***
Dua minggu setelah kasus Rose ditutup, Detektif Yang Hyunsuk hidup layaknya detektif-detektif lain. Mengejar dan menyelidiki kasus hampir selalu menjadi menu makan siangnya setiap hari, tujuh hari dalam seminggu. Terkadang Detektif Yang menyesali pekerjaannya, menjadi detektif tidak sekeren bagaimana kelihatannya. Pria itu dituntut untuk selalu menyelesaikan kasus-kasusnya, namun tiap kali ia hampir sampai pada pelakunya, pihak atasan selalu menekannya, menolak hasil penyelidikannya seolah-olah mereka sudah tahu siapa dalang yang sebenarnya. Sesekali Detektif Yang berfikir kalau mustahil untuk menyelesaikan kasus-kasusnya dengan adil karena semua tekanan itu.
Bukan, pihak atasan bukannya ingin membebaskan seorang penjahat atau memenjarakan orang tak bersalah. Para petinggi itu hanya ingin kasus-kasus kejahatan yang terjadi diselesaikan tanpa mencoreng wajah mereka. Kehati-hatian yang berlebihan itu tanpa sadar justru membuat orang-orang yang bekerja di lapang kesulitan untuk mengoptimalkan pekerjaan mereka. Kasus tewasnya Roseanne Park di danau adalah kasus kesekian yang harus Detektif Yang selesaikan tanpa punya cukup waktu. Tanpa penyelidikan yang optimal mereka diminta menutup kasus itu sebagai kasus perampokan biasa- hanya karena hilangnya beberapa lembar uang tunai.
Namun beberapa hari setelah kasus itu di tutup- mungkin saat itu hampir 12 hari karena ia sudah mulai sibuk dengan kasus lainnya- Detektif Yang mendapatkan selembar memo di mangkuk makan siangnya. Dalam memo itu terdapat sebuah nama, dengan tanggal yang belum diketahui maksudnya serta titik-titik yang tidak Detektif Yang pahami. Memo pertama yang Detektif Yang terima berisikan "Min Yoongi, 9 Maret" dengan 16 titik berantakan yang kalau ditarik garis lurus akan membentuk sebuah siku.
Saat itu, Detektif Yang sama sekali tidak peduli. Memo yang ia terima sama sekali tidak menimbulkan kesan apapun. Mungkin ada seseorang yang salah meletakkan memonya, mungkin ada seseorang yang tidak sengaja menjatuhkan memonya, Detektif Yang sama sekali tidak peduli sampai ia mendengar kabar dari detektif wilayah lainnya kalau seseorang bernama Min Yoongi itu tewas pada tanggal 9 Maret.
Ah itu hanya kebetulan, tidak mungkin aku mendapatkan pesan kematian- pikir Detektif Yang saat itu. Namun sebuah memo lainnya kembali datang- kali ini memo itu muncul di kaca mobil Detektif Yang, memo itu terselip rapi di wiper mobilnya dan memo itu bertuliskan "Byun Aurora, 25 Maret." Setelahnya, hampir setiap bulan memo-memo itu datang seolah mereka adalah pesan kematian yang disampaikan pada Detektif Yang. Pria itu menyelidiki pengirim memo-memo itu, namun tidak ada titik terang barang sedikit pun. Memo-memo itu datang dari orang-orang yang berbeda mulai dari rekan kerja sampai anak-anak yang bermain di taman.
Sayangnya, Detektif Yang tidak memberitahu siapapun mengenai memo-memo itu. Entah apa yang ia pikirkan, pria itu menyimpan semua memo itu sendirian sampai pada akhirnya ia meninggal dan Jiyong menemukan memo-memo itu di loker stasiun yang biasa ia dan Detektif Yang pakai untuk menyimpan beberapa salinan bukti mereka. Tzuyu, Taeyong, Jungkook, Jimin dan Sandara adalah nama-nama yang Jiyong temukan di loker milik Detektif Yang tersebut.
Jiyong tidak tahu asal-usul dari memo-memo tersebut, namun begitu informasi mengenai memo itu keluar, maka Detektif Yang benar-benar akan menjadi tersangka utamanya. Pemilik daftar korban yang sudah meninggal sangat mudah dijadikan tersangka- pikir Jiyong. Bahkan Jiyong sendiri juga benar-benar berfikir kalau Detektif Yang adalah zodiaknya.
Setelah mengemudi hampir selama satu jam penuh, Jiyong memarkir mobilnya di depan sebuah gedung apartemen yang tidak seberapa mewah- bahkan cenderung kumuh. Jiyong melihat-lihat sekelilingnya, khas seorang pria yang sudah benar-benar terlatih dalam bertugas. Selangkah demi selangkah pria itu menyisir gedung itu sampai akhirnya ia menemukan apa yang ia cari- apartemen Jennie. Sekali, dua kali, Jiyong mengetuk pintu apartemen Jennie namun tidak ada seorang pun yang membukakan pintu untuknya.
"Siapa yang anda cari?" tegur seorang pria, yang secara tiba-tiba muncul di belakang Jiyong dengan sekantong belanjaan di tangannya. Pria itu sengaja menurunkan bahunya, menundukan kepalanya yang tertutup topi hingga sepintas membuat tubuhnya terlihat bungkuk.
"Pemilik apartemen ini, kau mengenalnya? Jennie Kim," tanya Jiyong sembari menunjuk pintu apartemen tujuannya.
"Dia sedang bekerja di salon, di sebelah minimarket," jawab pria itu sembari membuka pintu apartemennya sendiri- yang ada di sebelah apartemen Jennie.
"Ah... Begitu, baiklah aku akan kesana. Tapi tuan, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Jiyong yang merasa tidak asing dengan pria bertopi yang bahkan tidak menunjukan wajahnya itu.
"Ya, kita pernah bertemu Detektif Kwon," jawab pria itu yang tetap tidak memperlihatkan wajahnya, namun ia justru mengangkat sedikit celananya- menunjukan sebuah monitor pergelangan kaki yang biasanya di pasang pada pelaku pemerkosaan selama masa percobaannya.
"Ah..." angguk Jiyong, ia tidak begitu mengingat pria itu namun melihat pergelangan kaki si pria membuat Jiyong memutuskan untuk mengganggap pria itu sebagai salah satu penjahat yang pernah ia tangkap. "Hiduplah dengan benar sekarang," saran Jiyong yang kemudian pergi meninggalkan pria itu untuk menemui Jennie.
Setibanya di salon, Jiyong bertemu dengan seorang gadis yang memakai celana super pendek berbahan jeans, dengan kemeja hitam yang terlihat sedikit kebesaran di tubuhnya. Sebuah ikat pinggang untuk meletakan gunting dan silet cukur melingkar di pinggangnya yang ramping serta sebuah karet merah muda menyatukan helai-helai rambutnya membentuk sebuah ikatan acak.
"Selamat data-"
"Aku datang untuk memotong rambutku," ucap Jiyong, buru-buru sebelum Jennie mengusirnya. Dua tahun lalu, Jiyong pernah menyelidiki Jennie karena kasus Sandara- karena Jennie yang mendapatkan banyak keuntungan berkat tewasnya Sandara. Sembari melangkah untuk duduk di salah satu kursi di depan cermin, Jiyong berucap- kalau ia tahu Jennie tidak bersalah.
"Aku sedang menyelidiki ulang kasus Sandara, dan ternyata pelakunya pria," gumam Jiyong, sebelum kemudian Jennie bertanya potongan seperti apa yang Jiyong inginkan. "Uhm... Rapikan saja, tapi sebagai gantinya, jawab beberapa pertanyaanku,"
"Bawa surat perintah penangkapan kalau-"
"Aku tidak ingin menangkapmu, aku hanya ingin memberimu beberapa pertanyaan sebagai saksi,"
"Penipu-"
"Sudah ku bilang pelakunya pria, seorang pembunuh berantai. Apa mungkin kau tahu seseorang aneh yang mengawasi Sandara dari jauh?"
"Tidak, aku tidak ingat," jawab Jennie yang justru enggan memangkas rambut Jiyong dan menyuruh pria itu pergi dari salon kecil tempatnya bekerja.
"Kalau seseorang yang memperhatikan Jeon Jungkook dan Min Yoongi, apa kau mengingatnya?" tanya Jiyong dan Jennie yang sebelumnya terlihat tangguh kini mulai bergetar. Dengan susah payah gadis itu meremas tangannya sendiri, menyembunyikan rasa panik yang ingin ia sembunyikan. "Apakah ada seorang pria yang selalu memperhatikan Jeon Jungkook dan Min Yoongi dari jauh? Aku tahu Min Yoongi adalah kekasihmu, yang tewas di hari ulangtahunnya, sebulan sebelum kau mulai mengenal Jungkook,"
"Jungkook tidak mengenal Yoongi-"
"Ya, aku tahu mereka tidak saling kenal. Tetapi kau mengenal keduanya, kau juga mengenal Sandara. Seseorang yang mengenal mereka bertiga selain dirimu, hanya itu yang sedang ku tanyakan padamu sekarang,"
"Aku tidak tahu! Pergi dari sini!" marah Jennie, rasa gugupnya terlihat begitu jelas hingga Jiyong dapat menyimpulkan kalau Jennie mengetahui sesuatu.
"Aku tahu kalau kau mengetahuinya, siapa dia? Sebut saja namanya, beritahu aku,"
"Aku tidak tahu! Pergi dari sini!" suruh Jennie, mendorong Jiyong yang masih duduk di kursi cukurnya. "Seseorang yang memperhatikan Min Yoongi, juga seseorang yang memperhatikan Jeon Jungkook, dan seseorang yang memperhatikan Sandara Park, bukankah mereka orang yang sama? Kau pernah melihatnya?"
"Kau! Hanya kau dan detektif tua itu yang memperhatikan mereka bahkan setelah mereka mati!"
***
![](https://img.wattpad.com/cover/204186580-288-k970483.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zodiac
FanfictionHai, dapatkah kamu menemukan kejanggalan-kejanggalan dalam setiap kasus ini? Apa kamu cukup pintar untuk menebak siapa aku? -Zodiac Ps. Terinspirasi dari kasus pembunuhan berantai di California "Zodiac Killer" dan pembunuh berantai lainnya.