Cinta pertama 2

15.7K 349 4
                                    

Gue akui Rangga memang ganteng, dengan postur tubuh yang tinggi atletis,  dengan mata sipit dan  hidung mancung nya yang  udah kaya perosotan anak TK.

Tapi gue gak tertarik tuh sama dia. Karna di hati gue udah ada seseorang yang mengisi penuh hati gue. Dan, gak ada tempat kosong lagi buat di isi orang lain.

Dia adalah cinta masa kecil gue. Pahlawan gue, dan cinta pertama gue.

Waktu itu umur gue masih lima tahun. Saat itu gue digangguin sama anak-anak  nakal, dan tiba-tiba dia datang nolongin gue.

Dengan beraninya dia melawan anak-anak itu, walau dia gak sebanding dengan mereka.  Tapi dia gak pantang nyerah untuk melawan mereka.

Di mata anak perempuan seusia itu dia sangatlah keren, dia udah seperti tokoh-tokoh superhero di televisi.

Gue gak pernah tahu siapa nama anak laki-laki itu, karna gue selalu manggil dia kakak Hero.

Usianya mungkin beda empat atau lima tahun di atas gue. Bagi gue dia adalah pahlawan gue, pelindung gue, dan gue ingin saat gue dewasa nanti gue bisa menikah sama dia. Pikir gue saat itu.

"Kakak, Kakak mau gak  jadi suami aku?" celoteh gue saat itu.

Dia tersenyum manis ke gue, dan mengangguk  "Mau."

"Beneran? janji yah kak?" ucap gue senang.

"Iya, kakak janji," ucapnya  sambil mengangguk.

Gue sama dia sering bertemu dan bermain di taman. Hingga suatu hari dia pergi ninggalin gue.

Saat itu gue nunggu dia di taman. tapi, sampai sore hari dia gak datang nemuin gue. Begitupun hari-hari berikutnya.

Dia pergi tanpa meninggalkan jejak apapun, dan sampai saat ini gue gak pernah tahu tentang dia. Bagaimana dia? Seperti apa dia sekarang? Gue gak tahu.

Saat itu gue hanya bisa menangis, tanpa bisa berbuat apapun. Gue ingin bertemu dia lagi.

Tapi walaupun gue gak bisa bertemu dia lagi, seenggaknya calon suami gue harus seperti dia. Yang baik dan bisa melindungi gue.

**

Hari ini gue di suruh bunda pergi sama Rangga ke toko perhiasan, untuk nyari cincin pertunangan.

Sebenarnya gue  udah protes sama Ayah tentang perjodohan ini. Tapi, apalah daya, gue masih sayang sama kartu-kartu penghuni dompet gue. Gue belum mau jatuh miskin ...!

"Gita, kamu pilih aja mana yang kamu suka," katanya ke gue saat kita sudah sampai di Toko perhiasan.

Seketika otak jail gue muncul "Mba! Saya mau cincin yang paling mahal yang ada di toko ini!" pinta gue ke  si mba pelayan toko.

Gue gak perduli mana yang bagus dan gue suka, yang penting mahal.  Bolong, bolong deh tuh dompet nya Rangga. Ha ... ha ... ha (tertawa jahat)

Biarin aja dia mikir kalau gue ini cewek matre. Biar dia mikir dua kali buat nikahin gue.

"Kamu yakin mau cincin ini?" tanya nya saat gue pilih sepasang cincin putih yang simple namun terkesan mewah. Yang katanya paling mahal itu.

"Iya lah! Bukannya tadi loe  sendiri yang bilang, kalau gue bebas pilih yang mana gue mau!" ketus gue.

"Ya udah kalau gitu. Bungkus yang ini yah, mba," katanya ke mba pelayan itu.

"Sebelum pulang kita makan siang dulu yah, kamu pasti sudah lapar."

Rangga menggandeng tangan gue keluar dari toko.

Tapi gue langsung menarik tangan gue. "Gue gak buta! Gue bisa jalan sendiri tanpa harus loe gandeng! Jangan berani-berani loe sentuh gue yah, gue gak suka!"  bentak gue  ke dia.

"Iya, maaf yah, Git," jawabnya tenang.

Gue melangkah lebih dulu, meninggalkan Rangga yang masih ada di belakang.




Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang