11. Outta My Head

946 205 19
                                    

***

Selesai mendengarkan cerita Lisa mengenai kejadian ketika Rose tewas, Jiyong meminta Lisa untuk mencari tahu tentang kasus Tzuyu juga Taeyong– sedang pria itu ingin fokus pada kasus Detektif Yang. "Jangan memberitahuku apa yang ada di berkas, aku sudah membaca berkasnya," ucap Jiyong yang kemudian berjalan ke dapur, ingin mencari sesuatu untuk di makan. "Aku ingin makan nasi goreng, kau mau?" tawar Jiyong.

"Uhm... Boleh?" gumam Lisa, sedikit bingung karena Jiyong menunjukan sikap yang cukup berbeda dari biasanya. Mungkin rasa canggung itu muncul karena Lisa memang belum lama mengenal Jiyong. Keheningan kembali terjadi, namun tidak sampai lima menit kemudian, Lisa berjalan menghampiri Jiyong di dapur.

"Ketua tim Kwon, apa kita perlu menemui orang-orang yang di duga sebagai tersangka kasus Chou Tzuyu ini? Ada Jeon Jungkook dan Kim Jennie. Tzuyu berkencan dengan Jungkook disaat terakhirnya, dan disini Jennie disebut punya hubungan gelap dengan Jungkook," tanya Lisa yang setelahnya langsung berteriak bahkan sebelum Jiyong sempat menjawab pertanyaannya. "Astaga! Ketua tim Kwon! Apa yang kau lakukan?!" pekik Lisa, yang buru-buru mematikan kompor di dapur dan menarik Jiyong sampai pria itu berjongkok di bawah meja makan bersamanya. Jiyong hendak berkomentar, namun komentar pria itu tersela lagi– kali ini oleh suara letupan minyak di dalam wajan.

"Ada apa?" tanya Jiyong, raut wajahnya kini terlihat begitu panik karena suara letupan-letupan di dalam wajahnya. "Aw! Akh!" pekik pria itu ketika setetes minyak panas mendarat di lengannya yang tidak tertutup kaos, disusul kepalanya yang terbentur meja karena gerakan tiba-tibanya.

"Kau tidak boleh memasukan air kedalam minyak panas sunbaenim!" seru Lisa, yang kemudian juga terkena setetes minyak panas serta terbentur sama seperti Jiyong. "Aduh... Kepalaku," keluh gadis itu, yang kemudian merangkak di bawah meja, dan melarikan diri dari dapur dengan cara merangkak. Jiyong mengikuti gadis itu, sementara di dapur suara letupan-letupannya tidak juga berhenti. Minyak panas dalam wajan itu meletup dan menetesi seisi dapur.

"Sunbaenim, apa kau sedang memikirkan sesuatu? Aku tahu kasus ini penting, tapi kasus ini tidak mendesak, kau bisa terluka kalau memasukan beras yang baru dicuci ke dalam minyak panas seperti tadi," ucap Lisa sembari merangkak sampai keruang tengah, menghindari minyak yang meletup seperti hujan singkat di musim panas.

"Ah... Aku seharusnya tidak mencuci berasnya tadi," gumam Jiyong, yang kemudian berdiri dan melirik dapurnya yang sekarang terlihat mengerikan karena asap serta ceceran minyak. "Aku tidak tahu kalau nasi goreng itu berasnya tidak perlu dicuci-"

"Sunbaenim, kau tidak bisa memasak?" tanya Lisa, tanpa berbasa-basi sama sekali. "Kau tidak berfikir kalau nasi goreng itu adalah nasi yang benar-benar digoreng dalam minyak panas kan?"

"Lalu bagaimana cara memasak nasi goreng kalau berasnya tidak di goreng di minyak?" balas Jiyong, membuat Lisa menutup rapat mulutnya sebelum sederetan sumpah serapah keluar dari sana. "Apa aku salah? Nasi goreng tidak di goreng?" tanya Jiyong sekali lagi, dan Lisa menjawab pertanyaan itu dengan sebuah anggukan kepala.

Lisa masih berusaha menahan dirinya, ia tidak ingin mempermalukan atasannya– walau sekarang Jiyong benar-benar terlihat bodoh di depannya– namun Jiyong justru tertawa, pria itu justru menertawakan kebodohannya sendiri.

"Haha... Maaf... Maaf... Aku tidak pernah memasak sebelumnya, ku pikir aku hanya perlu menggoreng berasnya seperti menghoreng nugget... kurasa kita seharusnya memesan makanan saja," ucap Jiyong yang dengan santai justru menepuk bahu Lisa kemudian meraih handphonenya diatas meja ruang tengah. "Apa yang ingin kau makan?" tawar Jiyong sebelum kemudian Lisa tersenyum, ikut terkekeh karena Jiyong sama sekali tidak tersinggung apalagi merasa malu.

"Nasi goreng?"

"Jangan meledekku, kau tidak keberatan makan ayam dan beer? Atau kau ingin aku membelikanmu sesuatu seperti salad?"

"Kalau tidak keberatan aku ingin sesuatu yang berkarbohidrat seperti nasi," jawab Lisa dan Jiyong menganggukan kepalanya. Pria itu lantas menelpon sebuah restoran untuk memesan dua mangkuk nasi dengan sup dan beberapa lauk pauk.

"Apa yang kau tanyakan tadi?" tanya Jiyong, yang kali ini sudah selesai memesan makanan namun masih sibuk dengan handphonenya– pria itu sedang mengirim pesan pada seseorang yang biasa datang untuk membersihkan rumahnya, seorang asisten rumah tangga yang hanya datang kalau Jiyong memanggilnya.

"Ya?"

"Tentang kasus Tzuyu tadi. Ah dan bagaimana perkembangan kasus siang tadi? Kalian butuh bantuanku untuk menyelesaikan kasus itu?"

"Tentu saja butuh, anda ketua-"

"Uhm... Kalau begitu besok aku akan datang ke kantor polisi setelah jam makan siang. Aku harus melakukan sesuatu sebelum bekerja besok. Jadi bagaimana dengan kasus Tzuyu?"

"Soal kasus Tzuyu, haruskah aku menemui Jeon Jungkook dan Jennie Kim? Nama mereka tertulis di laporan. Jungkook adalah kekasih Tzuyu dan dia berselingkuh dengan Jennie, kurasa kita akan mendapatkan sesuatu kalau menanyai mereka,"

"Kesaksian mereka sudah ditulis di berkas kasusnya. Jungkook dan Jennie sedang bersama pada malam hari itu, di sebuah motel dan alibi mereka bisa di buktikan, mereka terekam CCTV motel malam itu," jawab Jiyong sembari menunjukan kalimat serta foto dalam berkas yang mendukung ucapannya. "Tapi kalau kau ingin mencaritahu tentang mereka, pergilah mencari tahu. Kumpulkan semua informasi yang bisa kau cari. Seperti katamu kasus ini tidak terlalu mendesak, tapi perlu di prioritaskan," jawab Jiyong sebelum kemudian ia menelpon seseorang dengan handphonenya sekali lagi. Pria itu punya banyak sekali pekerjaan yang harus ia lakukan– walau di mata Lisa dan sebagian orang lainnya Jiyong hanya terlihat seperti tengah bermalas-malasan.

"Sunbaenim, lihat ini," ucap Lisa di saat jam sudah menunjuk pukul 11 malam– beberapa jam setelah Jiyong dan Lisa menghabiskan makanan mereka. Saat itu, Lisa tengah mencari profil Jungkook dan Jennie, termasuk alamat rumah mereka. Sedang Jiyong tengah melihat-lihat foto lokasi kematian Tzuyu– mencari bukti yang mungkin terlewat disana.

"Apa?" tanya Jiyong– sama sekali tidak mengalihkan pandangannya untuk sekedar menatap Lisa yang duduk di karpet, tengah mencari informasi dengan laptopnya. Lisa tidak punya cukup wewenang untuk dapat mengakses data-data kepolisian, sedang Jiyong terlalu malas untuk mencari sendiri informasi-informasi dasar seperti itu.

"Jeon Jungkook sudah meninggal, pada tanggal 1 September, hanya beberapa bulan setelah Tzuyu meninggal. Jennie membunuh Jungkook namun ia tidak dihukum karena perbuatannya dianggap membela diri," lapor Lisa setelah ia membaca beberapa kalimat yang saat itu muncul di layar laptop Jiyong.

"Cari foto-"

"Bukankah ini terlihat seperti rasi bintang Virgo?" tanya Lisa yang kemudian memberikan laptop di hadapannya kepada pemiliknya. Lisa meminta Jiyong untuk memutuskan sendiri bagaimana kelanjutan kasus ini. Baru beberapa hari setelah Jiyong memutuskan untuk menyelidiki kasus ini, dan sekarang kepalanya sudah luar biasa sakit. Rasanya, kasus ini jauh lebih luas dari yang Jiyong pikirkan.

"Kita tidak bisa menyelidiki kasus ini berdua," gumam Jiyong sembari memperhatikan gambar punggung kaki Jungkook di layar laptopnya. 

***

ZodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang