Chapter X : Fake Family Portrait

262 25 6
                                    


Mission Accomplished : The Return Of The Captain

Chapter X : The Fake Family Potrait

=============================

Atensi coklat terang itu mengabur, meneteskan cairan bening yang tidak pernah absen setiap mengingat kembali peristiwa tersebut.

Berulang kali dirinya mencoba untuk kabur dari sana dan dengan berbagai macam cara sudah di lakukannya. Namun, sebesar apapun harapannya keluar, lagi-lagi kenyatan tidak sesuai.

Sendirian didalam ruangan aneh dengan senjata-senjata tajam, membuatnya sesak. Bukan, tentu bukan itu masalahnya sekarang, yang jadi pertanyaan dari awal kedatangannya hingga berakhir digudang penyimpanan senjata hanya satu.

"Apa yang sebenarnya anda inginkan dari saya? Tuan. " ingatan akan percakapan terakhir itu kembali. Dia bodoh tidak dapat mengartikan pertolongan seseorang dan malah ditipu.

Beruntung dia hanya dikurung, beda lagi jika kedua alat geraknya dikekang paksa. Dirinya pasti akan memberontak, sama sekali tidak peduli bahwa nyawanya bisa kapan saja meregang.

Namun... kali ini dirinya tidak merasa ada yang tinggal disini. Benar! Meskipun dia tidak tahu berapa dalam pria itu membangunnya ruangan ini dibawah tanah, gadis itu yakin matanya tidak salah lihat.

Hanya satu potret foto yang menjadi dasar gadis itu memiliki pemikiran tersebut. Tapi sayangnya dia tidak mengenali wajah dari orang-orang yang menjadi model jepretan kamera. Tiga anak kecil, dan empat orang dewasa. Berfose kaku menatap lensa tanpa memberi senyuman.

Ah! Gadis itu juga ingat betul bagaimana ekspresi kedua pria dewasa dipotret tersebut.

Seperti menyerukan sebuah perperangan. Namun... tidak ada yang menyadarinya dan menganggap bahwa ekspresi itu mewakili karakter keduanya.

Tegas dan kaku.

Beda lagi dengan dua anak kecil yang tertangkap kamera, mereka-- atau hanya anak perempuan saja yang tersenyum kecil. Sementara anak laki-laki, menatap kamera dengan sorot polos tapi wajahnya ditekuk.

Terakhir, wajah wanita dewasa yang menggendong bayi yang menurut prediksinya. Masih berusia 9 minggu, cukup muda dan terlihat sekali wanita dewasa itu menyayangi malaikan mungilnya.

Aneh...

Menurut pandangannya, foto keluarga itu tidak janggal. Malahan terkesan hangat, tapi...

Kreeet... suara dari pintu yang dibuka. Mengejutkan gadis itu dari pikirannya dan lekas menatap sosok pria yang melangkah masuk.
"Bagaimana kabarmu? " kayanya. Berbasa-basi setelah seminggu full tak menunjukan Batang hidungnya pada gadis itu.

"Sama seperti awal kedatanganku kemari. Bukannya anda tahu, seorang wanita tidak bisa dipaksa. Apa lagi menikahi pria yang adalah bosnya sendiri. Saya masih sadar diri untuk tidak mempengaruhi posisi anda, Tuan Hyuga. " sahutnya. Mencoba menahan rasa takut dengan sedikit menyinggung persoalan Cinta.

Sosok itu tahu, "memang. Aku tidak yakin selama seminggu ini kau akan memikirkanku, apa lagi jatuh Cinta. Walau kenyataanya usiaku tidak lagi muda, bukankah wajar seorang pria akhirnya memilih untuk mengakhiri masa lajangnya? Aku pikir, wanita sepertimu pasti pernah ditanyai tentang 'kapan kau akan menikah?, atau dengan siapa kau akan melabuhkan hati." wanita itu masih memperhatikan penampilan sosok itu. Dari ujung kepala sampai kaki.

"Kenapa...?" tanyanya. Mengabaikan perkataan pria itu. Mata coklatnya menatap lurus, tepat kearah mata ungu pucat bercampur putih yang kentara.

Senyum kecil merekah diwajahnya yang tegas, "Apa... sebelum aku membawamu ke bawah, kau melihat figura di depan ruang tamu? "

Wanita itu mengerutkan keningnya, "Maksud tuan apa? " kepalanya malah kembali mendapati rentetan pertanyaan baru. Mengapa pria ini tidak langsung mengatakan apa tujuannya? Kenapa harus berbelit-belit dulu? Sungguh... dia tidak paham dengan jalan pikir bosnya ini.

Pria itu meneliti raut wanita, diam-diam dia tertegun sendiri. "Aku ingin membuat foto keluarga, dan tak ada salahnya menjadikan sosok mu sebagai pelengkapnya."

Hening... pria itu pikir, wanita itu pasti akan mentertawakan pikirannya yang agak kurang dimengerti. Tetapi...

Saat mata kedua bertemu, wajah gadis itu sudah merah. Mata coklatnya melebar, sadar ditatap lama oleh lawan bicara. Wanita itu berbalik, memunggungi pria agar tak melihat wajahnya yang merona malu.
Didetik berikutnya, barulah pria itu sadar. Apa kata-katanya tadi membuat wanita ini tersinggung? Atau malah membuat wanita itu membencinya? Diantara kedua itu, dia tidak mau memilih.

"Tuan masih belum menjawab pertanyaan saya yang pertama. " balas wanita itu setelah memperbaiki suasana.

Sebelum wanita itu menambah pertanyaannya, pria itu memotong lebih dulu. "Bukankah sudah jelas? Atau jangan-jangan... kau lupa janji yang dulu pernah kau buat?. "

Wanita itu berbalik kembali, tapi kali ini jarak keduanya hanya tiga langkah. Astaga! Kapan pria ini mendekat?! Padahal telinganya tidak mendengar langkah pria ini. Dan tahu-tahu sudah sedekat itu,

"Tenten, untuk yang kedua kalinya... apa kau bersedia menjadi istriku? " atensi coklat itu melebar, bersamaan dengan debaran jantungnya yang melaju.

Tunggu! Tunggu! Tunggu dulu?!

Oksigen mendadak menipis, apa lagi saat pria itu makin mengikis jarak diantara mereka. Dan... saat pandangan keduanya terkunci, wajah pria itu mendekat perlahan.

Tubuh dan kepalanya tidak singkron! Mendadak kepanikan menyerangnya. Sontak, buru-buru wanita itu mundur selangkah ke belakang. Mengambil jarak aman agar kejadia tak terduga itu tidak terjadi.

"Tuan, apa maksud anda tentang foto diruang tengah? Bukankah itu foto keluarga anda? Memangnya apa ada yang salah dengan foto itu? " tanya wanita itu -- Tenten mencoba mengorek jawaban.

Pria itu menatapnya sejenak, tanpa menatap kelereng coklat wanita itu pria itu menyahut. "Aku... tidak suka dengan foto itu. Mereka yang ada disana, bukanlah gambaran keluarga yang asli. "

Seketika mendengar tentang itu, Tenten akhirnya paham.

Itu adalah potret keluarga palsu

- TBC -

Nahhh... bagaimana kabar kalian semua? Sehat-sehat, kan? Bagi yang beragama muslim, selamat menunaikan ibadah puasa. Jangan bolong ya~ hehe.

Oke! Chapter depan otw~
LigHt_oRIoN 🌿🍀🍃

Mission Accomplished : The Return Of The Captain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang