Kini Divs kembali bersama Alifa. Walaupun aku merasa tersakiti, tapi aku berusaha untuk menerima semuanya. Aku sayang Divs dan aku ingin dia bahagia. Aku tidak mau dia merasa bersalah atas perasaanku padanya. Aku tidak mau membuatnya bingung.
Dia masih masih sering menemuiku, dia bilang semuanya tidak akan pernah berubah, dia ingin aku tetap selalu disampingnya. Walaupun sulit, tapi aku lakukan itu demi dia. Bagiku asalkan aku masih bisa ada disampingnya itu sudah lebih dari cukup.
Aku lihat hubungan mereka jadi lebih mesra setelah mereka kembali bersama, baguslah kalau Divs kembali menemukan cintanya.
Hari ini Ibunya Divs menyuruhku datang kerumah, katanya dia ingin bertemu sama aku. Memang sejak Divs kembali bersama Alifa, aku belum pernah lagi kesana.
“Asalamualaikum, Bu.”
“Eh, Okta udah datang, sini, sayang!” panggil Ibu yang lagi sibuk didapur. Namun, aku lihat ibu tidak sendiri, disana sudah ada Alifa yang membantunya.
“Apa kabar, kak?” Aku menyapa Alifa yang tengah duduk dikursi meja makan sambil memotong sayuran, dan akupun ikut duduk dikursi yang ada disampingnya.
“Hm … aku baik,” jawabnya, tanpa menoleh padaku.
“Bu, aku harus bantu Ibu apa?” tanyaku ke Ibu, yang tengah berdiri didepan kompor. ”Aku bantu makan aja, yah, Bu! Aku gak bisa masak, soalnya!”
Ibu menengok kearahku dan tersenyum, “Iya, sayang. Kamu tidak perlu bantuin, sebentar lagi selesai, kok. Nanti kita makan siang bareng, yah.”
Ibu memang seperti itu padaku, dia sudah menganggap aku seperti anaknya sendiri. Dan akupun juga seperti itu.
“Bang Divs kemana, Bu? Kok gak keliatan?”
“Divs lagi pergi, dia ada urusan sebentar,” kata Alifa jutek.
Setelah hampir setengah jam berkutat didapur, akhirnya acara masak-memasaknya selesai. Aku dan Alifa menata semua masakan yang dibuat ibu diatas meja, sementara ibu pamit pergi untuk membersihkan badannya.
“Kamu cinta sama Divs?” tanya Alifa.
“Nggak, kita Cuma temen doang, gak lebih.” kataku tenang.
“Atau kalian saling cinta, tapi gak bisa saling mengungkapkan? Ck … MENYEDIHKAN!” kata Alifa sinis.
“Kak, dari dulu sampai sekarang kita ini berteman, gak lebih! Lagian aku sudah punya pacar, kok. Dan Bang Divs pun tahu itu!” kataku dengan menaikan sedikit suaraku.
“Oh, yah? Siapa pacar kamu? Kalau kamu emang tidak ada rasa sama dia, JAUHIN DIA!” ucapnya.“Aku sebenarnya ingin pergi dari dia, tapi dia cegah aku untuk pergi, aku suruh dia cari perempuan lain, tapi dia gak mau. Dan aku suruh dia pilih aku atau kamu, dan nyatanya dia memilih aku, INGAT ITU!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story
Short Storyfollow dulu penulis nya Hanya berisi kisah Cinta. Ini random, ya. Cuma cerpen saja. Berikan dukungan nya kalau suka, jangan cuma di lihat dan di baca aja,,inikan bukan koran,,he,,he Kalau penasaran langsung baca, kalau gak penasaran, baca aja dulu...