11. Begitu hangat

579 91 13
                                    



Gadis itu baru sadar ternyata kantor yang sedang ia datangi sekarang ialah kantor Taehyung yang dulu. Yang lebih anehnya lagi, semuanya yang ada didalam kantor melihat Taehyung dengan penuh rasa penasaran. Hei, bukannya tatapan mereka itu tertuju pada Seulgi seorang? Dia menjadi malu pada akhirnya. Dilihat oleh banyak orang asing memang terasa tidak mengenakkan dan mengintimidasi.





"Kenapa ponselku.." mendengar itu Seulgi mengigit bibir bawahnya. Apakah dia harus jujur? "Maaf aku tadi membuka ponsel kamu dan melihat agenda untuk mencari tahu dimana alamat kantor ini, juga dimana stasiun kereta terdekat dengan kantor ini."





"A-aku tidak tega membangunkanmu tadi makanya aku cari informasi menggunakan ponsel kamu, Taehyung." Seulgi akui bahwa dirinya memang salah kali ini. Membuka ponsel Taehyung tanpa memberitahu itu berarti membuka privasi pria itu tanpa permisi. Ya, dia pantas mendapatkan sorot mata tidak bersahabat itu karena kelakuannya. "Aku minta maaf." Dan Seulgi mengakuinya.




"Kamu tunggu disini dan jangan kemana-mana." Taehyung langsung pergi begitu saja tanpa adanya persetujuan Seulgi. Akhirnya dia duduk, dalam diam memperhatikan beberapa orang sibuk mondar mandir didekatnya sambil berbahasa inggris. Seulgi pikir jika Taehyung yang melakukan pengambilan data sendiri didalam kantor ini dan hanya menyuruhnya untuk menunggu, seperti tidak terlibat dalam pekerjaan, lalu untuk apa dia bersusah-susah untuk pergi bersama Taehyung ?




Seulgi memainkan jemarinya sambil berpikir. Bukannya lebih baik Taehyung pergi kesini sendiri? Bukankah itu lebih baik karena bisa menghemat pengeluaran mereka untuk proyek? "HEI!" Seulgi terlonjak kaget dari kursi. Kaget bukan main karena ada orang asing yang datang menghampiri dan tak sungkan menyentuhnya. Seruan antusias itu ternyata berasal dari perempuan dengan gaya boyish-nya. "Kamu yang datang bersama Taehyung?" Seulgi makin membulatkan mata mendegar perempuan itu bertanya dengan bahasa korea yang kental. "Kamu yang-"





"Tidak perlu menjawab pertanyaannya, Seulgi." Taehyung kembali. Muka kebingungan Seulgi terlihat lucu dimata Taehyung. Seperti seorang anak gadis yang sedang memelas meminta sesuatu. Yang jelas sekarang dia sedang menahan diri untuk tidak menyentuh pipi gembul Seulgi karena ada temannya yang cerewet minta ampun. Taehyung tidak suka Seulgi menjadi pusat perhatian di kantor lamanya hanya karena dirinya.




"Terima kasih sudah berhasil membuat Taehyung menjadi normal kembali."



"Sampai bertemu nanti!"





Taehyung tidak mengindahkan temannya itu dan tanpa basa-basi membawa Seulgi untuk membubuhkan tanda tangannya diatas kertas perjanjian. Ternyata maksud Taehyung menyuruh Seulgi untuk menunggu di lobby adalah dia tidak ingin nanti orang kantor menyerang dengan pertanyaan yang tidak ingin ia jawab. Ya, pertanyaan yang mirip dengan yang temannya tanyakan kepada Seulgi barusan.




Jelas seluruh mata tertuju kepada keduanya yang membuat Seulgi merasa tidak nyaman. "Kenapa mereka melihat kita seperti itu Taehyung?"




"Bagaimana setelah tanda tangan kita pergi dari sini?" Tanya Seulgi lagi dengan cemas. Lebih tepatnya dia merasa gugup dengan perhatian orang padanya. "Boleh. Besok atau lusa kita kembali untuk mengambil semua data." Jawab Taehyung sambil melihat Seulgi. "Oke lusa kita kembali."





***



"Hei Seulgi! Kita berjumpa lagi!" itu adalah perempuan yang bertemu dengannya tadi pagi. Dia ditinggal sendiri di apartemen yang ia yakin adalah tempatnya menginap nanti. Taehyung keluar dengan alasan membeli sesuatu dan belum juga kembali. Entah kenapa dia tiba-tiba merasa sangat mengantuk di pukul dua siang. Apakah ini yang dinamakan jet lag? Tapi dia tidak bisa tidur kali ini karena ada tamu.






Antropologi Rasa | vseulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang