PART 24

1.8K 80 0
                                    

Happy Reading

Arka kini berjalan menyusuri koridor dengan tangan yang di masukan ke dalam saku celananya, tatapannya terus menatap lurus dengan mata tajamnya yang menyeramkan.

Tapi meski begitu tetap banyak yang melihat kagum seorang Arka Damian, sosok dengan tubuh yang hampir sempurna bagai dewa itu, membuat siapapun yang melihatnya akan terpesona.

Arka terus berjalan menuju kelasnya, mengabaikan para siswa yang terus memuji nya di sepanjang koridor.

Hendak masuk ke kelasnya, tapi tiba tiba bahunya di tepuk seseorang membuatnya menoleh siapa orang tersebut.

"Sorry Ka, tadi Aira kesini nyariin lo." Arka mengernyitkan dahinya.

"Tapi tadi gue udah liat lo ke arah kantin, jadi gue bilang lo di sana" Lanjut seseorang itu mengabaikan tatapan tajam Arka menatap dirinya.

Tanpa sepatah apapun Arka pergi meninggalkan lekaki yang ada di depannya itu.

Kini mata Arka terus menyusuri kantin, mencari cari keberadaan seseorang. Dan ya, Arka menemukannya.

Gadis cantik dengan rambut panjang yang menjuntai indah itu kini terlihat sedang memakan tanpa minat.

Matanya terus menatap gadis itu sampai ia melihat Aira pergi meninggalkan kantin. Arka mengikutinya, melihat Aira yang kini masuk ke dalam toilet. Dengan santai lelaki itu menunggu di depan sana, tanpa memperdulikan para siswa yang kini menatapnya.

Dan akirnya gadis yang Arka tunggu itu keluar.

Aira terkejut melihat Arka yang sudah berdiri tepat di depannya.

"Ada apa cari gue?" Arka masih melihat gadis di depannya ini yang masih terkejut.

"A-arka?"

Tiba tiba Arka menarik lengan Aira membawanya pergi dari sana, mengabaikan berbagai tatapan orang disana.

Terus menarik lengan Aira sampai keduanya kini berada di taman belakang sekolah, menarik Aira untuk duduk di kursi yang ada di sana.

Kini keduanya hanya diam, tidak ada yang membuka suaranya sedikitpun, sibuk dengan pikirannya masing masing.

Aira yang sedari tadi menundukkan kepalanya tidak berani menatap Arka yang bisa gadis itu rasakan Arka yang terus menatapnya.

"Kenapa?" suara Arka kini terdengar setelah beberapa saat hanya ada keheningan di antara mereka.

Aira mendongak menatap Arka yang kini menatapnya juga, pandangan mereka bertemu tapi tidak lama karena gadis itu memilih menundukkan kepalanya lagi.

Melihat itu, dengan pelan tangan Arka bergerak mengangkat dagu gadis itu, membuat mata Aira bertemu dengan wajah tampan lelaki itu.

"Gue.. " Aira menghela napasnya, kemudian menatap tangan Arka yang  masih setia di dagunya itu, meraih tangan Arka dan menggengam nya. membawanya ke pangkuan gadis itu.

Arka menatap bingung, tapi masih menunggu apa yang akan gadis itu lakukan lagi.

"Gue minta maaf." ucap Aira.

"Soal kemarin, gue gak bermaksud apa apa. Gue cuma masih kaget, semuanya terlalu tiba tiba, gue bingung harus apa. Gue pikir ini cuma sekedar permainan lo, tapi gue baru sadar seorang Arka itu bukan orang yang kaya gitu." Aira menjeda ucapannya.

"Tapi gue masih bingung apa tujuan lo kaya gini, bahkan sebelumnya kita ga pernah saling kenal." Menatap Arka tapi yang di tampilkan lelaki itu hanya wajah datarnya saja, tidak menujukan ekspresi apapun.

Tak ada balasan dari Arka, Aira kembali melanjutkan ucapannya.

"Gue boleh ralat ucapan gue kemarin?"tanya Aira, namun masih tidak ada jawaban.

Aira menarik nafasnya dalam, sebelum melanjutkan"Gue mau coba nerima dan buka hati buat lo"

Arka, lelaki itu terus menatap gadis di sampingnya ini dengan tatapan tajamnya, dan itu sangat membuat Aira yang melihatnya takut, apa lelaki itu marah?

Tanpa berkata apapun lelaki itu menarik cepat Aira ke dalam pelukannya. Ya, Arka memeluknya.

Aira terkejut, sangat terkejut. Tapi ntah bagaimana,  tangan gadis itu perlahan membalas pelukan Arka, tanpa sadar bibirnya pun tersenyum. Jantungnya kini berdetak dengan cepat, astaga perasaan apa ini?

Arka, lelaki itu melepas pelukannya perlahan, tangan lelaki itu berganti mengelus pipi Aira pelan"makasih."ucap Arka akhirnya membuka suara.

Perlahan mendekatkan wajahnya. Dan, mengecup kening Aira pelan.

                                     🦋🦋🦋

"ASTAGA AIRA LO ABIS DARIMANA?" Aira yang baru saja memasuki kelasnya kini harus menutup telinganya saat mendengar teriakan itu, siapa lagi kalo bukan Nadia pelakunya.

Aira mendekat di mana Nadia, Fania, Agatha itu berada. Mendudukan dirinya di bangkunya tanpa memperdulikan tatapan teman temannya itu.

"Aira heiii!!" ujar Fania melihat Aira yang terlihat berbeda itu.

Aira menatap ketiga temannya itu dengan tersenyum, sangat manis"apa?"ucapnya masih tersenyum.

Ketiga nya semakin heran melihat itu."Ra, lo gapapa?"tanya Agatha.

"Apa? gue gapapa, emangnya kenapa?" jawabnya dan masih dengan tersenyum.

"Lo abis dari mana sih, terus kenapa itu dari tadi senyum senyum terus, lo lagi ga kemasukan penunggu sekolah ini kan Ra?" ucap Nadia panjang.

"Apasih Nad, di bilang gue tuh gapapa, emangnya salah kalo gue senyum?"

"Ya lo aneh tau ga, tadi pagi aja diem terus sekarang senyum senyum ga jelas."

Aira yang mendengarnya tertawa, semakin membuat mereka bingung, tuh kan. Sangat aneh bukan?

Mereka kini tak melanjutkan lagi karena melihat guru yang sudah memasuki kelas.

                                      🦋🦋🦋

Kini para murid berhamburan keluar kelas, karena memang sudah jam pulang sekolah.

"Ra, beneran ga mau bareng?" Tanya Nadia.

Aira menggeleng."Ngga Nad, lo duluan aja."

"Yaudah gue duluan, bye."

Aira langsung memakai tasnya dan dan keluar kelas, tiba di parkiran tiba tiba ada yang menariknya.

"Astaga Arka!" ucap Aira setelah melihat siapa yang menarik tangannya.

"Mau bareng?" ucap Arka.

Aira sedikit berpikir, kemudian tak lama menggeleng."Ngga deh lo duluan aja"jawabnya namun kemudian kaget saat Arka yang kini sudah memakaikan helm di kepalanya.

"Aku ga suka penolakan."ucapnya membuat Aira mendengus.

Tidak ada yang berubah, tetap pemaksa.

Dengan pasrah Aira menaiki motor sport Arka. Arka menarik tangan gadis itu untuk melingkari pinggang nya, sadar akan itu Aira yang ingin melepaskankan tangannya kembali.

"Aku ga suka penolakan, sayang."ucapnya pelan, Aira mendengarnya, membuatnya malah menyembunyikan wajahnya di punggung Arka. Tanpa sadar membuat pegangan tangannya mengerat di pinggang Arka.

Arka terkekeh pelan di balik helmnya, melajukan motornya meninggalkan pekarangan sekolah.

___________________

wah gimana niih ekekek, hm bau bau bakal ada yang bucin nih wkwk

sudah cukup panjang kan ini partnya, siap siap part selanjutnya menyaksikan yang lebih uwu uwu lagi hahaha.

oke segini aja ya, semangat puasanya semua bagi yang menjalankan.

bye salam manis dari Arka❤❤❤

05.04.22

A R K ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang