14. Two Sides of a Coin

874 174 17
                                    

***

"Ten! Dimana kau sekarang?" tanya Lisa begitu orang yang ia telpon menjawab panggilannya. "Aku punya kabar bagus!"

"Uhm? Apa itu?"

"Aku akan menyelidiki ulang kasus Rose, akan ku tangkap orang yang sudah membunuh Rose dan melukaimu,"

"Sungguh?!" seru Ten, terdengar begitu senang dengan kabar yang baru saja Lisa berikan. Setelah ia hidup dalam rasa bersalah karena tidak dapat menyelamatkan Rose, kini ia merasa sedikit lega berkat kabar dari Lisa. "Haruskah aku pergi kesana? Aku bisa membantumu," tawar Ten, sama antusiasnya seperti Lisa.

"Tidak, tidak perlu. Ada seorang detektif yang akan membantuku disini, dia memang sedikit aneh, tapi dia sangat hebat. Saat moodnya bagus, dia sangat baik. Tapi saat suasana hatinya buruk kurasa lebih baik aku menjauhinya,"

"Kenapa? Dia kasar?"

"Sedikit, tapi dia detektif yang hebat. Dia pasti akan menemukan pembunuh Rose," ucap Lisa, meyakinkan Ten agar pria itu tidak perlu terlalu khawatir. "Kami akan mencari Zodiak kemudian membuatnya membayar seluruh kejahatannya. Kau tidak perlu khawatir, datanglah kesini begitu aku dan Detektif Kwon berhasil menangkapnya,"

"Hm... Baiklah, hubungi aku kalau kau butuh bantuan, akan ku lakukan apapun untuk membantumu," balas Ten, yang kemudian justru memberitahu Lisa kalau Bambam akan menikah, Ten bilang Bambam akan melamar kekasihnya dua bulan lagi.

"Dia tidak memberitahuku, tapi tidak apa... Aku akan menelponnya nanti, aku juga akan menelponmu lagi nanti, sekarang aku harus pergi. Detektif Kwon akan marah kalau aku terlambat, bye Ten... Jangan lupa meminum obatmu," ucap Lisa yang kemudian mematikan panggilan itu secara sepihak. Gadis itu masih mengembangkan senyumnya bahkan sampai ia kembali masuk kedalam ruang meeting dan bergabung dengan senior-seniornya disana.

"Cari kasus-kasus yang aneh selama tahun 2016," suruh Jiyong bersamaan dengan masuknya Lisa ke ruang meeting. "Fokuskan pada kasus keracunan, titik di kaki dan kasus-kasus yang tidak di selesaikan dengan baik," jelas Jiyong membuat Lisa yang belum sempat menyalakan mesin di otaknya hanya bisa mengedipkan matanya– sedikit bingung karena perintah yang terlalu mendadak itu. "Catat perintahku," suruh Jiyong yang harus mengulang perintahnya karena Lisa terlihat tidak memahami ucapannya.

"Hyung! Lihat ini, pada tahun 2016 ada kasus yang mirip dengan kasus Taeyong!" seru Seungri sembari meminta Jiyong untuk mendekat padanya. "Namanya Byun Aurora, tiga tahun lalu dia cukup terkenal, sama seperti Taeyong. Orang-orang bilang Taeyong meniru konten yang di buat Byun Aurora, makan banyak sampai mati-"

"Byun Aurora juga tewas seperti Taeyong?" tanya Jiyong, sembari menonton video seorang gadis tengah memakan dua panci besar sup daging domba sembari menangis. "Kenapa orang-orang senang menonton konten video seperti ini?"

"Konten seperti ini membangkitkan nafsu makan," jawab Seungri. "Tapi biasanya dia tidak menangis. Maksudku, dulu aku sering menonton videonya, dia cukup terkenal waktu itu. Biasanya dia tertawa dan membicarakan banyak hal, tapi di videonya yang terakhir ini dia menangis dan videonya berhenti sebelum dia selesai makan,"

"Saat itu dia mati?" tanya Jiyong sekali lagi, sedang Lisa dan beberapa pria lain disana hanya berdiri, diam dan sibuk memperhatikan wajah Aurora yang mulai memerah karena uap panas dari panci-panci supnya.

"Kalau pun dia tidak mati, tekanan darahnya pasti sangat tinggi sekarang," gumam Seunghyun, menanggapi video yang tengah ia tonton saat itu. "Kolesterolnya juga, berapa ekor domba yang dimakannya? Satu domba sekitar 45kg- woah... Dia makan setengah ekor domba sendirian? Luar biasa,"

"Tidak, dia menghilang," jawab Seungri. "Orang-orang bilang dia hanya membuat sensasi dengan videonya, agar terkenal, tapi dia tidak kembali bahkan sampai sekarang. Beberapa orang pergi kerumahnya, membuat video seolah-olah mereka sedang ada disana untuk mencari Aurora yang katanya di culik hantu mukbang,"

"Hantu mukbang?"

"Dia hilang saat sedang membuat video mukbang jadi orang-orang menyebut kisah ini sebagai kisah hantu mukbang,"

"Cari kasus lainnya, kurasa ini tidak ada hubungannya dengan zodiak. Mungkin gadis itu memang benar-benar hanya membuat konten untuk popularitasnya saja," putus Jiyong yang lantas bergerak menjauh dari tempat Seungri duduk dan kembali ke papan tulis kaca tempat ia merekatkan beberapa lembar foto. "Aku akan pergi menemui Jisoo, kalian cari kasus-kasus lain. Karena ini Zodiak, aku yakin ada kasus-kasus lainnya. Bisa jadi ada zodiak-zodiak lain yang belum terungkap,"

"Aku ikut!" seru Lisa, sedikit tiba-tiba hingga membuat empat pria yang ada disekitarnya mendelik heran.

"Aku akan pergi dengan Seunghyun-"

"Tidak, tidak, kau bisa pergi dengan Lisa. Aku akan melakukan profiling dari berkas-berkas yang sudah ada disini saja," potong Seunghyun, membuat Lisa langsung bersemangat dan buru-buru membukakan pintu ruang meeting untuk Jiyong.

"Ayo sunbaenim," ajak Lisa, sembari tersenyum dan membuat Jiyong menaikan sebelah alisnya. Ada apa dengan gadis ini?– pikir Jiyong sedikit heran dengan sikap Lisa.

"Lisa benar-benar menyukai Jiyong hyung?" tanya Daesung setelah Lisa dan Jiyong pergi meninggalkan ruangan itu.

"Kurasa ini salahku," jawab Seungri. "Aku menyuruh Lisa datang ke rumah Jiyong hyung beberapa hari lalu, kurasa terjadi sesuatu disana. Mungkin mereka-"

"Ya, terjadi sesuatu disana," jawab Yongbae. "Jiyong memasukan beras yang baru dicuci ke minyak panas, minyaknya meletup dan dapur di apartemennya jadi luar biasa berantakan,"

"Jiyong tidak bisa memasak atau dia sebenarnya bodoh?" cibir Seunghyun. Cerita Yongbae tidak mudah dipercaya, namun karena tokoh dalam cerita itu adalah Jiyong yang mereka kenal, mereka menganggap kejadian itu mungkin saja terjadi.

"Selama 17 tahun hidupnya dia hanya seorang perundung. Tentu saja dia bodoh, dia tidak pernah belajar sampai usianya 17 tahun," balas Yongbae, sembari berjalan keluar dari ruang meeting untuk menyelesaikan pekerjaannya. "Coba tanyakan padanya, apa yang akan dia lakukan kalau tidak jadi detektif, aku jamin kau akan bingung karena jawabannya."

Sementara itu, di sebuah mobil SUV hitam, Lisa duduk di kursi pengemudi, sedang Jiyong duduk di kursi penumpangnya. Jiyong duduk disana sembari membaca berkas yang sama berkali-kali, sedang Lisa sibuk memperhatikan jalanan di depannya.

"Sunbaenim, kenapa kau membaca berkas itu berkali-kali?" tanya Lisa, tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan.

"Karena aku harus mengingatnya," jawab Jiyong, pria itu sedikit kesal karena Seunghyun tidak ada disana dan itu membuatnya harus mengingat sendiri seluruh isi berkasnya. Tanpa Seunghyun, Jiyong harus memaksa otaknya mengingat lebih banyak. "Kau bisa berkelahi?"

"Ya? Untuk apa aku berkelahi? Aku tidak bisa berkelahi,"

"Bela diri apa yang kau kuasai?"

"Tidak ada?"

"Kalau teman-temanmu? Mereka bisa berkelahi? Rose, Ten atau Bambam?"

"Ten bisa berkelahi, kurasa dia pernah belajar bela diri, Bambam juga,"

"Ini aneh, bagaimana bisa gadis cantik seperti ini menenggelamkan Rose dan menang melawan dua pria?" tanya Jiyong, sembari menunjukan foto Jisoo yang ada di berkasnya. "Bagaimana Jisoo bisa mengikat Tzuyu sampai separah itu? Jisoo bisa saja diam-diam memasukan racun ke dalam kepiting Taeyong, dia bisa saja mencampur minuman Jungkook dengan obat yang ada di klinik hewannya, menyuntikan racun pada Sandara dan menyuntikkan ketamine pada Hyunsuk hyung juga bisa ia lakukan tanpa mengeluarkan banyak tenaga. Tapi berkelahi dengan dua pria dan menyeret Tzuyu ke kamar pas tanpa ketahuan sepertinya mustahil,"

"Dia punya kaki tangan? Seseorang yang cukup kuat untuk mengalahkan Ten dan membawa Tzuyu ke kamar pas?"

"Ah... Kepalaku sakit... Seharusnya aku tidak jadi detektif. Pasti akan lebih mudah kalau waktu itu aku tidak berhenti merundung," keluh Jiyong sembari memijit pelipisnya. Mungkinkah ini kepribadian Jiyong yang sebenarnya? Pria santai yang membenci kerumitan?– ragu Lisa, karena Jiyong yang sekarang duduk di sebelahnya sangat jauh berbeda dari kesan pertamanya tempo hari.

***

ZodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang