rahasia besar Valdo

24 0 0
                                    

Detik demi detik yang mereka lewati tidak terasa membuat Diandra semakin sayang pada Valdo, Sering sekali mereka menghabiskan waktu bersama meskipun hanya di rumah nonton tv atau sekedar ngobrol. Dan itu sangat membuat Diandra nyaman sekali, bisa bertukar pikiran dengan orang tanpa harus keluar dari istanahnya tercinta.

Sesibuk apapun Valdo, dia selalu memngosongkan jadwalnya jika Diandra harus pergi check up. Valdo tak pernah absen mengantarnya. Hingga sekarang Diandra sudah bisa berjalan seperti biasa tapi masih tetap di bawah pengawasan dokter.

Hingga pada suatu ketika, sudah seminggu lamanya Valdo tidak menampakan batang hidungnya. Ketika Diandra menghubunginya, Valdo bilang baik baik saja. Hanya ada sedikit urusan hingga terakhir suara wanita separuh baya dan itu mama Valdo mengangkat panggilan telpon Diandra dan beliau bilang Valdo sedang di rumah sakit. Beliau tidak mengatakan dengan jelas, hanya saja beliau bilang Valdo butuh banyak istirahat.

Diandra merasa menyesal, dia merasa itu semua gara gara Valdo sering kali meluangkan waktu buatnya tanpa memikirkan keadaannya sendiri.

"Tapi apa gerangan penyakit yang Valdo derita, dan dimana Valdo di rawat kenapa aku tidak tanya. Bodoh sekali aku" gerutu Diandra sambil meremas remas bantal kecil yang ada di ruang tamu itu.

" Kamu kenapa sih sayang?" Datang
sang ibu dari lantai atas, dengan ekspresi penuh tanda tanya melihat anaknya begitu gelisah

"Valdo bu, mamanya bilang dia sakit" jawabnya dengan penuh kecemasan

"Sakit apa? Di mana dia sekarang?" Sang ibu menghampiri dan duduk di samping Diandra untuk menenangkan putri sulungnya itu.

" Diandra gak sempet tanya bu, mulut Diandra tercekat ketika mendeangar dia sakit. Langsung seketika Diandra berfikir itu gara gara Valdo kecapekan  mengurus Diandra sampai dia tidak memperdulikan dirinya sendiri, harusnya Diandra tidak terlalu manja seperti itu sama Valdo yang akhirnya malah membuat susah dirinya." Ucap Diandra sambik tersendu sendu.

" Tidak sayang, kamu tidak salah. Itu semua Valdo ikhlas melakukannya karena dia sayang sama kamu. Dia ingin menjaga kamu, semua ini bukan salah kamu sayang. udah tenang dulu ya, Valdo akan baik baik saja. Dia anak yang kuat" bu Ani memeluk Diandra dengan penuh sayang untuk memberi rasa nyaman pada buah hatinya itu. Sedangkan Diandra masih  terus menangis di pelukan sang ibu.

🌸🌸🌸

Ke esokan harinya, jadwal Diandra check up ke dokter untuk yang terakhir kalinya. Akhirnya bisa lepas bebas seperti dulu tanpa harus lapor layaknya tahanan kota. Kali ini Diandra berangkat sendiri, seperti yamg diketahui sebelumnya biasanya Valdo menemaninya tapi kali ini dia harus sendiri.

Sesampai di rumah sakit, dia menuju lift untuk membawanya ke atas membawa dirinya menemui dokter specialis tulang yang menanganinya. Untung saja, hari ini tidak antri panjang seperti biasanya. Jadi Diandra dengan bebasnya masuk keruangan si dokter. Setelah semua pemeriksaan selesai Diandra pamit dan tak lupa mengucapkan terima kasih karena udah merawatnya selama ini.

Sesampai di lobby dia melihat seorang ibu yang menangis histeris berjalan mengikuti sebuah ranjang pasien yang penuh dengan alat medis dan kabel yang menancap pada tubuh pasien. Sang ibu membawa sebuah berkas yang di letakkan di sebuah map, beberapa kertas dari map itu terjatuh. Mungkin karena ibu terlalu histeris dan kwatir akan keadaan pasien itu hingga tidak mengetahui hal itu.

Diandra mengambilnya, ternyata dua lembar kertas hasil fotokopi an. Satu lembar  KK (kartu keluarga) dan KTP( Kartu tanda penduduk). Namun seketika matanya terbelalak, dadanya terasa sesak, tubuhnya lemas seketika melihat dua lembar kertas itu. Ada nama Valdo di sana, dan di lembar lain terdapat foto Valdo, iya benar itu KTP milik Valdo.

Dengan segala kekuatan, dia segera mengejar ibu itu tadi. Beberapa perawat itu membawa ranjang pasien  ke sebuah ruangan khusus, entah apa namanya Diandra tidak membacanya.  Dia hanya ingin memastikan apa benar itu Valdo orang yang dia sayang.

" Permisi tante, berkas tante terjatuh tadi di lobby" wanita dengan mata sembab itu melihat ke arah Diandra dan mengambil kertas itu dari tangan Diandra

" Terima kasih" jawabnya singkat

" Apa benar tante, mamanya Valdo? Saya Diandra tante"

" Kamu Diandra? Kamu Diandra ke kasih Valdo?"

" Iya tante" seketika wanita itu memeluk erat Diandra dengan tangia yang semakin pecah. Rasanya Diandra juga bisa merasakan apa yang wanita itu rasakan.

" Valdo, kondisi Valdo sekarang kritis. Dokter bilang tidak ada harapan lagi, penyakit yang menyerangnya semua sel tubuhnya. "

" Valdo sakit apa tante?" Kini wajah Diandra sudah di penuhi air mata

" Kanker darah, penyakit itu sudah lama menggerogoti tubuhnya. Tapi semangat Valdo untuk hidup sangat tinggi sehingga dia bisa bertahan sampai sekarang"

" Tapi Valdo masih bisa bertahan kam tante? Valdo akan sembuhkan ?" Kini giliran Diandra yang tidak bisa membendung perasaannya.

" Hanya alloh yang tahu, selama ini dia bertahan karena dia hanya ingin minta maaf padamu dan melihatmu bahagia, lalu ketika tante dengar kalian sudah berhubungan baik bahkan menjalin kasih. Itu justru membuat tante sedih karena Valdo pernah bilang pada tante, Valdo siap tuhan mencabut nyawanya asal dia sudah bisa menerima maaf darimu dan melihat kamu tersenyum bersamanya"

" Tidak tante.. tidak..Valdo harus sembuh!"

" Hingga kemarin sebelum tante akhirnya membawanya ke rumah sakit ini Valdo berujar oada tante bahwa tugasnya sudah selesai, dia siap untuk menghadap tuhan"

" Tidaakkkk.... Tidakkk tantee" tangis Diandra semakin menjadi jadi, sekarang tubuhnya lemas bersandar di kursi tunggu di lorong rumah sakit itu

" Kita doa kan saja, nak. Semoga Valdo masih bisa bertahan"

Diandra tidak menyangka Valdo menyembunyikan semua ini dari dirinya. Diandra sangat menyesali sikap yang selama pada Valdo. Bahkan sampai saat ini Diandra belum bisa sepenuhnya menjadi kekasih yang baik bagi Valdo. Justru Valdo yang berusaha selalu ada buat Diandra.

i will still love u (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang