Bab 22 : Inferno

278 32 4
                                        

Pisan-pisan lah meme bapack-bapack asek😆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pisan-pisan lah meme bapack-bapack asek😆

Pisan-pisan lah meme bapack-bapack asek😆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yeah, F*ck you Maturity😄
.
.

Moga lil meme receh yang selalu aku kirim bikin hari buruk kalian seketika sirna hehe..

Walau double up nya telat sehari, sabi lah ehe..

But, 10 votes to unlock next chapter okay sayang-sayangkuuu..

Prechap :

"Tidak, ayo kita masuk terlebih dahulu, Film-nya akan segera dimulai— Luke sebentar lagi juga, akan segera menyusul." Christina akhirnya menurut dan masuk ke dalam ruangan bioskop.

Happy Reading🥰

Suasana dalam bioskop saat malam minggu sangat ramai pengunjung. Karena bangku tengah posisi strategis untuk menonton film telah penuh, mau tak mau Christina dan Darren harus duduk di barisan 1/3 dari belakang—karena di posisi itu para teknisi akan sering menguji keseimbangan pengeras suara auditorium, sehingga memiliki resonansi terbaik.

Tidak masalah jika gagal mendapat posisi tengah— asal masih bisa menikmati detail suara kualitas bioskop.

"Kenapa Luke lama sekali? Apakah antreannya sangat banyak?" monolog Christina dalam cemas, Darren yang tidak suka perhatian gadis itu pada Luke segera menggenggam jemarinya erat, seraya mengecup pipi tembamnya singkat.

"Sebentar lagi dia akan kembali, jangan khawatir," hibur Darren—lain di bibir, lain pula di hati.

Dalam benaknya ia diam-diam mendo'akan Luke agar pergi saja dari sini dan tidak mencampuri acara kencannya dengan Christina.

Akan tetapi Dewi Fortuna tidak memihak Darren kali ini—Karena dari arah pintu bioskop, sosok figur tegap Luke tengah membawa tiga wadah berisi Popcorn yang masih hangat.

Two OwnersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang