5. It Was Love

1.1K 198 13
                                    

***

Sudah satu minggu sejak kasus pembunuhan tuan Kim itu terjadi. Ahli forensik telah menemukan alat pembunuhannya- sebuah vas bunga- dengan sidik jari ketiga anggota keluarga Kim tersebut. Nyonya Kim dan putranya juga sudah berkali-kali mengaku sebagai pelaku. Kedua saksi sekaligus tersangka sudah sama-sama menceritakan bagaimana kejadian yang sebenarnya. Hanya saja, karena kedua tersangka itu mengakui kesalahan mereka, Lisa jadi kesulitan menentukan siapa pelaku yang sebenarnya.

"Aku yang membunuhnya. Dia melukai putraku, aku tidak bisa diam saja," ucap nyonya Kim setiap kali Lisa menanyakan detail kejadian saat itu. Sedang Bobby, justru mengatakan hal yang sebaliknya dan Lisa jadi bingung karenanya. Keduanya terdengar sangat bisa di percaya, di tambah Bobby yang belum benar-benar pulih dari cideranya.

"Kau masih belum selesai dengan kasus itu?" tegur Jiyong, yang risih melihat Lisa duduk dengan rambut acak-acakan di kursinya. Baru seminggu gadis itu bekerja, namun ia sudah duduk di kursinya seakan kursi itu adalah rumahnya sendiri. "Ya! Yongbae-ah, bantu dia menyelesaikan kasus kemarin, sampai kapan ia akan membuat ibu dan anak itu menjadi tersangka? Augh... Aku sudah punya selusin kasus baru dan anak buahku masih sibuk dengan kasusnya sendiri, sepertinya aku benar-benar harus mengundurkan diri," keluh Jiyong yang lantas duduk di kursinya setelah 10 jam melakukan pengintaian.

"Apa yang selusin? Kau hanya membaca ulanf berkas-berkas lama, Seungri dan Daesung saja bisa pergi kencan buta karena tidak punya pekerjaan," celetuk Yongbae yang kemudian bangkit dari kursinya, menghampiri Lisa ke mejanya. "Kenapa kau selalu mencari kesibukan dengan membaca berkas lama? Bukankah bagus kalau kita tidak dapat kasus? Itu berarti tidak ada penjahat lagi disini, pergilah berkencan kalau kau bosan," lanjut pria itu sebelum kemudian ia bertanya pada Lisa mengenai lanjutan dari kasus pembunuhan tuan Kim. Yongbae bertanya apa yang membuat Lisa kebingungan dalam kasus itu.

"Kesaksian keduanya berbeda, aku tidak tahu siapa yang berbohong. Kesaksian nyonya Kim dan kesaksian putranya benar-benar berbeda-"

"Berarti satu dari mereka berbohong atau bisa jadi keduanya berbohong," potong Yongbae yang langsung Lisa setujui dengan sebuah anggukan kecil. "Kalau begitu kau tidak bisa memakai kesaksian mereka begitu saja. Daripada duduk disini dan menanyai mereka berkali-kali dengan pertanyaan yang sama, lebih baik kau pergi ke lokasi kejadian dan mencari bukti-bukti yang ada disana," saran Yongbae yang langsung kaget ketika tiba-tiba Lisa bangkit dari duduknya.

Sembari berterimakasih, Lisa membereskan barang-barangnya hendak pergi ke lokasi kejadian. Yongbae menggeleng, melihat antusiasme si anak baru yang menurutnya luar biasa. Sedang Jiyong hanya diam, menjadi pengamat yang tidak banyak berkomentar. "Kau sedang mengetesnya?" tanya Yongbae, begitu melihat Lisa pergi dari kantor polisi bersama berkas-berkasnya. "Kita sudah tahu siapa pelakunya, kenapa tidak langsung memberitahunya dan menyelesaikan kasus ini? Tuan Kim harus segera dimakamkan dan kalau anak itu tidak segera menyerahkan diri, ia tidak akan bisa mendapat keringanan hukuman,"

"Karena itu kau harus membantunya. Aku ingin memakai kasus ini untuk membuatnya mengundurkan diri,"

"Kenapa kau ingin membuatnya mengudurkan diri? Kau tega memakai kemalangan orang lain untuk menyingkirkan batu dari jalanmu?"

"Karena itu kau harus membantunya, agar dia menyingkir dari jalanku tanpa merugikan orang lain," ulang Jiyong yang lantas mengangkat kepalanya untuk menatap Yongbae. "Wanita itu, dia Lalisa Park, saksi mata dari kasus penenggelaman di Pocheon tiga tahun lalu. Kasus yang tidak pernah bisa di lupakan Ketua tim-"

"Kasus yang kau kerjakan secara diam-diam dengan ketua tim Yang itu?" potong Yongbae yang lantas Jiyong balas dengan sebuah anggukan kecil.

Kasus tewasnya seorang gadis di danau pinggiran kota sekitar tiga tahun yang lalu adalah satu-satunya kasus yang belum bisa Jiyong selesaikan sampai saat ini. Kasus itu tidak mendapat perhatian yang layak dari aparat, mereka menutup kasus itu sebagai kasus perampokan biasa- yang sayangnya tidak memiliki pelaku. Kasus yang seolah membenarkan isu tentang betapa seramnya danau itu. Seorang gadis tewas, namun tidak ada seorang pun yang bisa dicurigai. Hanya ada tiga orang saksi dalam kasus tersebut, dan ketiga saksi itu sama sekali tidak membantu penyelidikan- ketiganya terlalu terpukul kerena kejadian mengerikan itu sehingga kesaksian mereka tidak bisa di jadikan petunjuk. Seolah pembunuh gadis itu adalah hantu penunggu danau yang tidak bisa ditangkap manusia.

Sudah dua tahun Jiyong tidak mengungkit masalah kasus tersebut. Sejak tewasnya Detektif Yang Hyunsuk dan diangkatnya Jiyong sebagai ketua tim lima divisi kejahatan dan kekerasan, tidak sekalipun Jiyong menyinggung tentang kasus tersebut. Ada banyak kejanggalan dalam kasus tersebut, namun rasanya Jiyong ingin menutup matanya terhadap kejanggalan-kejanggalan tersebut. Mulai dari kasus itu yang ditutup begitu saja, sampai kasus bunuh diri yang menimpa Detektif Yang, semuanya terasa janggal bagi Jiyong. Jangan mengungkit kasus lama, teman-teman sesama polisinya sudah menyelidiki kasus itu dan menutupnya- pikir Jiyong, hingga selama dua tahun terakhir ini ia berusaha melupakan kedua kasus tersebut.

"Kenapa kau berhenti menyelidiki kasus eonniku?" tanya Lisa, yang tidak sengaja mendengar obrolan Jiyong dan Yongbae karena harus kembali untuk bertanya mengenai kasusnya sendiri. "Kenapa kau menyerah? Pelaku pembunuh itu belum di hukum, kau belum menemukan pelakunya, kenapa kau berhenti?"

Jiyong serta Yongbae tidak menjawab pertanyaan Lisa. Gadis yang tanpa disadari tengah menguping pembicaraan mereka itu kini terlihat begitu sedih. Gadis itu terus bertanya kenapa saat itu Detektif Yang dan timnya berhenti menyelidiki kasus kematian kakak tirinya. Lisa bertanya kenapa kasus itu ditutup dengan kesimpulan perampokan, padahal tidak ada satupun barang berharga yang hilang. Lisa terus menanyakan pertanyaan-pertanyaan serupa, namun Jiyong tidak memberinya jawaban apapun.

"Ku mohon... Buka kembali kasus itu," pinta Lisa yang akhirnya menyerah dengan pertanyaan-pertanyaannya dan mulai mendekati Jiyong, kini ia harus mulai memohon pada Jiyong untuk penyelidikan ulang.

Namun sayangnya, Jiyong menolak permintaan Lisa. Apapun yang Lisa ucapkan, Jiyong terus menolak permintaan gadis itu. Sejak pertama kali ia melihat Lisa di cafe depan kantor polisi, sampai melihat Lisa hadir di kantor polisi sebagai seorang karyawan baru, Jiyong sudah tahu tujuan gadis itu. Ia mengetahui keinginan Lisa untuk menemukan si pembunuh kakak tirinya dan karena itu Jiyong sangat terganggu dengan kehadiran Lisa.

"Berhentilah mengikutiku! Kau tidak ingin segera menyelesaikan kasusmu?" tanya Jiyong yang akhirnya kesal karena diikuti Lisa selama hampir 5 jam. "Kau tidak kasihan pada Bobby? Dia baru anak sekolah menengah. Bagaimana dia bisa menemui teman-temannya kalau kau terus menjadikannya tersangka seperti ini? Dia korban atau pelaku, kau harus segera memutuskannya,"

"Ketua tim Kwon, kau tidak kasihan padaku? Aku hanya ingin menemukan pembunuh saudaraku," balas Lisa, membuat Jiyong sedikit tertohok namun pria itu tetap kekeuh pada pendiriannya. Ia tidak ingin membuka kasus itu kembali. "Baiklah, baiklah... Tidak perlu membantuku membuka kembali kasusnya, aku akan melakukannya sendiri. Tapi bisakah kau memberiku waktu untuk menjelaskan apa yang telah ku dapatkan? Selama ini aku mencaritahu tentang kasus ini sebisaku, seharusnya aku bicara pada Detektif Yang, tapi karena Detektif Yang sudah tidak ada, tidak ada seorang pun yang bisa ku mintai tolong... Ku mohon... Hanya mendengarkanku,"

"Hanya mendengarkanmu?"

"Dan memberitahuku kalau ada kesalahan dalam bukti-bukti yang sudah ku kumpulkan?"

"Heish... Baiklah, tapi aku akan membantumu hanya setelah kau selesai dengan kasus keluarga Kim ini," ucap Jiyong yang tentu saja langsung Lisa setujui. Setidaknya Jiyong akan mendengarkan hasil penyelidikan pribadinya, pria itu mungkin akan tertarik untuk membuka kembali kasus tersebut setelah mendengarkan penjelasannya.

***

ZodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang