Part 1 : He save me

1.1K 126 4
                                    

Happy Reading😘
.
.
.

Setelah pertemuan antara Christina dengan lelaki yang ada dihutan itu, ia benar-benar tak bisa melupakan wajah dan perkataannya. Sorot mata tajam dan sikap posesif itu, membuatnya tak nyaman.

"CHRISTINA ALMEIDA!! KAU MATE-KU, DAN AKU TAK AKAN PERNAH MELEPASKANMU CHRISTINA!"

Oke, Christina mulai gila terus mengingat perkataan lelaki itu. Perkataannya benar-benar serius, ia tak yakin jika setelah ini hidupnya akan baik-baik saja.

Hingga pagi hari menjelang, ia bahkan takut untuk keluar rumah.

"Ayolah itu perkataan bodoh! Itu anak teater, jadi dia pandai akting, aku akan baik-baik saja. Ayolah, kau harus sekolah sekarang," kata Christina menyemangati dirinya sendiri, kemudian ia berangkat menuju sekolahnya.

Christina bersekolah di Bukares Highschool, sekolah para bangsawan berkasta tinggi dan anak jenius, terletak di Ibu Kota Rumania, Bukares, kota yang terkenal dengan sejarah dan budayanya.

Dulu Christina anak orang berkasta tinggi dan si jenius yang selalu dibanggakan oleh sekolah. Tetapi, setelah kedua orang tuanya tiada, kehidupan Christina berubah 180°, semua orang mulai membencinya.

Saat diperjalanan menuju kesekolah terasa damai-damai saja, tetapi entah mengapa firasatnya mengatakan sesuatu hal aneh akan terjadi.

Namun, sepertinya ia hanya ketakutan tanpa sebab, tentu saja perkataan pria itu hanya akting belaka, buktinya perjalanannya menuju sekolah aman tanpa ada gangguan.

Ketika sampai disekolah, seperti biasa, Christina selalu mendapat cemoohan dari semua siswa-siswi sekolah. Christina hanya berjalan tenang, mencoba tidak menghiraukan kicauan tak penting siswa-siswi sekolah.

Christina bersyukur saat ia masuk kedalam kelas, ia tidak disiram air es atau dilempari telur. Tetapi, bangku tempat Christina ditempeli permen karet dan kursi miliknya tertulis kalimat 'Get out from here!' menggunakan pilox.

Christina tidak terlalu peduli tentang hal itu, ia memilih membersihkan bangkunya dari permen karet terlebih dahulu.

Seperti inilah kehidupan Christina sehari-hari disekolah, semua orang tidak menyukainya, pembullyan yang diterimanya setiap hari semakin parah.

Christina menghela napas sejenak, ia mulai memunguti permen karet yang menempel di bangku. Teman sekelasnya memandang Christina dengan tatapan jijik, tanpa menghiraukan mereka, ia membuang semua permen karet itu di tempat sampah.

Kemudian, ia pergi menuju gudang sekolah untuk mencari amplas sisa para pekerja yang mengecat dilemari kayu diperpustakaan. Semoga masih ada, sebelum gurunya akan menghukum Christina.

Zaman sekarang semuanya serba modern, tetapi mereka hidup seperti berada di lingkup Zaman hindu-budha. Dimana yang dibawah akan diinjak yang diatas akan dibela dan dijunjung tinggi, jika seperti itu, mengapa mereka membuat Hak Asasi Manusia jika perilaku mereka seperti ini?

Christina bersyukur karena sisa amplasnya masih ada, segera ia mengambil amplas itu dan kembali kedalam kelas.

🍃🍃🍃

Christina menggosok bekas pilox dengan cepat, berharap kursinya telah bersih sebelum guru datang.

Ia tidak ingin terkena hukuman lagi, itu terlalu berat bagi seorang murid yang diharuskan membersihkan halaman belakang sekolah dan seluruh toilet wanita.

Namun, yang paling ia benci dari hukuman itu adalah, harus melewatkan banyak jam pelajaran, ia telah berjanji akan bertahan demi ibunya.

Hal itu seperti tradisi disekolah ini, dimana yang miskin akan diberi hukuman berat dan yang kaya tidak akan dihukum, asalkan orang tuanya membayar mereka dengan mahal.

Two OwnersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang