Episode 3

81 19 3
                                    

Kim Seok Jin mematikan tv itu dengan remote di tangan kanannya lalu meletakkan kembali remote itu di atas nakas. Dengan wajah yang merah padam Nam Ji menatap wajah Seok Jin yang berdiri di samping kirinya. Sambil tersenyum Seok Jin mendekatkan wajahnya ke wajah Nam Ji yang sedang terbaring.

"넌 잃어 버려 Neon ilh-eo beolueo (Kau kalah sayang)."

"여보? Yeobo? (Sayang?) Aku tidak punya kekasih sepertimu, kau tidak punya hati Seok Jin akan ku katakan pada publik bahwa kau pembohong! Akan ku beri semua bukti yang ku punya!" Seru Nam Ji  dengan suara yang mengeras.

"Apa bukti ini yang kau maksud?" Seok Jin mengambil handphone-nya dalam saku bajunya lalu menunjukkan sebuah video kepada Nam Ji, di dalam video itu terdapat berkas-berkas berisi kehamilan Nam Ji yang dibakar habis oleh Kim Seok Jin. Mata Nam Ji berkelebat, napasnya mengeluarkan hendusan panas, air mata kemarahan kini tertumpuk di pelupuknya.

"Sayangnya aku tau dimana kau menyimpan berkas-berkas penting Nam Ji, sudah tiga tahun kita bersama tentu saja aku sudah mengetahui kebiasaanmu." Kim Seok Jin memasukkan kembali handphone-nya ke dalam saku bajunya.

Nam Ji melepas infus yang tertancap di punggung tangannya dengan paksa, kakinya yang masih diperban mencoba berdiri tegap dihadapan Kim Seok Jin, mata Kim Seok Jin tepat menatap wajah Nam Ji yang sudah berdiri di hadapannya. Dengan sekuat tenaga Nam Ji menarik kencang kera baju Kim Seok Jin.

Nam Ji tertawa keras di hadapan Kim Seok Jin.

"Beginikah caramu mengalahkan lawan? 너 거짓말 쟁이 Dangsin-eun geojismal jaeng-i (Kau pembohong) kau menipu semua publik membolak-balikkan fakta mungkin itu salah satu kebiasaanmu. Aku jadi tau betapa lemahnya dirimu, 겁당신은 소심한 김석진입니다 dasin-eun sosimhan gimseogjin-ibnida (kau itu penakut Kim Seok Jin)." Sekejap Nam Ji tertawa sinis dihadapan wajah pria itu,

"당신은 석석 겁쟁이 Dasin-eun seogjin geobjaeng-i!! (Kau pengecut Seok Jin!!)" Teriak Nam Ji memekakkan kuping Kim Seok Jin.

Seok Jin melepas paksa tangan Nam Ji dari kera bajunya hingga membuat Nam Ji terjatuh ke lantai, Nam Ji memegang perutnya dan merasakan ada yang aneh dengan janin yang dikandungnya, mengapa disaat dia terjatuh lumayan keras perutnya tidak merasa sakit sama sekali.

"Apa yang kau lakukan pada janinku?" Tanya Nam Ji dengan suara yang bergetar.

Nam Ji menengadah melihat wajah pria itu, alis Nam Ji seperti dua bulan sabit di malam hari, pelupuk matanya tak kuat membendung air mata.

"Ku kira kau sudah mengetahuinya begitu kau sadar." Kim Seok Jin jongkok di hadapan Nam Ji.

"Apa kau mengaborsi kandunganku? Tidak puaskah kau menyakitiku saja? Mengapa harus janin yang ada di kandunganku?왜 Wae!! (Mengapa!!)"
Kesedihan tak lagi bisa dia simpan di raut wajahnya air mata kini menetes ke pipinya.

"미안해 남지 Mian Namji (Maafkan aku Nam Ji), seandainya kau mengatakan pada publik bahwa kau tidak hamil, mungkin aku tidak akan melakukan hal ini."

"Kau memang tidak berprikemanusiaan bahkan kau tega membunuh darah dagingmu sendiri yang masih berada di kandunganku."

Kim Seok Jin berdiri dari hadapan Nam Ji lalu meninggalkan Nam Ji yang masih terduduk di lantai seolah-olah meninggalkan tanggung jawab yang telah dia perbuat dan bersembunyi dibalik pintu kebohongan.

Come BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang