Happy reading minna 😊
Chapter sebelumnya...
Atensi bulannya melebar. Hinata benar-benar dibuat shock karena,
'Orang yang sedari tadi menemaninya... salah satu dari informan rahasia...'
==============================================
28 tahun yang lalu...
Pelajaran sebenarnya sudah dimulai dari jam tujuh pagi. Namun... untuk murid-murid di Konoha High School, hal itu tidak terjadi kali ini.
Mengapa? Itu karena hari ini adalah Tanabata dan semua orang dipenjuru sekolah tentunya sibuk mempersiapkan segala macam hal. Mulai dari kelas-kelas, eskul, sampai guru juga terlibat dalam persiapan festival.
"Hoaaam ~ hey, Chouza. Kau nanti mau menulis apa dikertas harapan? " celetuk pemuda yang duduk malas dimejanya. Enggan bergabung dengan teman-teman yang sibuk disisi lain. "Yumm~ hidup nyaman dan menjadi seorang ayah yang hebat untuk anakku. " balas pemuda berisi penuh semangat, sepertinya tujuan hidupnya sudah matang sekali.
"Bagaimana denganmu, Inoichi? " lempar Chouza pada pemuda pirang yang tengah sibuk menggunting orang-orangan kertas. "Kurang-lebihnya sama sepertimu. Hidup tenang dan menjalankan toko bunga Yamanaka, lalu menikah dan menjadi ayah. " sahut pemuda bersurai pirang pucat panjang.
Pemuda yang mendengar kedua teman sejawatnya sudah memikirkan tentang masa depan mengerutkan dahinya. "Padahal perjalanan kita masih panjang, kenapa kalian berdua sudah sesiap itu tentang masa depan? " tanyanya balik karena merasa didahului.
Kedua temannya itu malah menatap heran pemuda yang sejak awal mageran. "Bukankah kau sendiri yang dulu memikirkan ingin jadi apa dimasa depan? Kenapa tiba-tiba mengeluh..." timpal Inoichi yang sepenuhnya menatap teman sebelah bangkunya.
Chouza mengangguk setuju, "yang dikatakan Inoichi-kun benar. Bukankah dulu waktu smp, kau bertekad untuk menjadi anggota NSA. Bahkan sampai lupa makan karena terlalu asik mencari berita-berita seputar kasus yang dipecahkan oleh tim mereka. " jelasnya, mengenang masa kecil yang mereka habiskan bersama.
"Kan itu waktu usiaku 6 tahun. Wajar saja sekarang aku tidak begitu tertarik lagi..." balasnya dengan cepat, memalukan jika ada yang mendengar percakapan mereka.
"Shikaku, kau lagi-lagi meragukan yang namanya rasa kagum. Memang sekarang kau tidak lagi merasa tertarik... tapi, saat kau mencoba mencari tahu lagi. Mungkin rasa bosan yang kau rasakan sekarang akan pergi. "
"Memangnya bisa begitu? " celetuk Shikaku tak percaya.
"Semua orang pasti punya masalahnya sendiri, termasuk kau, aku dan Chouza. " yakin Inoichi, baik pada Chouza maupun Shikaku.
'Ya... semoga saja tidak ada kemalangan yang menimpaku setelah mencari lagi arti dari mimpiku. '
=
=
=
=
=
=
Mission Accomplished
=
=
=
=
=
=
Kembali ke masa sekarang, dimana Hinata dan Shikamaru bersiap melakukan perlawanan. Bukan gadis itu yang mulai, dia bahkan tidak melakukan apapun pada Chouji tapi malah dituduh menyanderanya.
Apa lagi Hinata belum menjelaskan maksudnya, "Hei bocah nanas, aku peringatkan sekali lagi. Menyerahlah sekarang sebelum aku membuat tangan dan kakimu lumpuh. " gertak Hinata, mencoba untuk mengulur waktu agar dirinya tidak perlu repot-repot melawan Shikamaru.
Yang diberi peringatan malah semakin bebal, bahkan dengan sombongnya Shikamaru mengabaikan penawaran itu. Dan memilih untuk tidak melarikan diri, "Tidak akan! Lebih baik aku mati dari pada melarikan diri sendirian. " putusnya mutlak, hah~ kesabarannya sedang diuji sekarang. Mau sekejam dan sesadis apapun para musuh yang dilawannya, Hinata tetap memegang prinsip kebenaran.
Meskipun lawan yang dilawannya berusia 14 tahun. Hinata tidak akan menggunakan ilmu bela dirinya pada anak kecil. "Huft~ kau ini masih beranggapan kalau temanmu disandera? " sudahlah! Dia muak berbasa-basi, apa lagi sekarang posisinya sebagai tertuduh. Hinata pusing jika harus berurusan dengan orang yang pikirannya tengah kacau.
"Maksudnya? " lihat... ini yang paling tak disukai Hinata. Bocah ini mempersulit pikirannya sendiri...
"Sana. Datangi temanmu dan jelaskan dengan detail padanya, apa yang sebenarnya terjadi padamu tadi. " kesal bercampur jengkel, Hinata memilih untuk menjauh dari sana dan membiarkan Chouji menghampiri Shikamaru.
***
"Jadi... saat kau mencoba membidik peluru ketapel pada orang itu, tiba-tiba saja dia menghilang dari tempatnya berdiri? "
"Benar. Dan tahu-tahu, kakak itu merebut ketapelku dan mengamankan barang itu. Tapi... Shikamaru-kun, kakak itu hanya mengambil peluru karetnya saja. Tidak dengan ketapelnya. " jelas Chouji sembari memakan snack asin dengan lahap. Sementara di ujung sana, Hinata ogah-ogahan memandang kearah dua bocah itu berbicara.
Sungguh! Dia hanya membuang banyak waktu tertahan dengan bocah-bocah ingusan. Mana dikatai nenek lampir lagi! Akh... seandainya bukan anak seniornya. Sudah Hinata habisi mereka dengan jitakan dikepala. Bikin naik darah saja!
"Tetapi Chouji... kau tidak diapa-apakan, kan? " tanya Shikamaru lagi, memastikan bahwa sahabatnya benar-benar tidak dalam ancaman. Chouji yang mendengar pertanyaan itu malah melempar tatapan aneh pada sahabatnya itu.
"Sejak kapan aku jadi sandera? Kakak itu cuma mengecek apa aku sendirian atau tidak. Makanya saat kau bertanya diwalkie-talkie, kakak itulah yang menjawabnya, tapi malah kau tuduh yang tidak-tidak... " selepas mendengar kebenaran yang terjadi pada Chouji, rasa bersalah seketika mengerumuni hati Shikamaru.
"Huftt~ sepertinya aku harus minta maaf... tapi, apa akan dimaafkan?'
- TBC -
Di sini aku buat Ino-Shika-Cho umurnya 14 tahun... beda 7 tahun sama Hinata, tapi it's okay 😏. Kan pairingnya udah tahu sama siapa, jadi ini sebagai penyedap rasa aja 😘 siapa tahu pada nggak tahu siapa yang jadi lawan main Hinata...
Yap, sampai jumpa dichapter selanjutnya...
Bye-bye 😀👋
LigHt_oRIoN🍀🌿🍃
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission Accomplished : The Return Of The Captain [END]
Misterio / Suspenso{Mystery, romance, comedy, criminalcase, puzzles} ***[Jika menemukan typo, atau ada kata yang kedouble mohon dimengerti. Karena author juga manusia biasa :')]*** ***** Hyuga Hinata, gadis biasa yang kesehariannya bekerja sebagai penjaga kasir di tok...