"Terimakasih, yah, Mba."
Aku berjalan keluar dari dalam Toko kue dan setelah itu pergi ke Halte Bis yang jaraknya tidak jauh dari sana.
Sebenarnya aku lagi malas pergi keluar rumah. Tapi, tadi ibu mita aku membeli kue untuk acara pengajian di Mesjid dekat rumah.Drtt ...Drtt ...Drtt
Tiba-tiba Hpku berbunyi. 'Siapa sih, yang nelpon?' gumamku. aku mengambil ponsel yang ada didalam tas, lalu kugeser tombol warna hijau dilayar.
[Ya, ada apa?]
[Aku habis dari toko kue. dan sekarang aku ada di halte, Bis.]
[Ya, udah, aku tunggu] ucapku sebelum mengakhiri panggilan itu.
Saat aku nunggu, tiba-tiba ada sebuah mobil yang berhenti didepanku, dan aku tahu betul siapa pemiliknya.
Aku langsung berdiri dari tempat dudukku untuk segera pergi dari sana. Aku tidak menghiraukan dia yang terus memanggilku.
Namun, belum sempat aku pergi jauh, tanganku sudah lebih dulu di cengkram olehnya."Okta, tunggu! kamu tuh kenapa sih akhir-akhir ini selalu hindarin aku! tanya Divs.
memang sejak acara ulang tahun Alifa seminggu lalu, aku belum pernah lagi bertemu Divs. Aku berusaha untuk menghindarinya sebisa mungkin. Aku tidak pernah menjawab panggilannya, dan aku juga tidak pernah menemuinya jika dia datang kerumahku.
"Aku gak ngerasa hindarin kamu! Mungkin, kamunya aja yang berfikir seperti itu!" ketusku.
"Banyak hal yang ingin aku bicarakan sama kamu, Okta. Ayo, aku anter kamu pulang, yah." ajak Divs menarik tanganku untuk ikut bersamanya.
"Gak perlu! sebentar lagi Sey juga datang!" seruku sambil menghempaskan tangan Divs.
"Lebih baik kamu pergi dari sini sekarang, sebelum Sey datang! Aku gak mau dia berpikir macam-macam tentang kita!"
"Kamu tuh ada hubungan apa sih sama dia? tanyanya heran. "Okta, aku gak suka kamu dekat sama dia!"
"Kamu pikir, kamu itu siapa? Kamu gak berhak larang-larang aku! kamu itu bukan siapa-siapa aku!" teriakku padanya.
"Okta, kamu ..." Divs mengernyit heran.
Karena jujur sebelumnya aku tidak perah bicara seperti itu padanya. Aku tidak pernah marah bahkan sampai teriak emosi pada Divs.
"Tolong kamu pergi dari sini, kasih aku waktu untuk perbaiki semuanya. Kasih aku waktu agar aku bisa hilangin perasaanku sama kamu. Hiks ... Hiks. Aku mohon, Bang!" Mohonku padanya.
Entah kenapa akhir-akhir ini aku tidak bisa mengontrol perasaanku sendiri, Apalagi jika itu sudah menyangkut tentang Divs.
"ada apa ini? My dear kamu kenapa?" tanya Sey panik. Saat dia baru datang dan melihatku menangis.
Sey menatap Divs, tajam. "Loe apain Okta, hah?" tanya Sey marah. Dia mendorong pelan bahu Divs, yang membuat Divs tersulut emosi.
"Ini bukan urusan loe!" Divs mendorong Seyna, yang membuat Seyna mundur beberapa langkah kebelakang.
"Jika itu menyangkut tentang Okta, itu sudah menjadi urusan gue! karna gue cowoknya sekarang! ngerti loe!" emosi Seyna.
Divs mendekati Seyna, dia menarik bajunya, tangan satunya dia angkat bersiap untuk memukul Seyna.
"Divs, STOPP," teriakku sambil berlari kearah mereka berdua.
Dan seketika pandanganku sedikit kabur. aku hampir jatuh kebelakang, kalau saja Seyna tidak memegang kedua bahuku. Sudut bibirku terasa sakit sekarang.
"Okta, maafkan aku, aku ... gak sengaja,""Sey, aku mau pulang," lirihku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story
Short Storyfollow dulu penulis nya Hanya berisi kisah Cinta. Ini random, ya. Cuma cerpen saja. Berikan dukungan nya kalau suka, jangan cuma di lihat dan di baca aja,,inikan bukan koran,,he,,he Kalau penasaran langsung baca, kalau gak penasaran, baca aja dulu...