PART 3

12.2K 564 15
                                    

Happy Reading

"Weiss, selamat atas kemenangannya ya bro"ucap laki laki itu kepada temannya.

"Yaelah lo mah kaya baru liat Arka  menang pertandingan aja"ucap Romi,teman Arka.

Yap, orang itu adalah Arka, yang baru saja mendapat ucapan selamat dari temannya.

"Sewot aja lo, gue kan cuma mau ngucapin doang"ucap Andy, salah satu temannya Arka juga.

"Bisa diem gak? Ribut mulu lo berdua"kini Arka lah yang berbicara, setelah beberapa saat ia hanya diam menyimak kedua temannya itu.

"Tau tuh si Romi bisanya buat orang emosi doang"ucap Andy yang menatap ke arah Romi.

"Lah kok jadi gue sih anying"ucapnya tak terima.

"Kalo mau ribut mending keluar deh"ucap Arka mulai kesal dengan sikap teman temannya yang menurut ia kekanak-kanakan.

Kalau sudah melihat Arka marah seperti ini tidak ada yang bisa membantahnya. Alhasil membuat Andy dan Romi pun diam.

Setelah beberapa lama tidak ada yang membuka suaranya, sibuk dengan ponselnya masing masing. Romi tiba tiba saja ingat dengan kejadian tadi saat pertandingan basket.

"Gue jadi inget sama kejadian tadi pas pertandingan, dua orang cewek yang jadi pusat perhatian semua orang"ucap Romi tiba tiba.

Sontak membuat Arka dan Andy yang tadi sibuk dengan ponselnya langsung menatap ke arah Romi.

"Nah iya, gue juga inget, kalo gue jadi mereka berdua sih betapa malunya gue di situ, jadi pusat perhatian semua orang kan emang gak enak"ucap Andy menimpali.

"Iya juga, tapi yang bikin gue kebayang tuh sama orang yang minta maaf itu gila cuy dia cantik benget ap-"belum sempat Romi selesai bicara Andy sudah lebih dulu memotongnya.

"Apalagi senyumnya woy manis banget"

"Yaelah ndy, barusan gue mau ngomong kaya gitu, lo mah maen asal motong omongan orang aja"

Arka yang sedari tadi hanya diam tanpa sadar sudah mengepalkan tangannya mendengar apa yang temannya bicarakan barusan. Ntah ia merasa tak suka saja.

Sedetik kemudian ia langsung berdiri dari tempat duduknya yang ada di markas. Arka, Andy dan Romi memang mempunyai markas untuk sekedar di jadikan tempat tongkrongan. Dan mereka kini memang sedang ada di markas.

"Ehh lo mau kemana?"tanya Andy saat melihat Arka berdiri lalu pergi begitu saja.

"Ada urusan"jawabnya tanpa menghentikan langkahnya.

Saat sudah tidak melihat Arka dari pandangannya Andy kembali berbicara.

"Sumpah itu anak aneh banget"

"Dia mah emang dari dulu juga udah aneh"

*****

"Bunda, Aira pulang"teriak Aira saat ia baru saja memasuki rumahnya.

Tak lama Sintia keluar dari arah dapur, mungkin habis memasak untuk makan malam nanti.

"Udah pulang? Loh kenapa itu kok mukanya cemberut gitu?"tanya Sintia yang melihat anaknya sedari tadi mukanya di tekuk.

"Gak papa bun"jawabnya setelah mencium tangan Sintia.

"Aira ke kamar dulu ya bun"lanjutnya dan langsung pergi menuju kamarnya.

Sintia hanya menggelengkan kepalanya melihat anak bungsunya itu benar benar aneh hari ini.

Sampai di kamar Aira langsung membersihkan diri dan setelahnya merebahkan dirinya di kasur.

Moodnya sekarang benar benar hancur. Mengingat kejadian tadi yang benar benar memalukan.

Setelah tadi sempat marah marah kepada Nadia, Aira langsung pergi meninggalkanya. Ia jadi merasa bersalah kepada Nadia tidak seharusnya meninggalkanya sendiri.

Hufttt, mungkin Aira terlalu terbawa emosi sampai seperti ini.

Sampai tak sadar, ia memejamkan matanya dan tertidur sampai besok pagi.

*****

Sementara di tempat lain, seseorang kini sedang berbicara melalui telepon.

"Cari tau semua tentang dia"ucap seseorang itu dan langsung memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak.

Tanpa sadar senyuman tengah menghiasi wajah seseorang itu.
____________
Vote yaw.
Kalo ada typo komen aja ya gausah shombong:v

A R K ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang