Angin malam semakin dingin menembus baju yang di pakai Nam Ji, lampu pada tiang yang dilewati memantulkan cahaya di jalan beraspal melukiskan bayang-bayang dirinya.
Nam Ji menyimpulkan kedua tangannya ke dada, menggosok telapak tangannya ke bahunya yang terasa semakin menggigil. Salah satu tangan Nam Ji bergerak membuka masker yang dari tadi menutupi hidung dan mulutnya.Nam Ji kembali pada lamunannya, dirinya bingung harus dari mana dia memulai.
"Mengapa hanya ini yang bisa ku lakukan, kabur dari orang yang akan ku temui lagi, berlari menjauhi tempat yang akan ku datangi lagi, dan aku menyadari hal itu akan terjadi. Tapi aku tidak boleh menyerah ini demi anakku, aku harus tetap berjuang mengungkapkan kebenaran yang sebenarnya."Hatinya bergumam keras tetapi wajahnya memperlihatkan lamunan yang kosong.
Sebuah tangan secara spontan menarik dirinya, mendorong tubuh Nam Ji menyender pada salah satu tembok yang lembap mengapit sebuah jalan yang kecil. Jalan itu terlihat sepi dan gelap merayapi keheningan malam.
"Hwaaaaaa haaa!" Spontan Nam Ji menjerit ketakutan dirinya tidak bisa menahan ketakutan.
Dengan cepat tangan seseorang menutupi mulutnya sehingga meredam suara teriakan yang bisa saja di dengar oleh orang lain.
"Husstt 닥쳐 dagcheo (Diamlah!)" Ucap seseorang dengan suara berbisik.
Tubuh Nam Ji terjebak di hadapan seorang pria misterius yang menutupi sebagian wajahnya dengan masker mulut berwarna hitam. Tatapan pria itu sangat tajam mengarah pada mata Nam Ji yang tidak bisa menutupi rasa cemas dan ketakutannya. Tanpa berpikir panjang Nam Ji mengigit tangan pria tersebut.
"아야 Aya (Aduh)." Pria itu mengaduh dengan suara yang hampir berbisik dan langsung melepaskan tangannya dari mulut Nam Ji.
"Dasar pria cabul!! 이 느낌! I neukkim (Rasakan ini)!! Pergi kau dari hadapanku!!" Nam Ji memukul dada pria tersebut berulang kali dengan kedua tangannya.
Pria itu tetap membiarkan Nam Ji memukul dadanya sepuas mungkin, lalu mencoba menenangkan Nam Ji yang emosinya semakin meledak-ledak mengeluarkan kata-kata hujatan pada dirinya. Tangan pria itu berhasil menangkal kedua tangan Nam Ji.
"Lepaskan aku, apa yang mau kau lakukan?" Wajah Nam Ji mulai menentang pria itu, walaupun rasa takut masih terpendam di jiwanya.
Pria itu berdecih pelan.
"Pinggir!!"
Nam Ji berusaha melepaskan diri, tangannya mencoba mendorong keras dada pria yang tepat berada di hadapannya itu, pria tersebut langsung membuka masker mulutnya, sontak Mata Nam Ji langsung mengarah ke wajah pria itu, rasa penasaran mulai menghantuinya, menghentikan dorongan tangannya di dada pria tersebut.
Nam Ji dapat melihat wajah pria itu dengan jelas, pupil matanya yang hitam menatap lekat wajah Nam Ji, alisnya yang tebal tersentuh oleh poni rambutnya yang berserakan, bibir tipis pria itu mencoba untuk menjelaskan sesuatu padanya.
Kedua tangan Nam Ji masih berada tepat di dada pria itu, mereka saling bertatap wajah dengan jarak yang dekat, Nam Ji bisa merasakan desusan Napas dan hawa hangat dari dada pria tersebut.
"Tenanglah aku tidak akan menyakitimu."
Ucap pria itu pelan.Nam Ji menepiskan kedua tangannya dari dada pria itu lalu membuang muka sambil berdecih pelan.
"Jika kau tidak ingin menyakitiku lalu untuk apa kau malakukan hal seperti ini?" Nam Ji memutar malas bola matanya lalu kembali menatap lekat-lekat pria yang tidak dikenalnya itu.
"거짓말! Keotjimal !! (Bohong)!" Sambung Nam Ji.
Pria itu hanya terdiam menatap kesal wajah Nam Ji. Dia tidak menjawab pertanyaan Nam Ji, dirinya malah membuang tatapannya mengarah tembok di belakang tubuh Nam Ji.
"왜 내 질문에 대답하지 않습니까? Wae nae jilmun-e daedabhaji anhseubnikka? (Mengapa kau tidak menjawab pertanyaanku?) Kau bohong kan?맞아! Maj-a! (Iyakan!!)" Nam Ji mencoba membuat pria ini menjawab dan memberikan alasan yang logis padanya.
Pria itu kembali menatap Nam Ji sambil menghela napasnya kesal.
"Sudah ku katakan jangan berisik, coba kau lihat ke belakang."
Nam Ji menolehkan wajahnya ke belakang, dirinya terkejut ketika melihat beberapa mobil dan pengawal Kim Seok Jin menepi di pinggir jalan yang kira-kira 10 meter dari tembok dia dan pria itu berdiri.
Seribu pertanyaan langsung menyapa pikirannya.
"당신은 그들을 알고 있습니까 Dangsin-eun geudeul-eul algo isseubnika? (Apa kau kenal mereka?)" Pria itu kembali menatap wajah Nam Ji .
Nam Ji membalikkan wajahnya ke arah pria itu dengan pikiran yang bertanya-tanya.
"나는 떠나야한다 naneun tteonayahanda (Aku harus pergi)." Tanpa memberi pertanyaan sedikitpun, Nam Ji mulai melangkah maju.
Pria itu kembali menahan Nam Ji, merentangkan tangan kanannya lalu menoleh menatap wajah Nam Ji yang mulai pucat ketakutan.
"Pinggir! Jangan ikut campur dengan urusanku!" Nam Ji menatap lekat wajah pria itu.
"Jika kau pergi ke arah sana, mereka pasti akan melihatmu." Pria itu menepiskan rentangan tangan kanannya.
"Tau apa kau?! Kau tidak tau apa-apa kan? Jadi.."
"알아 Al-aa (ku tau)!" Dengan cepat pria itu menyela.
Nam Ji merasa semakin kesal karena pria itu telah memotong perkataannya.
"Mereka sedang mencarimu kan? Kau kabur untuk bebas, jadi aku membantumu di sini, jika kau percaya padaku ikuti aku." Sambung pria itu.
"당신은 어떻게 압니까? Dangsin-eun eotteohge abnikka? (Bagaimana kau tau?)"
"Aku akan menjelaskannya nanti, yang perlu kita lakukan sekarang adalah pergi dari sini." Pria itu melangkah meninggalkan Nam Ji, melewati sebuah jalan kecil yang di terangi oleh lampu yang remang-remang.
Nam Ji merasa ragu pada pria itu, dia kembali menoleh ke belakang mencoba mengamati pengawal Kim Seok Jin yang menepi tak jauh dari mobil mereka masing-masing.
Tak sengaja salah satu dari mereka melihat wajah Nam Ji di kegelapan malam, pengawal yang melihatnya itu langsung memicingkan matanya mencoba melihat jelas apa yang di lihatnya tadi. Spontan Nam Ji membuang tatapannya, jantungnya kembali berdebar kencang, berharap pengawal itu tidak melihat wajahnya dengan jelas.
"Hei! 저건 누구야 Jeogeon nuguya?! (Siapa itu?!)" Teriakan pengawal itu membuat Nam Ji mematung ketakutan, hentakan sepatu semakin keras terdengar kearahnya, kedua telapak tangan Nam Ji terasa semakin dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back
Romance(Haruskah aku kembali pada cinta yang sama? Atau pergi begitu saja bersama cinta yang lain? Cinta yang membuat ku takut untuk merajutnya kembali walau hatiku telah terobati) ........... "Gugurkan anak yang ada di dalam kandunganmu itu dan bilang pad...