Cuaca sangat bersahabat hari ini. Matahari bersinar begitu lembut, angin berhembus perlahan menyibak rambut panjang Diandra yang sedang membaca buku di pinggir lapangan itu.
Dari sebrang lapangan datang pangeran kampung yang di eluh eluhkan para cewek di kampus itu. Sang kapten. Diandra yang menyadari kegaduhan suara jeritan para fans Valdo mencari apa gerangan yang terjadi. Tapi kepalanya segera menunduk kembali ketika sepasang mata Valdo menatapnya.
Alih untuk segera masuk lapangan tapi Valdo malah pergi menghampiri Diandra.
" Ndra? Kamu di sini? Nungguin siapa?" Ucap Valdo yang sudah berdiri di depannya.
" Tolong jangan panggil saya seperti itu, saya tidak suka!" Ucap Diandra tanpa menatap Valdo sama sekali.
Bakti yang melihat mereka dari kejauhan mulai gusar. Apa yang mereka perbincangkan, Bakti tahu ada sesuatu di antara mereka meski dia tidak tau apa tepatnya.
"Ok sorry, Diandra Ayu Pratiwi. Kamu nungguin siapa di sini?"
" Yang pasti bukan nunggu anda tuan"
" Iya.. gue tahu tapi tumben loe.. " tiba tiba bola mengenai kepalanya" woyy.. kepala orang ni," sambil berdiri mengambil bola yang tadi mengenai kepalanya
" Makanya ayo buruan latihan udah telat, malah nongkrong lagi!" ucap salah seorang anggota
" Yaa.. gue telat kan ngurus administrasi buat tournamen depan"
" Trus hasilnya apa? Loe gak kasih tahu malah nongkrong di sono deketin cewek, mata loe emang tahu aja yang bening" sahur Charlie teman Bakti
" Dasar loee.. mulut loe kayak lambe turah" sambel melempar bola ke arah Daniel. Bakti hanya diam saja tidak menimpali, karena Bakti tidak ingin mencampur adukan perasaannya dengan permainan ini. Meskipun dalam hati Bakti sudah ingin menyeret Diandra menjauh dari Valdo.
Kurang lebih latihan satu jam mereka istirahat untuk mengambil air minum. Dan Valdo memperhatikan Bakti menenggak air minum yang Diandra sodorkan. Hatinya bergemuruh, ingin sekali rasanya merebut botol itu dan melemparkan ke muka Bakti.
"Jadi dia yang loe tunggu!" Ujar Valdo mendekati merek berdua
" Mau minum loe Do?" Bakti berusaha mencairkan suasana, Valdo meraih botol yang di tawarkan Bakti dan membuangnya.
" Salah gue apa sih Di, sama loe. Udah belasan tahun berlalu dan loe masih seperti ini. Asal loe tahu Di, gue sungguh tersiksa. Menahan rasa ini selama bertahun tahun." Tapi Diandra tidak memperdulikan perkataan Valdo itu. Dia memilih diam dan tak acuh.
" Dia.. tatap gue.. tatap gue Di, bilang kalo loe emang gak cinta sama gue jangan bikin gue seperti ini, gue cinta sama loe Di, gue cinta sama loe sedari dulu sampai detik ini gue masih cinta sama loe Di!" Valdo memegang tangan Diandra, kali ini Diandra menatapnya. Suara gemuruh dan sorak semua orang yang ada di sana membuat Diandra bergetar memori otaknya teringat waktu itu. Di mana satu kelas menertawainya karena ulah Valdo.
Dari luar lapangan Maria yang menyaksikan adegan itu. Membuat darahnya mendidih, ini sebuah penghinaan buat dirinya. Jadi selama ini Valdo mempermainkannya. Sedangkan Bakti, dia tidak bisa berbuat apa apa. Hatinya bergemurih tapi tangan dan kakinya kaku tak mampu bergerak.
" Ini kedua kalinya kau mempermalukan aku di depan semua orang,cukup!" Tamparan keras melayang di pipi mulus Valdo. Semua yang ada di sana tidak menyangka Diandra melakukan itu. Suara sorakan itu semakin keras, entah apa maksutnya Diandra tidak mengerti. Dia meraih tas nya dan pergi meninggalkan tempat itu. Bakti mengikutinya dari belakang.
" Sialan hahhh...!"teriak Valdo sambil melempar jauh bola voli yang ada di dekatnya.
🌸🌸🌸🌸
Sekarang keseharian di kampus Diandra menjadi mencekam, berita tentang tempo hari sudah tersebar luas di seluruh pelosok kampus. Apalagi para cewek yang menggandrungi Valdo semakin sinis padanya.
"Ihhhh... Sok banget jadi orang, sok kecantikan!" Ucap seorang gadis berhijab saat Diandra sedang duduk di taman, Diandra hanya diam dia berfikir bukan dia yang mereka bicarakan.
" Bener juga, berani banget nampar Valdo. Dia pikir dia siapa? Ih.. jijik banget lihagnya" sahut seorang gadis lagi
" Bener ja loe, gak tau diri banget tu cewek. Emang dia gak tau apa Valdo itu siapa. Ih. "
Ketika mendengar nama Valdo yang keluar dari mulut mereka , Diandra langsung menatap muka mereka seketika mereka terdiam. Tapi Diandra tidak ingin membuat ribut, dia memilih pergi dari tempat itu.
Belum sampai di kelas Diandra sudah hadang oleh Maria dan temannya. Diandra tahu maksut dan tujuan Maria. Selama ini dia tidak pernah berbincang dengan Maria meskipun mereka kerap satu kelas.
" Heh kutu buku, sok banget sih lo jadi cewek. Belagu banget loe, jangan sok kecantikan ya loe"
" Selama gue kuliah di sini, ini pertama kalinya loe bicara sama gue dan loe langsung bilang gue sok kecantikan, apa semua itu gara gara kejadian di lapangan Voli"
"Gak usah banyak bacot ya loe, mentang mentang Valdo udah jatuh cinta sama loe tapi sekarang udah jadi milik gue" ucap Maria sambil tersenyum licik
" Ambil aja, gue gak butuh toh yang bilang suka bukan gue tapi dia harusnya loe malu. Buat apa loe pacaran sama orang yang gak cinta sama loe" ucap Diandra sambil berlalu meninggalkan Maria dan ynag lain.
Sontak perkataan membuat Maria semakin murka, hatinya semakin panas. Maria ingin segera menemui Valdi dan menjelaskan apa sebenarnya yang terjadi antara dia dan Diandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
i will still love u (Complete)
Ficción General"aku memang bukan arjuna, aku juga bukan seorang raja dan aku memang tak punya apa apa tapi percayalah Di, kekuatan cinta ini akan memberi keajaiban bagiku. Dan percayalah, suatu saat nanti aku yang akan menjadi pendampingmu di surga" ucap Valdo pad...