Sedekah jangan asal sedekah!

54 0 0
                                    

Hari ini mendapat pelajaran baru tentang bersedekah.

Pagi hari melakukan rutinitas belajar bahasa Arab.

Saat itu sedang proses pembelajaran, terdengar suara memberi salam dari luar.

Ada dua ibu-ibu mengaku meminta dana untuk sumbangan.

Salah satu teman berniat memberikan uang untuk ibu-ibu itu.

Tapi ustadzah mencegah temanku itu.

Dalam fikiranku pun bertanya-tanya.

Ustadzah melarang kita untuk memberikan sedekah kepada ibu-ibu itu.

Akhirnya teman ku, meminta maaf kepada ibu-ibu itu karna tidak memberikan sedekah.

Ustadzah pun menjelaskan, kenapa kita tidak boleh memberikan sedekah kepada yang bukan haknya.

Kedua ibu tersebut alih-alih meminta sumbangan masjid yang ternyata sebenarnya untuk masuk kantong mereka.

Akupun bertanya bagaimana apabila kita bersedekah kepada "pengemis" atau "pengamen"?

Beliau pun menjawab jangan memanjakan "pengemis" dan "pengamen". Carilah orang yang shalih yang lebih berhak untuk diberi, yaitu orang yang miskin yang sudah berusaha bekerja namun tidak mendapatkan penghasilan yang mencukupi kebutuhan keluarganya.

Contohnya :
Seseorang yang berjualan tetapi penghasilannya tidak seberapa, maka kita bisa bersedekah dengan melebihkan uang yang kita bayar.

"Mungkin ada yang bertanya, mungkin pengemis dan pengamen desakan dari ekonomi."

Kalau pandangan saya, setiap manusia mempunyai akal dan kemampuan. Siapa yang berusaha walaupun penghasilannya sedikit tetapi dari pekerjaan yang halal maka semuanya menjadi berkah.

"Pengemis" sebenarnya mampu untuk mendapat pekerjaan yang layak tapi mereka memilih jalan untuk meminta-minta yang notabennya "Mudah" tapi menghasilkan uang.

Bagaimana dengan pengamen?
mengamen, melantunkan nyanyian musik yang haram untuk didengar. Kebanyakan mereka malah tidak jelas agamanya, shalat juga mungkin terlalaikan.

Kita semua tidak tahu latar belakang mereka sebenarnya mampu atau tidak ?

Kita juga mengetahui beberapa kasus di antara para pengamen dan pengemis itu yang sebenarnya bukan orang-orang yang membutuhkan bantuan, bahkan mereka itu orang-orang kaya yang banyak harta, tapi mereka menjadikan hal ini sebagai profesi (mata pencaharian) dan tidak bisa meninggalkannya.

Memberi sedekah kepada yang berHak.

Dari Abu Hurairah, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الْمِسْكِينُ الَّذِى تَرُدُّهُ الأُكْلَةُ وَالأُكْلَتَانِ ، وَلَكِنِ الْمِسْكِينُ الَّذِى لَيْسَ لَهُ غِنًى وَيَسْتَحْيِى أَوْ لاَ يَسْأَلُ النَّاسَ إِلْحَافًا

Namanya miskin bukanlah orang yang tidak menolak satu atau dua suap makanan. Akan tetapi miskin adalah orang yang tidak punya kecukupan, lantas ia pun malu atau tidak meminta dengan cara mendesak.” (HR. Bukhari no. 1476)

Diriwayatkan dari Sahabat ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا زَالَ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ، حَتَّى يَأْتِيَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَيْسَ فِيْ وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ.

“Seseorang senantiasa meminta-minta kepada orang lain sehingga ia akan datang pada hari Kiamat dalam keadaan tidak ada sekerat daging pun di wajahnya”

Diriwayatkan dari Hubsyi bin Junaadah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ سَأَلَ مِنْ غَيْرِ فَقْرٍ فَكَأَنَّمَا يَأْكُلُ الْجَمْرَ.

“Barang siapa meminta-minta kepada orang lain tanpa adanya kebutuhan, maka seolah-olah ia memakan bara api”

Diriwayatkan dari Samurah bin Jundub Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َالْـمَسْأَلَةُ كَدٌّ يَكُدُّ بِهَا الرَّجُلُ وَجْهَهُ، إِلَّا أَنْ يَسْأَلَ الرَّجُلُ سُلْطَانًا أَوْ فِيْ أَمْرٍ لَا بُدَّ مِنْهُ.

“Minta-minta itu merupakan cakaran, yang seseorang mencakar wajahnya dengannya, kecuali jika seseorang meminta kepada penguasa, atau atas suatu hal atau perkara yang sangat perlu”

Dalam bersedekah pun kita juga sangat membutuhkan ilmu.

Mungkin ada juga yang berpikir ngapain sih sedekah milih milih, sedekah tinggal sedekah yang penting niat kita bener kan?

Jawabannya mungkin yang kamu anggap benar belum tentu benar dimata Allah. Makanya perlu kita belajar.

Semua ada adab dan ketentuan.

ReminderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang