Episode 5

85 22 0
                                    

Dengan topi dan jaket hitamnya Ahn Jae Hyun berdiri diantara kerumunan orang-orang yang sedang menyebrangi jalan, langkah kakinya seayun dengan orang-orang di sekitarnya. Ahn Jae Hyun tersenyum sembari melihat sekeliling kota. Sudah hampir tiga tahun dia tidak datang ke kota ini semenjak ayahnya meninggal.

Kakinya berhenti tepat di depan lobi rumah sakit yang sangat luas, senyuman Ahn Jae Hyun semakin memudar, perasaan sedih mulai terasa di dadanya.

"Bangunan ini masih kokoh ayah sama seperti dulu bahkan ini lebih baik."

Ahn Jae Hyun memandangi setiap bangunan rumah sakit yang semakin canggih, hatinya di penuhi harapan agar ayahnya bisa melihat rumah sakit ini bersamanya.

Ahn Jae Hyun mendongak melihat ke atas bangunan yang paling tinggi, di atasnya tertulis nama rumah sakit "CJ Group" nama rumah sakit yang sama dengan perusahaan di kota ini.

Bibirnya kembali tersenyum walau lengkungan senyumannya hampir tak terlihat, matanya kembali melihat sisi bangunan yang lain, mata Ahn Jae Hyun terbuka lebar, pupil matanya membesar, takjub dengan apa yang dilihatnya.

Balkon yang dihiasi tanaman cantik di pagarnya dan terdapat pohon sakura yang tumbuh tinggi dan rimbun di sebelahnya. Angin yang datang mengayunkan bunga-bunga sakura itu membawanya terbang menghiasi wajah seorang wanita yang sedang memandang langit.

Matanya bersinar memantulkan cahaya. Wanita itu terus mengigit bibirnya yang merah wajahnya tak bisa menyembunyikan rasa sakit yang sedang di alaminya.

Ahn Jae Hyun memalingkan tatapannya mencoba melihat sisi lain dari bangunan rumah sakit tersebut. Ntah mengapa wanita itu seolah-olah terus memaksa Ahn Jae Hyun untuk melihatnya lebih lama, sekejap ia kembali melihat wanita itu. Untuk ke dua kalinya Ahn Jae Hyun mencoba memalingkan tatapannya tapi kali ini benar-benar sulit ia tidak bisa melakukannya, rasa penasaran sudah merebak di pikirannya.

Selang beberapa detik dirinya memandang, kedua suster datang dari arah belakang wanita itu lalu memegang kedua tangannya dan menuntunnya masuk ke dalam kamar. Lalu seorang pria berjas hitam datang menghampiri mereka bibirnya komat kamit seperti memberi perintah kepada kedua suster tadi. Pria berjas hitam itu lantas berjalan menuju balkon, matanya yang tajam memandang area bawah rumah sakit mengamati setiap orang yang datang memasuki rumah sakit CJ Group itu.

Lirikan mata pria berjas hitam itu perlahan menuju ke arahnya, Ahn Jae Hyun membalikkan badannya, menuruni topi hitam yang ia kenakan, topi itu hampir menutupi sebagian wajahnya.
Ahn Jae Hyun melangkahkan kakinya meninggalkan lobi rumah sakit tersebut. Beberapa langkah sudah dia lewati tapi kakinya tiba-tiba saja berhenti, Ahn Jae Hyun mencoba melihat balik balkon tersebut sembari mengamati pria berjas hitam tadi.

Pria itu sedang menutup jendela besar yang terdapat di balkon tersebut menarik tirai berwarna putih dengan salah satu tangannya, menghalangi cahaya matahari yang masuk ke dalam sebuah ruangan. Ahn Jae Hyun kembali melangkahkan kakinya meninggalkan lobi rumah sakit dan meninggalkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang terus mengusik di kepalanya tentang siapa wanita itu tadi.

***

Nam Ji kembali terbaring di tempat tidurnya merasa seolah-olah waktu berjalan mundur tak ada yang berubah, kebahagian terus direnggut darinya.

"Kami sudah menyiapkan makanan untukmu, jika kau butuh sesuatu katakan saja." Kedua suster itu tersenyum ramah kepada Nam Ji setelah membantunya kembali ke tempat yang menakutkan ini dan menancapkan jarum infus ke punggung tangannya.

Nam Ji tidak membalas senyuman kedua suster itu, wajahnya termangu menatap dinding kamar yang kosong.

"Sudah berapa lama aku berada di sini?" Tanya Nam Ji dengan wajah yang masih termangu.

"Kira-kira sudah dua minggu Nona." Jawab salah satu suster.

"Adakah seorang ibu paruh baya datang kemari untuk menjengukku?"

"아무것도 Amugeosda (Tidak ada Nona)."

"그럼 고마워 Geuleum gomawo (Kalau begitu terima kasih), kalian boleh pergi."

" 알았어 Al-ass-eo (Baiklah)."

Kedua suster itu membungkuk kepada Nam Ji dan meninggalkannya bersama pria berjas hitam yang dari tadi sudah berdiri di samping tempat tidurnya. Nam Ji sudah mengetahui siapa pria itu, dia adalah kepala pengawal perusahaan CJ Group.

"Semua telah selesai Tuan, tidak ada para wartawan yang datang ke rumah sakit dan Nona Nam Ji masih berada di tempatnya."

Nam Ji bisa melihat earpiece yang terpasang di kuping kiri pengawal itu, Kim Seok Jin pasti telah menyuruh ketua pengawal itu untuk terus mengawasinya. Pengawal tersebut menatap Nam Ji yang sedang terbaring di tempat tidurnya, Nam Ji memalingkan wajahnya, pengawal itu membungkuk dan pergi meninggalkan Nam Ji sambil memegang earpiece di telinganya.

Ada apa gerangan? Apakah publik tidak mengetahui keberadaan ku di rumah sakit? Apakah Kim Seok Jin membohongi publik tentang keberadaan ku sekarang? Dirinya mencoba menerka-nerka.

Nam Ji kembali melihat ke arah jendela, tidak ada lagi secercah cahaya yang bisa dia lihat, jendela itu sudah ditutupi dengan tirai. Dirinya bagaikan berada di dalam penjara yang gelap gulita satu persatu orang yang dia cintai pergi meninggalkannya tanpa menyisahkan sedikit kasih sayang untuknya. Nam Ji menoleh ke arah makanan di atas nakas sebelah tempat tidurnya.

"남지 먹는다 Namji meogneunda (Makanlah Nam Ji), malam ini ada misi yang harus kau selesaikan." Nam Ji bergumam pada dirinya sendiri.

Kedua tangan Nam Ji mengambil mangkuk yang berisikan sup hangat, jari-jari tangannya melingkari sendok di atasnya memasukkan sedikit demi sedikit sup ke dalam mulut kecilnya.

ILLUSTRATION

ILLUSTRATION

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Come BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang