pertemuan kedua

23 2 0
                                    

Tumpukan buku tebal selalu menghiasi meja di manapun Diandra berada. Kali ini dia tidak sendiri, Sahabatnya sejak lulus Sma itu senantiasa menemani. Mereka berdua berambisi untuk mendapat beasiswa di luar negri dan harus lulus dengan cumlaude.

"Eh... Di, kamu dengar kasus Maria kemarin gak?" ucap Risa sambil terus menggerakan tangan dan matanya mengamati setiap baris kalimat di buku tebal itu.

" kasus apa?" tanya Diandra yang penasaran

" katanya, dia ada main sama salah satu dosen. trus sekarang dia ada video syur sama anak kampung sebelah."

" masa sih.. kok loe tahu? loe nonton yaa... hahahah" Goda Diandra

" ihh.. jijikk yaaa, gua denger dari anak anak dan anehnya cowoknya si Maria itu diem diem aja. Dia gak ngerespon sama sekali"

" dia punya cowok? kok lo kenal?"

" gua juga kata anak anak sihh... cowoknya kuliah di kampus ini juga, anak teknik kalo gak salah"

" haduh.. haduh... berani bener tu Maria, gak takut dosa apa"

" gua malah kasihan sama cowoknya Maria, anaknya ganteng, kapten bola voli di kampus ini keren lagi. tapi masih di sia sia in gituu.."

" loh.. katanya gak kenal kok ngerti semua loe Sa?"

" kata anak anak juga sihh.." sambil cangar cengir

" Sa.. Sa.. gak sembuh sembuh tu penyakit ngegosip loe, udah.. udah ayo kembali ke kelas bentar lagi kelas mau mulai nih" Diandra geleng geleng melihat polah sahabatnya itu.

Kedua sahabat itu beranjak dari perpustakan menuju ruang kelas. Di lorong Diandra melihat sesuatu yang aneh dengan teman teman di sekelilingnya.

" kalian pada kenapa sih, dari ujung gua perhatiin pada bisik bisik gitu." Tanya Diandra pada salah satu temannya

" Tu Di, di dalem kelas ada si Wewe sama bucin kesayangannya. bener bener gak tau malu tu dia"  jawab salah satu dari mereka

" si Wewe ?" tanya Risa sambil melihat siapa yang mereka maksut "oh... Maria" jawabnya sendiri, ketika dia melihat seorang gadis seksi berambut panjang duduk mesra dengan seorang pemuda tampan di sampingnya. Lebih tepatnya sihh.. Maria yang bergelayut manja, sedangkan si pemuda hanya berwajah datar tanpa ekpresi di mukanya.

"ada apa sih,? " Diandra membuka kerumunan di depan pintu itu.

" Valdo?" ucapnya lirih

" Loe kenal cowok itu Di?" sahut cewek berhijab di dekatnya

" enggak. gua gak tau, ya udah gua pergi dulu Sa" Diandra berlari menjauhi kerumunan itu

" eh... eh.. mau kemana loe, kelas bentar lagi mau mulai woy" teriak Risa, tapi Diandra tidak menghiraukannya. Di terus berlari, hingga nafasnya terasa berat dan berhenti di sebuah taman kecil di belakang fakultasnya.

Dia membuka tas rangselnya, di keluarkan dompet marron kesayangannya. perlahan tangannya yang masih bergetar membuka kancing dompet itu, terdapat foto keluarga kecilnya terbingkai apik di sana. Di sampingnya, terlihat jelas sebuah Liontin separuh hati yang membuat memori lama itu terkuak kembali.

Dadanya semakin sesak ketika pikirannya sedang memutar detik detik terakhir laki laki itu pergi pamit meninggalkannya setelah mengungkap rasa sayang pada Diandra. Dan hari ini, dia datang lagi. Tapi bukan untuk menjemputnya sebagai seorang bidadari di hatinya, tapi untuk orang. Valdolah yang selama ini Risa ceritakan, kekasih Maria teman sekelasnya.

" memang dari dulu aku sudah membencimu. dan mungkin untuk selamanya." Diandra menutup kembali dompet itu dan menyimpannya kembali.

Amarah yang menggelora di dadanya saat ini, semakin membuatnya lebih semangat lagi untuk menggapai mimpinya dan melupakan apa itu cinta.

Apalagi perkataan manis yang keluar dari mulut Valdo. Tidak akan pernah Diandra indahkan lagi. Diandra beranjak dari tempat itu berniat menuju ruang kelasnya. Tapi matanya tersentak ketika melihat sosok yang dia benci itu mendekat.

"Ndra? Diandra? bener itu loe ndra?" Teriak Valdo menyadari bahwa gadis itu adalah Diandra. Dan seperti yang Diandra bilang, dia sama sekali tidak mengindahkan panggilan itu. Meski sebenarnya Diandra tahu lama sekali mereka tidak bertemu, tapi sayangnya kebencian itu sudah menutup mata hati Diandra.

Berlalu, berlari sejauh mungkin dari Valdo itu yang Diandra pilih. Dia tidak ingin lagi berusuhan dengan orang yang bernama Valdo, cukul semua itu menjadi kenangan dan tidak akan pernah jadi kenyataan lagi.

i will still love u (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang