantungnya berdegup cukup kencang. Ia pun memberhentikan makannya dan tertunduk. Jimin yang merasa heran, kini mulai bertanya-tanya apa yang gadis itu pikirkan.

"Apa kata-kataku menyakitimu?" tanya Jimin.

Hening.

Tidak ada jawaban.

"Do Ahra?"

Ahra mendongakkan kepalanya. Ia menampilkan wajah yang sulit Jimin artikan. Pipinya masih memerah, dan ia nampak terlihat malu-malu. Jimin sedikit terkekeh dan mengelus lembut rambut Ahra.

"Kau kenapa? Apa kau tersipu malu oleh ku?" tanya Jimin.

Ahra membuang wajahnya.

"Hehehehh ... maafkan aku," Jimin menyiuk makanan, lalu mengarahkannya kepada Ahra.

You're my SERENDIPITY || PJM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang