Part 4 : Blood

889 96 8
                                    

Happy Reading 😘
.
.
.

Hari ini adalah Hari Rabu, lebih tepatnya hari yang paling ditunggu oleh Christina selama satu minggu. Tentu saja, jam terakhir sekolahnya diakhiri dengan olahraga, pelajaran kesukaannya.

Jika semua teman perempuannya tengah berteduh karena takut kulitnya gosong dan mengeluh pegal-pegal, Christina malah bermain basket sendirian dengan penuh semangat serta ekspresi cerah, kulit putihnya yang berkeringat terlihat berkilau dibawah sinar matahari terik membuat banyak atensi remaja lelaki tertuju pada gadis itu.

Luke yang sedari tadi terfokus pada gerak-gerik gadis itu beberapa kali menelan salivanya susah payah.

Dimatanya, Christina benar-benar menggoda dengan kulit berkilau dibawah terpaan sinar matahari dan ekspresi cerah nan sexy yang mengundang gairah, Luke yang awalnya bermain dengan teman-temannya langsung pergi begitu saja meninggalkan team permainan volinya.

Sebelum Christina melemparkan bolanya kearah ring basket, Luke terlebih dahulu mengambil bola dari genggaman gadis itu, untuk mengundang amarahnya.

"Hey makhluk aneh, kembalikan bolaku!" bentak Christina dengan wajah garang, namun sangat lucu dimata Luke.

"Ambil saja jika bisa." tantang Luke seraya memeletkan lidahnya tanda mengejek.

"Kau menantangku? Baiklah ayo kita bermain." sahut Christina penuh keyakinan, ia bersiap dengan posisinya.

"Ayo buat taruhan." ujar Luke tiba-tiba.

"Untuk apa? Itu permainan lama, dasar kekanakan." ejek Christina.

"Kau takut kalah? Itu alasan kau tak mau membuat taruhan denganku?" tanya Luke dengan wajah menyebalkan, yang sialnya sangat tampan bagi Christina. Tapi, demi harga dirinya seorang atlet olahraga sekolah ia akan menerima taruhan dari Luke.

"Baiklah, apa taruhanmu?" tanya Christina yang mulai terpengaruh, ini jelas menguntungkan bagi Luke.

"Jika aku menang, kau harus mau aku cium dihadapan semua anak disekolah, bagaimana?" tawar Luke.

"Kau gila? Aku tak akan mau melakukannya dengan orang gila sepertimu!"

"Baiklah jika kau tak mau, apa harga diri atlet sekarang semakin merendah?" sindirnya.

Kali ini Christina benar-benar terpancing, "Argh.. baiklah, tapi jika aku menang kau harus men-traktirku dan menjadi pelayanku satu bulan! Deal!" ujar gadis itu mengulurkan tangannya.

"Deal!" ucap Luke menyambut uluran tangan Christina.

Christina dan Luke berdiri saling berhadapan di circle center, Luke membiarkan Christina melempar bolanya terlebih dahulu, sedangkan Luke yang akan memulai permainan.

Sebagian remaja lelaki yang selesai bermain Voli berbondong-bondong menuju lapangan basket, tentu saja mereka tak ingin melewatkan si atlet sekolah miskin dengan siswa baru.

"1.. 2.. 3.. mulai!"

Bola basket di lambung kan tinggi keatas, Christina dengan sigap mengambil bola tersebut, dan menggiringnya cepat menghindari Luke yang berusaha merebut bola.

Keduanya bertanding cukup sengit, beberapa kali Christina hampir memasukkan kedalam ring basket, namun selalu ditangkis oleh Luke, sedangkan Luke bermain dengan santai seakan itu hanya hal sepele, bahkan skornya dengan Christina sekarang 20-0.

Jika tubuh Christina telah bersimbah banjir peluh, maka Luke sama sekali tak berkeringat dan kharismanya semakin menonjol menarik atensi para gadis yang tengah berteduh, mereka mulai berdiri disamping lapangan basket untuk mendukung Luke.

Two OwnersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang