16. Should I be Naked?

995 167 3
                                        

***

Jiyong terlalu banyak menyembunyikan informasi, kesal kelima anggota timnya. Semua orang terlihat kesal, bagaimana mereka bisa membantu penyelidikan itu kalau Jiyong merahasiakan seluruh hal pentingnya? Bagaimana mereka bisa menangkap Zodiak, mengungkap identitas pembunuh keji itu kalau Jiyong menutup rapat hasil penyelidikan terdahulu.

"Kau bukan pelakunya kan, Sunbaenim?" tanya Lisa, kesal karena Jiyong tidak memberitahu mereka kalau dulu Detektif Yang Hyunsuk berjudi semata-mata demi mendekati Jisoo– tersangka utama mereka. Tentu ceritanya akan berbeda kalau Jiyong membagi informasi itu pada semua orang. Kalau sejak dua tahun lalu Jiyong memberitahu orang-orang kalau Yang Hyunsuk sengaja berjudi untuk mendekati Jisoo, Yang Hyunsuk tidak akan dicurigai, namanya juga tidak akan seburuk sekarang. "Sebenarnya apa saja yang sudah kau selidiki? Kenapa setiap kali bertemu kau selalu mengejutkan kami?" keluh Lisa, dengan suaranya yang sengaja ia pelankan– khawatir Jiyong akan marah kalau mendengar ucapannya.

"Sekeras apapun kau berusaha mengancingkan bajumu, kalau kancing pertamanya salah, tidak ada gunanya," gumam Seunghyun, terdengar sangat sinis dengan aura mengintimidasi seolah Jiyong hanyalah seorang bocah kecil di hadapannya. "Informasi yang kau berikan, membuat penyelidikan ini-"

"Aku tahu, aku akan memperbaikinya. Haruskah aku melepaskan semua kancingnya sekaligus dan telanjang di depanmu?" potong Jiyong, yang ternyata tidak merasa terintimidasi. Hari itu terasa sangat melelahkan bagi Lisa– karena dimatanya semua orang terlihat tengah menyembunyikan rahasia. "Aku ketua tim disini, aku yang memimpin penyelidikan. Kalau kau tidak bisa mengikuti cara kerjaku, aku akan membiarkanmu pindah ke tim lain,"

"Tim? Kau melakukan semuanya sendiri, untuk apa disebut tim. Aku keluar," ucap Yongbae, sedikit tidak terduga. Lisa pikir Seunghyun yang akan mengatakan hal itu. Lisa pikir Seunghyun yang akan berdiri kemudian berjalan keluar dari ruang meeting itu, bukan justru Yongbae yang sebelumnya selalu membela Jiyong.

"Hyung-" tahan Seungri, yang bergegas bangkit untuk menahan Yongbae agar tidak benar-benar pergi dari ruangan itu, dari tim mereka.

"Kau ingat kan kalau tempat ini bukan klub kampus atau ekstrakurikuler sekolah? Kita tidak berada di tingkat yang sama, kita bukan teman, serahkan surat pengunduran dirimu besok pagi, agar aku bisa mengirimmu ke tim lain. Kalau kau tidak menyerahkannya, kau tidak akan dapat pekerjaan baru,"

"Kau harus melakukan hal ini?" marah Yongbae, terlihat begitu kesal hingga pria itu terlihat seperti ingin menelan Jiyong hidup-hidup.

"Ya, karena itu wewenangku," balas Jiyong, menanggapi ucapan Yongbae dengan begitu santai. "Mungkin kalian semua lupa karena kita sering menghabiskan waktu bersama. Tapi aku ketua timmu, Detektif Dong. Aku yang bertanggung jawab atas kinerja tim ini. Memecat atau mempromosikanmu, aku yang punya wewenang itu. Kalau kalian merasa keberatan dengan caraku memimpin kasus ini, taruh saja surat pengunduran dirimu di mejaku," lanjut Jiyong, di susul suara pintu ruang meeting yang dibanting sampai tertutup– Yongbae benar-benar pergi.

"Jiyongie, kau terlalu berle-"

"Memangnya kenapa kalau aku berlebihan? Jangan berfikir aku tidak bisa memindahkanmu ke kantor polisi daerah hanya karena kau lebih tua dariku, hyung," potong Jiyong, masih dengan nada bicaranya yang sangat tenang namun terdengar begitu mengintimidasi. "Ini bukan penyalahgunaan wewenang. Aku hanya menginginkan kalian kalau aku ketua tim disini dan kalian bekerja sesuai mengikuti instruksiku. Bukankah ini lucu? Seluruh anggota tim menggila hanya karena ketuanya menyimpan beberapa rahasia. Kalian pikir kita sahabat atau semacamnya sampai aku harus memberitahu segala hal pada kalian? Tolong bersikaplah profesional," marah Jiyong yang sama sekali tidak mendapatkan reaksi apapun dari rekan-rekan kerjanya.

"Detektif Kang, cari tahu mengenai Song Jungki dan hubungannya dengan Kim Jisoo. Detektif Choi cari tahu sosok zodiak dari saksi dari kasus Rose, minta Detektif Park untuk menghubungi saksi dalam kasus itu dan tanyakan padanya seperti apa sosok zodiak yang berkelahi dengannya,"

"Maksudnya Ten?" tanya Lisa, sedikit kikuk karena Jiyong yang tiba-tiba bekerja setelah melampiaskan emosinya kepada rekan-rekan kerjanya.

"Hubungi seluruh saksi dalam kasus Rose, mereka satu-satunya saksi kita," jawab Jiyong, terdengar sedikit ketus sebab suasana hatinya yang sekarang buruk. "Terakhir Detektif Lee, kumpulkan seluruh berkas mengenai kasus Jeon Jungkook dan Kim Jennie, termasuk kontak pengacara mereka. Aku akan pergi menemui Kim Jennie," perintah Jiyong sebelum ia melangkah pergi meninggalkan rekan-rekan kerjanya di ruang meeting itu.

Lisa menghela nafasnya begitu Jiyong meninggalkan ruangan itu. Begitu juga dengan Daesung dan Seungri, sedang Seunghyun mencibir Jiyong di balik punggung pria itu. Bekerja di bawah seseorang yang lebih muda tentu bukanlah hal yang menyenangkan bagi Seunghyun, terlebih kalau sang ketua sudah menunjukan perbedaan dalam tingkatan mereka. Rasa di remehkan memenuhi kepala Seunghyun. Namun kemudian, Daesung dengan hati-hati menenangkan Seunghyun– "Gain noona bilang, Jiyong hyung akan di pecat kalau kasus ini tidak segera selesai. Jiyong hyung pasti sedang sangat khawatir sekarang, mengertilah hyung," tutur Daesung.

Sejauh ini mereka hanya bertemu dengan korban– Rose, Tzuyu, Taeyong, Jungkook, Sandara dan Detektif Yang. Mereka sempat menganggap Detektif Yang sebagai pelakunya, karena pria itu terlihat di seluruh kasusnya. Detektif Yang adalah orang pertama yang menemukan Rose di danau namun tidak segera menelpon ambulance, ia bertemu dengan Tzuyu beberapa hari sebelum Tzuyu meninggal, ia juga pernah menemui Taeyong di sebuah pusat perbelanjaan. Jiyong berasumsi kalau Detektif Yang juga mengetahui tentang hubungan Tzuyu dan Jungkook yang saat itu merenggang karena karena seorang pelacur.  Mengenai kasus Sandara– satu hal yang sempat Jiyong khawatirkan adalah kemungkinan kalau Detektif Yang membunuh Sandara usai mendengar ceritanya.

"Haruskah aku membuka semuanya sekarang, hyung?" gumam Jiyong, yang saat ini tengah duduk di kursi pengemudi mobil dinasnya– tengah berada dalam perjalanan menuju alamat rumah Jennie Kim. "Kau bisa benar-benar jadi tersangka kalau aku memberitahu mereka semua mengenai pesan-pesan yang ada di rumahmu itu, apa yang harus aku lakukan sekarang? Benarkah kau bukan pelakunya?" resah Jiyong, dengan semua kancing-kancing berantakan yang ada di kepalanya.

***

ZodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang