Chapter II : The Leader Who Lost Emotion (0.1)

576 46 5
                                    

• Disclaimer!! •

[ setiap karakter yang ada di cerita ini, itu murni milik Masashi Kishimoto sensei!! ]
-
-
-
-
-
-
-
-
-
<==============================>

Hinata menyelesaikan tugas menyusun barang-barang dirak dengan sempurna. Semuanya tertata rapi dan sejauh mata memandang, tidak ada yang aneh memang. Bukan! Tentu saja letak keanehannya ada pada Hinata. Kantung mata hitam mengantung ngeri dibawah mata bulannya, ditambah lagi dengan ekspresi wajahnya yang lesu.

Bisa ketahuan, kan? Hinata kembali cosplay jadi binatang malam. Tidak-tidak! Bukan seperti itu... Hinata hanya kurang tidur, maklum sejak 4 hari yang lalu. Setelah pertemuannya dengan mantan komandannya di NSA (National Security Agency) Namikaze Minato, gangguan tidurnya atau lebih tepatnya Insomnia.

Insomnia yang pernah dialaminya bisa bertahan hingga dua minggu. Dan yang terjadi setelahnya... penderita akan jatuh sakit setelah selama itu tidak mengistirahatkan tubuhnya. Insomnia akut...

Hinata beruntung karena penyakit tidurnya ini jarang menyerangnya lagi setelah berhenti dari pekerjaan lamanya. Tapi, sekalinya kambuh... jangan harap kau akan melihat wajah cantik gadis itu. Penampilan yang awalnya rapi dan tertata, akan berubah 180° dan...

Tidak ada yang bisa memancing emosi Hinata setelah insomnianya kambuh. Gadis itu berubah menjadi sosok wanita yang berani melawan maut. Saking seringnya jadi bulan-bulanan penjahat, dia bisa merancang penyerangan tanpa persetujuan.

Itulah kenapa... Hinata memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan lamanya. Bukan semata-mata untuk melarikan diri, dia hanya tidak mau penyakitnya kambuh dan membahayakan dirinya dan orang lain. Begini-begini Hinata masih mempertahankan pikiran logisnya.

Tidak lucu bukan jika emosinya yang tidak stabil ini ia malah menimbulkan masalah, maka dari itu ia cepat-cepat menyelesaikan semua pekerjaannya ditoko. Dan meminta cuti seminggu, lumayanlah dari pada tidak sama sekali, kan?

Kriing...

Kebetulan sekali, padahal Hinata berniat pergi mendatangi bosnya itu di kantornya. Tapi siapa sangka, beliau datang sendiri ke tokonya. Baguslah kalau begitu, Hinata tidak perlu buang-buang waktu kesana. Hemat pangkal kaya...

Langsunglah Hinata mendekati sang bos, Hiruzen pun menyadari kehadiran Hinata yang menuju arahnya. Pria paruh baya itu menanti, sampai gadis muda itu berada di jarak yang pas dengannya. Sesampainya Hinata disana, ia tanpa basa-basi langsung mengatakan tujuannya. "Aku akan memberimu waktu dua bulan. " ucap Hiruzen tanpa menunggu gadis itu mengeluarkan suaranya.

Hinata yang tiba-tiba mendapat cuti dua bulan memandangi sang bosnya dengan wajah bingung. "Dua bulan? Bukannya itu terlalu lama... "

"Lebih baik lebih, dari pada kesehatanmu memburuk." sahut Hiruzen kalem. Tidak mempermasalahkan keputusannya memberi gadis itu waktu lebih. Hinata bahkan belum mengatakan soal penyakitnya... "Tuan tahu dari man-" "Namikaze-san. Dia bilang kau punya riwayat ketergantungan dengan obat antidepresan karena insomniamu. Maka dari itu, sebagai bosmu. Aku memberikan waktu penyembuhan selama dua bulan dengan catatan, berhentilah mengkonsumsi obat tersebut. "

Hinata tidak tahu harus mengatakan apa, bos yang kadang-kadang egois ini. Dengan wajah teduh bak seorang ayah yang mengkhawatirkan anak gadisnya.

'Apa aku harus berpura-pura terharu?' batin Hinata bingung mau merespon dengan ekspresi apa.

Tidak ditanggapi oleh lawan bicaranya sedikit membuat Hiruzen kesal, hah... sabar... dia masih anak muda... jangan marah... tenang... tarik nafas... buang perlahan... Dan begitu seterusnya sampai-sampai keberadaan Hinata disana jadi terabaikan.

Mission Accomplished : The Return Of The Captain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang