Mobil berhenti tepat di depan rumah Nam Ji, supir pribadi Kim Seok Jin menekan tombol mode yang berada dekat dengan stir, kedua pintu mobil langsung terbuka dengan sendirinya seperti membentuk kedua kepakan sayap.
Kim Seok Jin membuka ikatan di mulut dan tangan Nam Ji, tapi tetap saja wajah Nam Ji tidak menoleh ke arahnya.
"Pengawal antar dia masuk, dan lakukan dengan hormat."
"알겠습니다 algesseubnida (Baik Tuan)."
"Tidak perlu aku bisa jalan sendiri." Tegas Nam Ji sambil menoleh ke arah pengawal yang telah berdiri di sebelahnya.
Sebelum Nam Ji menginjakan aspal dirinya menoleh ke arah Kim Seok Jin dengan tatapan benci dan menantang, "Aku tidak akan menyerah." Nam Ji langsung membuang tatapannya dan lanjut berusaha untuk turun dari mobil.
Kim Seok Jin berdecih pelan dengan wajah yang menyeringai.
Nam Ji menurunkan kakinya dari dalam mobil, kini darah di kakinya sudah mengering. Dengan hati-hati Nam Ji memegang sisi pintu mobil, Seok Jin hanya memperhatikannya.
"Apa kau yakin bisa berjalan sendiri?" Tanya Kim Seok Jin dengan tatapan remeh.
Nam Ji tidak menghiraukan pertanyaan Kim Seok Jin, dia masih berusaha turun dengan kaki yang terasa semakin denyut, ketika kakinya berhasil menapaki aspal Nam Ji terjatuh, hal itu sontak membuat Seok Jin terkejut.
"너 뭐하는거야?! Neo mwohaneungeoya?!(Apa yang kalian lakukan?! ) 왜 침묵?!wae geunyang chimmug?!(Kenapa kalian hanya diam saja?!) cepat antar dia masuk ke dalam rumah."
Dengan sigap pengawal-pengawal tersebut mengikuti perintah Kim Seok Jin, salah satu pengawal membungkuk dan langsung memegang pergelangan tangan Nam Ji, Nam Ji langsung menepisnya dan tetap bersikeras untuk berjalan sendiri.
"Dasar wanita keras kepala." Gumam Kim Seok Jin kesal.
Nam Ji berusaha berdiri dan kembali memegang sisi badan mobil, langkah demi selangkah berhasil ia tapaki, Kim Seok Jin tetap menyuruh pengawalnya mengawasi Nam Ji. Walaupun dia tau kondisi Nam Ji yang seperti itu tidak akan bisa lari darinya, tapi tetap saja Kim Seok Jin menyuruh pengawalnya mengawasi Nam Ji sampai masuk ke dalam rumah. Seperti singa yang mengawasi mangsanya.
Nam Ji menghela panjang napasnya lalu menoleh ke belakang, ternyata Kim Seok Jin dan pengawal-pengawal itu masih mengawasi dirinya. Nam Ji kembali menoleh ke depan memegang gagang pintu rumahnya, dan sedikit demi sedikit membuka lebar pintu tersebut.
Rasa denyut di kakinya memaksa Nam Ji untuk terus menopangkan tangannya ke dinding, dengan mata yang telah sembab memerah Nam Ji melihat sekeliling rumahnya yang berantakan, di atas meja makan yang berbentuk bulat terdapat sebotol soju yang telah habis. Nam Ji sama sekali tidak melihat bibinya ada di ruang tamu. Nam Ji memilih untuk tidak memanggil-manggil bibinya, bukan karena ia tak ingin mencari akan tetapi Nam Ji sudah mengetahui bahwa bibinya tidak berada di rumah. Dengan tenaga yang tersisa Nam Ji berjalan menuju kamarnya, dengan mata yang semakin berkaca-kaca Nam Ji melihat lemari di kamarnya sudah berantakan, ia tahu bahwa bibinya lah yang telah melakukan hal itu, berusaha mencari uang yang telah ia simpan perbulannya. Nam Ji membongkar isi lemarinya yang telah berantakan, uang yang telah ia simpan tak terselip sedikitpun di lemari berkayu itu kali ini bibinya benar-benar berhasil mengambil uangnya lalu pergi begitu saja untuk bersenang-senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back
Romance(Haruskah aku kembali pada cinta yang sama? Atau pergi begitu saja bersama cinta yang lain? Cinta yang membuat ku takut untuk merajutnya kembali walau hatiku telah terobati) ........... "Gugurkan anak yang ada di dalam kandunganmu itu dan bilang pad...