PART 18

7.1K 292 3
                                    

Happy Reading

"Lepas Ka, sakit!" Ringis Aira saat Arka masih belum melepaskan cengkraman tangannya pada Aira.

Kini Arka membawa Aira menuju ke taman belakang sekolah, taman yang jarang sekali di kunjungi para siswa karena konon katanya tempat ini agak seram. Ya mungkin.

Saat mereka sampai di taman belakang sekolah, barulah Arka melepaskan cengkramannya pada tangan gadis itu.

Lihatnya betapa kuatnya cengkraman Arka sampai tangan Aira memerah.

"Lo bener bener ya! Gila!"ucap Aira

"Maaf.."ucap Arka yang sadar tangan Aira memerah karenanya.

Aira tersenyum sinis, maaf katanya?

Aira tidak menjawab, kakinya hendak melangkah meninggalkan Arka namun tangannya di cekal Kembali.

"Lepasin!"beruntung cengkraman Arka tidak sekuat tadi, gadis itu dengan mudah melepaskannya.

"Gue minta maaf, gue tau ini terlalu tiba tiba, dan gue tau kalo lo benci banget sama gue, tapi lo harus percaya kalo gue..."

******

"Aira astagaaaa! Lo gak papa kan? Lo gak di apa apain sama Arka kan?"tanya Nadia khawatir.

"Gue gak papa Nad"ucapnya pelan.

Nadia memicingkan matanya menatap Aira curiga. Kenapa temannya ini lemas sekali. Ada apa dengan Aira?

"Gak gak, gue gak percaya. Lo pasti di apa apain sama Arka kan? Liat, lo lemes banget,"

Aira tidak menjawab, karena kedatangan guru fisika nya. Beruntung sekali, karena ia juga tidak berniat menceritakan apa yang terjadi tadi bersama Arka.

******

Aira dengan cepat membereskan buku bukunya karena bel pulang baru saja berbunyi.

"Nad, gue duluan ya. Abang gue udah nunggu di depan"ucap Aira.

"Eh eh tunggu!"terlambat, Aira sudah berlari keluar kelas. Nadia hanya menghela nafasnya.

Aira kini sampai di depan gerbang sekolahnya, gadis itu dengan cepat menyetop taksi yang kebetulan lewat.

Jika tadi dirinya bilang Alvian menjemput nya, itu hanyalah alasan yang ia pakai untuk menghindari Nadia, kerena dia yakin pasti Nadia terus saja menanyakan dirinya dan Arka saat di taman belakang itu.

Dengan langkah pelan, Aira mulai memasuki rumahnya.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam," jawab Sintia,

"Ayo makan dulu bunda udah siapin"ujar nya setelah Aira mencium tangan Sintia.

Aira mengangguk lalu tersenyum"iya Bun, Aira ganti baju dulu ya" Sintia mengangguk.

******

Aira menatap langit langit kamarnya, setelah makan, gadis itu memutuskan untuk ke kamarnya.

"Gue mau minta maaf, gue tau ini terlalu tiba tiba, dan gue tau kalo Lo benci banget sama gue, tapi Lo harus tau kalo gue..."Arka menjeda kalimatnya.

"Lo harus tau kalo gue jatuh cinta sama lo saat pertama kali liat lo saat pertandingan basket, dimana lo saat itu jadi pusat perhatian semua orang"

Aira terdiam.

"Gue gak pernah ngerasain rasa ini sebelumnya, maka dari itu gue langsung cari informasi tentang lo"

"Semuanya di mulai dari kasus pembullyan itu gue sadar kalo lo semakin ngejauh dari gue, dan lo benci sama gue, di situ gue bener bener marah dan gak terima, gue mau lo jadi milik gue"Arka menghela nafasnya kasar.

Tak sadar kini Aira sudah menahan marah.

"Gue berusaha dapetin lo, sampai akhirnya gue minta lo jadi pacar gue, dan gue gak nerima penolakan di situ gue bener bener seneng, dimana momen yang gue tunggu akhirnya berhasil"

"Tapi gue salah, yang gue lakuin itu malah bikin lo semakin benci sama gue. Gue minta maaf kalo bikin lo gak nyaman"

Mata Aira memanas.

"Tapi, kalo gue boleh minta, please gue mohon buka hati lo buat gue"Arka menahan nafasnya, kenapa ini rasanya sangat sesak.

Arka tersenyum lirih, "tapi kalo Lo emang gak bisa buka hati lo buat gue, gue gak bakal maksa. Karena emang gue sadar perasaan orang gak bisa di paksa"

"Kasih gue kesempatan buat buktiin kalo gue bener bener cinta sama lo, dan bisa buat lo buka hati buat gue"

"Tapi kalo gue gagal, gue janji bakal mundur..."

Haruskah ia buka hati untuk Arka?
_______________

Uwuu makasih udah mau baca cerita ini😭

Makasih juga udah vote ceritanya,  jadi makin semangat buat nulis:)))

Dan maap banget up nya kemaleman ya, niatnya abis Maghrib itu mau up tapi lupa, hhe:v

Dah deh luv luv kaliann, see you ❤️❤️


A R K ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang