24. The End

1.1K 188 12
                                    

***

"Kau tidak perlu khawatir Detektif Kwon, aku akan menjawab semua pertanyaanmu, aku mengakui semuanya," ucap Ten begitu Jiyong masuk ke dalam ruang introgasi bersama segenggam foto di tangannya.

"Tidak," ucap Jiyong yang perlahan berjalan mendekat kemudian duduk di hadapan Ten. "Kau tidak akan mengakui semuanya, kau akan menyombongkan semua kejahatanmu. Kau sudah mengumpulkan kedua belas zodiakmu, jadi sekarang waktu yang tepat untuk memamerkannya, bukan begitu?" tanya Jiyong sembari menyusun dua belas lembar foto rasi bintang di kaki para korban.

"Sudah ku duga, kau cerdas Detektif Kwon. Tidak seperti seniormu yang bodoh itu. Bagaimana bisa dia mengira Kim Jisoo pelakunya? Bagaimana bisa gadis selemah itu membunuh orang-orang? Aku tidak tahan melihatnya, karena itu aku membunuhnya,"

Jiyong geram mendengar Ten, bahkan detektif lain yang ada di ruang kontrol ikut geram karena ucapan Ten itu. Ingin rasanya Jiyong melempar sebuah kursi ke kepala Ten, namun ia harus berusaha keras menahannya. Lisa sudah cukup kesulitan untuk memilih tempatnya berdiri– mendukung Ten sebagai teman dekatnya, atau membenci Ten karena kejahatannya– dan Jiyong tidak ingin membuat Lisa semakin sulit. Jiyong tidak ingin Lisa semakin khawatir karena Ten terluka, walau baginya Ten pantas menerima itu.

"Kau membunuh Kim Jongin?" tanya Jiyong, mengabaikan Ten sembari berusaha menahan emosinya.

"Ya, aku bertengkar dengan pria tidak tahu malu itu. Ku dorong dia, kepalanya terbentur-"

"Kau tidak membunuhnya, itu kecelakaan. Kenapa kau memamerkan sebuah kebetulan?" hina Jiyong, yang perlahan membuat raut wajah Ten berubah. Pria itu ingin orang-orang takut padanya, pria itu ingin orang lain mengapresiasi perbuatannya dan menunduk takut atau bahkan kagum padanya, namun Jiyong tidak sudi memberikan semua itu. "Dia tewas karena terbentur, bukan karenamu. Bahkan seorang pria sehat bisa mati hanya karena terpleset kemudian terbentur,"

"Aku membunuhnya! Aku membunuh Kim Jongin sialan itu kemudian ku gambar bintang yang ku lihat di atas kakinya! Bahkan bintang-bintang itu menunduk sampai kaki! Kenapa kau sangat sombong Detektif Kwon? Kau pikir aku tidak bisa membuat bintang-bintangmu menunduk sampai kaki?!" kesal Ten, dengan tangan terkepal dan tubuh yang gemetar karena marah.

"Kau tidak akan bisa membunuhku," jawab Jiyong, terdengar begitu meremehkan namun justru tidak bisa membuat Ten memberitahu alasannya membunuh semua orang itu. Keberadaan Jiyong disana hanya mampu membuat Ten mengakui segala kejahatannya. Sejak awal Ten memang menyerahkan dirinya, sejak awal memang hanya pengakuan pria itu yang mereka butuhkan untuk memenjarakannya. Seluruh bukti serta pengakuan Ten dan Jennie saja sudah bisa membuat kedua orang itu di penjara, namun Jiyong ingin tahu alasan pria itu membunuh. Jiyong ingin tahu alasan pria gila itu menghabisi nyawa Sandara dan Detektif Yang, tetapi Ten tidak mengatakan apapun selain memamerkan kejahatannya yang hampir sempurna.

"Tidak akan ada yang bisa menangkapku kalau aku tidak menyerahkan diriku. Aku bisa mengelabui polisi-polisi bodoh seperti kalian selama tiga tahun," pamer Ten, terus menerus hingga suara Lisa terdengar di pengeras suara ruang introgasi itu– gadis itu menerobos masuk ruang kontrol dan merampas microphone dari tangan Seungri.

"Kenapa kau melakukan semua ini, Ten?" tanya Lisa, terdengar begitu putus asa, membuat suasana di ruang introgasi itu tiba-tiba saja berubah. Ruang yang sebelumnya penuh dengan kemarahan tiba-tiba saja berubah menjadi ruang kesedihan– hanya karena suara Lisa yang terdengar sangat putus asa. "Kenapa kau memintaku menyelidiki kasus ini? Kenapa kau membuatku mengetahui semua ini? Kenapa harus aku?"

"Suruh dia keluar!" bentak Jiyong, di susul suara beberapa pria yang meminta Lisa keluar namun kata-kata yang keluar dari mulut Ten menghentikan semua orang.

"Agar kau berhenti mempercayai orang lain. Bahkan orang terdekatmu bisa membohongimu, kenapa kau masih bisa mempercayai mereka? Benarkah semua orang di sekitarmu jujur? Bukalah matamu Lisa, dunia ini mengerikan," jawab Ten, membuat Jiyong bergegas keluar dari ruang introgasinya dan masuk ke dalam ruang kontrol, menghampiri Lisa yang sekarang duduk di atas sebuah kursi dengan tatapan kosong.

"Kenapa kau masih disini?! Bukankah aku sudah menyuruhmu pulang?!" kesal Jiyong usai ia mematikan microphone disana– agar Ten tidak mendengar pembicaraan mereka.

"Sunbaenim, benarkah semua orang disekitarku jujur?" tanya Lisa, ia tatap Jiyong dengan pandangan nanarnya kemudian beralih menatap Seunghyun, Seungri dan Daesung secara bergantian.

"Tidak," jawab Jiyong. "Tidak semua orang jujur, tapi ada lebih banyak orang jujur dibanding pembohong. Ada lebih banyak orang baik dibanding orang jahat," tegas Jiyong, meyakinkan Lisa dan mentalnya yang sekarang hancur berkeping-keping.

"Kau tidak ingin tahu kenapa aku membunuh Rose?" tanya Ten, sendirian di dalam ruang introgasi. Seolah ada dua orang berbeda, kini nada bicara pria itu terdengar begitu sedih, sangat berbeda jika dibandingkan dengan beberapa menit lalu. "Dia membencimu. Dia hanya berpura-pura baik di depanmu. Sejak awal dia tahu kalau Jongin adalah kekasihmu, sejak awal dia dia tahu kau melihatnya mencium Jongin di depan toilet. Hanya karena malam itu hari ulangtahunnya tapi gadis jahat itu justru bersikeras mengajakmu yang sedang berkabung pergi berkemah. Kenapa kau masih berfikir kalau Rose gadis yang baik? Dia bukan gadis baik, dia ingin menyiksamu dengan keberadaannya,"

"Lalu kenapa kau membunuh yang lainnya?" tanya Lisa, ia sengaja menekan tangan Jiyong yang ada di atas tombol microphone agar pengeras suara itu menyala. "Kenapa kau membunuh Jongin dan yang lainnya? Kenapa kau membunuhku? Apa aku juga seorang gadis jahat?"

"Jongin? Pria berengsek sepertinya harus mati, bukan begitu? Dia berani menduakan kekasihnya, dia hanya sampah. Lalu Min Yoongi... Dia sama mengerikannya dengan Jongin. Aurora... Kenapa orang-orang menyukai gadis rakus sepertinya? Itu menjengkelkan. Lee Taeyong juga sama, mereka merusak anak-anak dengan tingkah menjengkelkan mereka. Mereka menelan semua makanan itu di depan orang-orang kemudian memuntahkan semuanya setelah selesai. Ada banyak orang kelaparan di dunia ini, tapi mereka justru membuang makanan-makanan itu. Bodoh, mereka benar-benar bodoh. Sedangkan Tzuyu, gadis sialan itu benar-benar sama seperti Rose. Dia menggoda semua pria, membuat hubungan orang lain berantakan dengan kehadirannya," cerita Ten, membuat Lisa kembali meneteskan air mata sedang Seunghyun menahan orang-orang agar tidak menyela ucapan Ten.

Di dalam ruang introgasi, kini Ten menundukan kepalanya, mengingat kembali apa yang telah Tzuyu lakukan padanya. "Karena wanita jahat itu, ia meninggalkanku. Aku tidak akan pernah memaafkan Tzuyu dan gadis-gadis sepertinya, jadi aku membunuhnya. Tapi ternyata, kekasih Tzuyu juga sama saja... Song Jungki juga. Mereka sampah yang harus di bersihkan. Aku ingin membunuh Jennie, tapi tidak menemukan tanggal yang cocok. Tidak ada rasi bintang yang sesuai untuknya, jadi aku membuatnya membunuh Jungkook. Aku merekam kejadian itu, kalau kalian ingin mencarinya. Aku ingin Jennie di penjara, tapi pengacara sialan itu justru membebaskannya. Dia menggali kuburannya sendiri,"

"Kenapa kau membunuh Detektif Yang?" tanya Jiyong, dari ruang kontrol dengan tangan terkepal menahan marah.

"Sudah ku bilang karena dia terlalu bodoh. Aku mengiriminya pesan setiap saat, aku mengiriminya pesan sebelum aku membunuh sampah-sampah itu, tapi dia tidak pernah berhasil menyelamatkan mereka. Dia justru mendekati Jisoo, berfikir kalau Kim Jisoo yang kurus itu bisa membunuh orang-orang bahkan seorang tentara. Benar-benar bodoh. Tapi Detektif Kwon, apa kau tidak penasaran kenapa aku membunuh Sandara? Aku membunuhnya karenamu. Karena dia membohongimu, maka aku membunuhnya. Dia bilang padamu kalau dia gadis baik bukan? Tidak, dia bukan gadis baik-baik. Dia hanya seorang pelacur yang membohongimu, memanfaatkan perasaanmu untuk kepentingannya sendiri. Kau tidak ingin berterimakasih padaku, Detektif Kwon?"

***
Tamat

ZodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang